***
2 hari setelahnya masih sama, tidak ada hal spesial yang bisa dilakukan oleh Zahra maupun Anin, teman sekamarnya yang kini sudah Zahra anggap sebagai adiknya sendiri.
Hal spesial seperti kabur misalnya.Flashback on.
"Aku mau makan, asalkan yang jadi dokterku selama dirawat Reyhan, uhukkk uhukkkk. Bukan om Burhan, Ayah, Kak Rizal, ataupun Kak Reza, uhukkk uhukkk." Tawar Zahra."Emangnya kenapa kalau Om yang rawat hmm?" Tanya Om Burhan.
"Yaa..yaa pokoknya aku gamau, uhukkk uhukkkk. Lagipula pasien VIP kan boleh memilih dokter yang merawatnya,iya kan kek?" Zahra berusaha mencari pembenaran dari sang Kakek. Sebenernya ia tidak tahu-menahu tentang sistem di RS wkwk,ia hanya pernah mendengar sekilas saja saat menjenguk temannya.
"Turuti sajaa kemauannya, daripada ia tidak mau makan & akan memperparah kondisinya." Jelas Kakek"Yess,, sayangggg kakekk" ucap Zahra sambil tersenyum² gajelas.
"Kamu jangan nurut² sama bocil satu ini Rey," ucap Kak Reza menggoda.
"Kak Rezaaa,ihhh" Ucapku memelototi nya.
"Okay, sekarang karena aku doktermu jadi kamu harus nurut sama yang aku bilang. Ayok makan dulu buburnya,aku suapin." Jelas Reyhan.
"Kog bubur sihh reyy! Aku mau nasi goreng" jawab Zahra.
"Orang kalo lagi batuk tuh gaboleh makan goreng-gorengan, yang berminyak-minyak harus dihindari biar dahaknya ga makin parah. Lah kamu malah mau makan nasi goreng, bisa-bisa batuknya ga sembuh-sembuh. Emang kamu mau dirawat di RS ini terus? Ya gpp sih,ini RS punyamu jugaa, jadi kamu pasti betah² ajaa. Yaudah sekarang kamu makan aku suapi, habis itu minumnya air anget biar dahaknya ga membandel di tenggorokan, daann setelah itu minum obat, istirahat." Jelas Reyhan panjang lebar.
"Huaaaaaaa,,,, Reyhan kog jadi cerewet sihhh kalo jadi dokter!!!!! Uhukkk uhukkkkk,, Gamauu jadi pasiennya Reyhannnn!!!
Mau kabur ajaaaa!!!!! Uhukkkk uhukkkkk" teriak Zahra frustasi.Sontak orang-orang di ruangan itu tertawa.
Flashback off.***
"Dek An, gimana keadaanmu?" Tanya Zahra pada Anin.
"Anin udah baikan kog Kak, udah engga demam, engga pusing, engga mual jugaa. Tapi kata Kak Dokter belum boleh pulang, padahal Anin udah bosen bangetttt." Jelasnya sambil cemberut.
Ya, Anin sudah akrab dengan Zahra. Bahkan sangattt akrab. Mereka banyak bercerita tentang kehidupan masing-masing. Sudah seperti selayaknya kakak-adik kandung.
"Oh gituu,,
Terus kamu pengen ngelakuin hal apa gitu ga?" Tanya Zahra."Mmm... Anin pengen sekolah aja sih Kak, masa murid baru udah langsung izin beerrrhari-hari, kan ga lucu hehehe" jelas nya.
"Kalau kakak pengen nya kabur sih, mau ikut gak?" Ujat Zahra santuyyy.
"Hah???" Tanya Anin sambil melotot.
"Gausah melotot gitu juga kaliii, santay ajaa. Mau ikut ga kamu?" Tanya Zahra masih dengan wajah santuyyy, padahal di otaknya sudah banyak rencana yang ingin ia realisasi kan.
Anin bimbang!!
"Kakak ga maksaaa loh yaaa!! Kalau kamu ingin ajaa, soalnya yaa pasti ada konsekuensinya. Bahkan kalau kamu tetap disini punn konsekuensinya tetep adaa, yaitu jadi tawanannya Kak Reza. Apalagi kalau aku udah berhasil kabur, pasti double bangetttt orang-orang ngejaga biar kamu ga ikut² kabur kayak kakak."
Anin tampak berfikir keras.
Cukup lama, hingga kemudian ia berucap.
"Tapi kan Kak,kita masih diinfus? Gimana lepasnya?" Tanyanya ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra Khumaira Al Farisi (lanjutan)
Ficção GeralCerita "Zahra Khumaira Al Farisi" aku lanjut pakai akun baruku ini yaaa, soalnya akun lamaku lupa sandi. Bagi pembaca baru, silahkan chek cerita ini di akun lamaku @klaranuraini. . . . . . . . . KEPO? Kuy, baca!! Jangan lupa Vote & Komen!!