77.Ditangkap Ayang!!

969 93 43
                                    

Hari ini hari keempat dimana Zahra & Anin berada di Vila.
Selama itu pula mereka full melakukan aktivitas-aktivitas secara bebas, seperti jalan saat pagi hari, kemudian membeli jajanan pinggir jalan, kemudian seharian full nonton film berdua sambil makan camilan, dan lain sebagainya.

Mereka seakan lupa kalau diluar sana orang-orang sedang kelimpungan mencari keberadaan keduanya.

"Dedek Aninku sayangg, tolong belikan bawang bombay di id* depan, sekalian beli camilan. Nih uangnya, buruan balik & ati-ati dijalan." Pesan Zahra sambil menyerahkan uangnya.

"Siap, komandan" jawab Anin sambil memberikan hormat ala-ala militer.

"Yaudah sono!"

"Siap laksanakan" jawab Anin sambil cengengesan.

Selama beberapa hari ini Anin banyak belajar cara memasak dari Zahra. Sebenarnya Zahra sudah melarang ia melakukannya, harus bedrest katanya. Sudah seperti dokter bukan si Zahra ini. Oh iyaa, dia kan memang keturunan keluarga dokter, wkwk.

***

Sesampainya di id*, Anin segera menyusuri rak yang menyediakan barang yang ingin ia beli.
Mulai dari rak sayuran, rak buah dan terakhir rak camilan.

Namun tiba-tiba tak sengaja ia menubruk seseorang yang menghadap rak dibelakangnya karena ia yang melompat-lompat meraih camilan di rak atas.
Maklum ya gaes, Anin ini memang terlalu tinggi. Untuk ukuran anak SD tapi, hehehe

Brukk...
Beberapa camilan yang diincar Anin terjatuh dari rak tinggi tersebut.

"Awsshhh.." rintih orang dibelakangnya.
Sepertinya Anin tak sengaja menginjak kaki orang tersebut.

"Eh eh maaf, saya tidak sengaja." Ujar Anin sambil menunduk

"Loh Anin?
Kog bisa disini? Ini jauh loh dari RS,
Udah sembuh ya?
Atau kamu emang udah lama keluar dark RS dan sekarang lagi ikut kemah acara anak kepramukaan? Kakak juga mau kesana,ayok bareng Kakak aja biar ga dihukum karena keluar dari arena perkemahan?
Atau kamu lagi laper yaa nin, kog sampai belanja camilan segitu banyaknya" tanya nya beruntun, macam kereta api tut tut tut.

Pertanyaan bertubi dari Anant  membuat Anin meneguk ludah nya kasar.

Darimana ia akan menjawab??!

"Eh anu Kak, itu, apa namanya" jawab nya gugup.

"Hah? Gimana? Ngomong ya jelas coba. Atau duduk dulu yaa, aku beliin minum."

"Mmm eh ga perlu Kak, terima kasih sebelumnya, tapi saya buru-buru,maaf." Jawab Anin dan tergesa pergi.

"Tunggu, jangan coba bohong sama kakak. Saya tau kamu lagi bohong kan?" Selidik ketua OSIS nya itu.

Abis kau nin, mana ga pinter buat alibi lagi si Anin.

"Engg, enggak kog Kak. Tap, tapi itu, aduh apa yaa!"

Lagi-lagi ia gusar!
Kenapaa juga laki-laki itu menyerang nya dengan pertanyaan yang menjebak, huftt..

Lalu tiba-tiba...

"Loh Dekk, kamu disini? Zahra dimana?!!"
Ujar seseorang yang tiba-tiba muncul didepan mereka berdua.

***

Disinilah mereka bertiga berada, didepan sebuah vila yang tak jauh dari letak id* tadi.

Ya, Anin terpaksa mengaku dan menceritakan letak vila yang ia tempati bersama Zahra selama beberapa hari ini.
Bagaimana lagi, mau menghindar pun sudah kepalang basah.

"Biar Kakak aja yang ketuk pintu dan masuk duluan. Anant, Kakak minta tolong jagain Anin, jangan sampai dia kabur. Nanti kita pulang bareng-bareng aja" jelasnya sebelum menangkap Zahra.

"Iya kak" jawab Anant.

"Ishhh, aku ga akan kabur kog Kak." Ujar Zahra menahan kesal.

"Heh, ini aja kamu masih di masa-masa kabur kog bilang ga akan kabur. Kakak harus mengantisipasi dong kalau² nanti ada kabur susulan. Ya kan nant?" Sewot Reyhan.

"Iya Kak,benar." Jawab Anant.

"Ishh, bahkan aku kan gatau ini dimanaa. Gimana mau kabur coba." Ngeyel Anin.

"Oh iyaa kakak lupa kalau kamu kaburnya ikut-ikutan. Besok lagi jangan mau kalau diajak orang kabur, masih bocil jugaa kalau diculik orang gimana?" Jawab Reyhan lagi.

"Tapi kabur enak tau kakk, kayak ada mainstream*nya gituu,, menguji adrenalin hehehe" ngeyel Anin untuk kesekian kalinya.

"Mau uji adrenalin? Besok datang telat aja ke sekolah,nanti kakak hukum"

Anin kicep,jika paduka Anant sudah mengeluarkan suaranya.

***

Tok tok tok....

Tok tok tokk....

Tok tok tokkk....

"Masuk langsung aja dekk nin!!!" Teriak Zahra.

Tok tok tokk...

Tok tok tokkk...

Tok tok tokkkk....

"Sebentaarrr" teriak Zahra,dimana akhirnya ia mengalah untuk membukakan pintu sambil mengomel.

"Bar-bar bangetttt yg ngetuk pintu" omelnya.

"Ish Anin, dibilangin langsung aja ma, " ucapannya terhenti melihat siapa yang berada di depannya.

Jantungnya berdetak lebih kencang!

"Arghh, kog bisa Reyhan menemukannya?!!" Teriaknya dalam hati.

Kabur!
Ia harus kabur lagi lewat jendela!!

Ia segera berbalik!
Namun naas, saat berbalik, dan hendak berlari kepalanya terpentok pintu, hidung mancungnya itupun berciuman dengan pintu kayu yang keras.

Duaghh,,

"Masih mau kabur?"

Suara itu,membuat nyalinya menciut.
Tapi aneh, kenapa rasanya ruangan vila ini berputar!

"Ehehe, Reyhan... Ayok sini masuk. Anin juga itu temennya diajak masuk. Aku lagi masak tadi Rey, makannya buru-buru balik karena kompor masih nyala." Alibinya tepat sekali bukan??!!!

"Hmm, pinter banget kamu bikin alesan!" Sindir Reyhan.

"ihhh benerannn!" Kekehnya.

"Astaghfirullah raa,hidungmu berdarah!" Teriak Reyhan terkejud.

Mimisan??
Darah?!!
Kuusap hidungku dengan telapak tangan.
Dan well ternyata benar, aku mimisan.
Pasti karena kepentok pintu tadi,hufttt.

Udah jatoh, ketimpa tangga!
Udah ketangkep, hidung pake mimisan pulakk!!

****
Up nih!!!
Maap jarang up, sok sibuk bgttt wkwkwk
Tapi emang tugas lagi banyak-banyak nyaa guysss, maap kalian nunguu lama.

Dan yg komen dikitt,jadi maless mau up!! Padahal yg liat & kasih bintang lumayan bnykk, huftttt :)

Zahra Khumaira Al Farisi (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang