82. Yeyyy Zahra punya Adek

784 65 18
                                    

Zahra POV.

"Reyyy mau pulaangg" ujarku sambil merajuk. Apalagi melihat Reyhan sedang menyiapkan obat untukku.

"Iyaa," ujarnya kalem.

"Ishhh mau pulang sekarang" rengekku.

"Iyaa" jawabnya lagi

"ihhh reyhann kog iya iyaa terus sihh?!!" Ujarku ketus

"Lah, nanti kalau dijawab gaboleh kamu marahh" jawabnya selloww

"ihh yaudah ayokkk sekaranggg pulangg" rengekku lagi

"Siap. Tapi minum dulu obatnya. Ini udah dipotong jadi 4"

"Gamaukkkk, udah sembuh kog masih minum obat sihh!!!"

"Biar pulih sayangggku, apalagi tadi abis minum es, mau bapil lagi? Terus opname lagi?" Bujuk Reyhan membuatku blusshing!

"Tapi gasukaa,paitt" ujarku sambil menutup mulut dengan tangan.

"Tau kenapa obat pahit? Soalnya manisnya kamu habiskan" goda Reyhan membuatku makin blushing.

"Reyhannn,, gomballl nya recehhh bangettt" aku tertawa malu, menutupi wajahku dengan tangan. Ishh ini pipi gabisa dikondisikan banget blusshing nya!

"Ciyee pipi bakpaw nya merahh" godanya lagii.

"Auk ah sebell sama Reyhan!" Ucapku diketawakan oleh Reyhan.

Hahahaha...
Tiba-tiba aku teringat adekku, Anin!
Whattt,, dimana dia?

"ASTAGHFIRULLAHALADZIIM,,, kog baru inget sih!! Si Anin kemana Reyy??!!" Ujarku shock! Takut Anin dianiaya kakakku, Reza!

"Stttt,, tenang... Anin lagi sama kakakmu, Reza." Jawab Reyhan santuyy.

"Hah!! Kasian Anin!!!
Anterin ke ruangan Anin, plisss" pintaku.

"Minum obatnya dulu" ucap Reyhan sambil menyodorkam obat yang susah dipotek padaku.
Terpaksa aku menerima dan mencoba menelannya!

"Arghhh pahitt!!!!!" Rengekku lagi dan lagi

"Minum dulu, trus makan buahnya biar ga pahit lagi" tawarnya.

"Ishh buahnya nanti lagi ajaa, kelamaan, kasian Anin!" Kesalku

"Anin loh baik² aja, sama Reza pulakk,aman" kekehnya sambil bersiap menyuapiku buah dengan garpu.

"Justruu karena sama Kak Rezaa aku khawatirr, udah yukk buruan" bujukku.

"Ayo Aaa,," ujarnya menyodorkan garpu berisi  sepotong apel

"Kenyang, nanti aku makan deh buahnya,benerann" bujukku lagi dan lagi.

"Yaudah." Ia mengalah. Membereskan kotak² bekal makanan dan minuman lantas beranjak.

"Ayokk Reyy buruann" ujarku tak sabaran.

"Iyaa,pelan-pelan ajaa, gaperlu lari-lari gituu" cegahnya saat aku mulai berlari.

_____________

Sesampainya di Ruangan Kak Reza.

Tok tok tokkk...
"Assalamualaikum," Ujarku bersamaan dengan Reyhan.

"Waalaikumussalam, masukk." Jawab Kak Reza membuatku bergegas masuk.

"Aninnnn,,dekkkk!!
Kamu gpp kan? Kak Reza ga nganiaya kamu kan??" Tanyaku sambil menuju bankar Anin dan langsung memeluknya

"Anin engg...enggak papa kog Kak" Jawab Anin terbata.

"Tapi kamu kelihatan abis nangis, beneran ga kenapa²?" Tanyaku penuh selidik

"Kamu nanyeakk? Kamu bertanya-tanya???" Jawab Kak Reza sewot.

"Apasih, Zahra ga nanyak ke kakak yaa!"

"Disini kakak dokternya, jadi kakak ga akan nganiaya Anin!" Lanjut Kak Reza.

"Zahraa bicaranya yang sopan sama yang lebih tua." Peringatan dari Reyhan

"Emang Kak Reza udah tua sih, jomblo pula" Ucapanku tersebut sontak membuatku mendapatkan sentilan di dahi dari kak Reza.

Takk...
"Ishh sakitt" keluhku sambil mengelus bekas sentilannya. Laku hendak membalas balik.

"Ga baik ngata-ngatain kakaknya!" Ucap Reyhan nyebelin.

"Iyaa maaf deh maaf.
Eh Dek Anin, pulang yuk, istirahat dikamar kakak!" Ucapku pada Anin.

"Eitss, siapa yang izinkan kalian pulang? Disini kita dokternya" sewot Kak Reza

"Nyenyenye, kita loh juga berhak memutuskan, soalnya kita yang menjalankan." Ngeyelku.

"Boleh pulang dengan syarat!" Tegas Kak Reza.

"Dih,ogah kalo aneh² syaratnya"

"Yaudah gausah pulang."

"Kabur lagi yuk dek," ujar Zahra pada Anin

"Zahra Khumaira Al Farisi," ucap Reyhan memperingati.

"Hehehe, becandaa ayangnya akuuhh. Lagian kan kamu udah izinin aku pulangg, jadi gaperlu kabur. Nah, nanti kita bawa Dek Anin sekalian yaa" jelasku ngawur.

"Kapan aku bilang kamu boleh pulang?"

"Lah itu tadi barusan, yakann.. denger kan.. Dek Anin dan Kak Reza saksinya." Ngeyelku lagi dan lagi, membuat Reyhan menggelengkan kepala frustasi.

Zahra POV end.
____________

Setelah melewati perdebatan panjang, akhirnya sampailah Zahra dan Anin dikanar Zahra. Dengan berbagai syarat yang tidak digubris oleh keduanya, karena yang penting bisa  kembali kerumah dan tidur dengan nyaman dikamar.

"Masuk dek, kakak kemas² dulu. Kamu langsung istirahat aja, tifus gaboleh kecapean." Ujar Zahra menyuruh Anin masuk ke kamarnya.

"Siap Kak Chef Dokter Zahra." Goda Anin

Zahra melotot mendengarnya!

"HEHH apa katamu tadi? Ralat ga? Geli dengernya,,"

"Ehehe, becandaa kakk,piss" ucap Anin sambil menunjukkan 2 jarinya.

Zahra tersenyum dan mengacak jilbab Anin sebentar. Lantas berlalu ke kamar mandi.

Tak lama setelah itu, Anin termenung memikirkan dimana kakanya, Kak Ardi. Apa dia tidak mengkhawatirkan Adik manisnya ini? Hufttt...

Matanya pun mulai berkaca-kaca...

"Dimana kak Ardi? Apa Kak Ardi ga khawatir sama Anin? Hikss,,," ujar Anin dalam hati.

Tidak bisa ia pungkiri bahwa keluarga ini baikk sekalii, walaupun sering membuatnya takut sih,hehe. Kak Zahra juga kakak idamannya bangettt,,, paling bisa ngertiin perasaannya. Tapiii arghhh,, ssjujurnyaa ia ingin pulangg!!

Dan overthingking pun dimulai...

"Hikss,, hiksss hikssssss" Fikiran Anin makin kemana², ia benar² melloww.

Zahra yang mendengar isak tangis seseorang pun keluar dari kanar mandi, sekalian ingin mengambil bathrobe nya untuk mandi.

"Eh eh,kog nangisss sihh dekkk,, aduh sini² Kak Zahra pelukk,, cupp cupp cuppp.... tenang yaa, sini cerita sama kakakk,, kenapaa hmm?" Ucap Zahra terkejud melihat Anin menangis.

"A... Anin...hiksss.... Kak Ardi...dimana kak? Hiksss.... ap...apa kak Ardi ga sayang lagi sama Anin? Huaaa,,hikss hikss" Ujarnya dengan tangis semakin keras.

"Cup cup cuppp,, jangan overthinking gituu,, Kak Ardi itu saayanggg bangett sama Anin,, mungkin dia lagi ada urusan yang bener² urgent, jadi belum bisa kesiniii,,, Nanti kita telfon Kak Ardi, kamu hafal kan nomornya?" Bujukku menenangkannya.

Anin menggangguk.

"Okay sip, nanti kita telfon. Sekarang kita berkemas dulu, mandi, bersih²,  terus turun dan persiapan shalat jama'ah dimusholla bawah, okay?"

Lagi² Anin mengangguk sambil masih sedikit terisak.

_ _ _ _ _ _
Hehehe, balik nih author!
Maapin kemageran hakiki ini wkkk,,
Double Up MAU ga???

Jangan lupa Vote&Coment♡

Zahra Khumaira Al Farisi (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang