86. Seblak Ceker Full Toping

694 60 12
                                    

Notifikasi terbaru...
Zahra calling...

"Reyy,, Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Iya Ra ada di apa? Tumben nelfon langsung, biasanya chat dulu" jawab Reyhan.

"Aku lagi sakit loh, kamu kesini gih bawain seblak" ujar Zahra to the poin.

"Hah?kamu sakit lagi? sakit apaa sayangku inii hmm?" Godanya.

"Badanku gatal², kena ulet. Trus aku pengen makan seblak, beliin yaa, yang di deket RS beuhh endul bwangett seblaknyaa"

"Kog bisa kena ulet?kamu kabur lagi terus kena ulet disemak-semak gitu kah?"

"Ishh suudzon nyaa,, nanti deh aku ceritain, tapi kesini duluu beliin seblak."

"Yang lain yaa, salad buah gimana?lebih sehat, atau salad sayur?"

"Emoh Rey, ndak doyan. Mau seblakk titik!"

"Gaboleh sayangku, nanti perutnya..."

"Assalamualaikum, tut tut tut"

Panggilan selesai.

"Hmm, waalaikumussalam. Ngambek lagi kamu Raa, hedehh, bawain apa yaa enaknya" Ucap Reyhan dengan frustasi. Ia sedang berfikir menu sehat yang disukai Zahra, tapi sepertinya tidak ada. Zahra kan sukanyaa makan seblak, cimol, bakso aci dan makanan tidak sehat lainnya?
Kalau kalian suka nya apa readers?

***
Ruangan Kak Ardi.

"Hiks, hikss hiksss, Kak Ardii kog bisa sakit kayak gini sih? Katanya Anin harus jaga kesehatan, tapi kakak sendiri lalai kayak gini, hikss" ucap Anin. Sebenarnya ini bagian dari rencana, tapi ia benar-benar tulus menghawatirkan sang kakak, bahkan air matanya juga bukan palsu tapi beneran dia nangesss.

"Eh dek, kog kog kamu bisa disiniii. Cup cup cupp jangan nangis yaa, kakak gpp kog, beneran deh, ini tuh biar fit aja tadi tuh kata Rezaa, jadi diinfus kayak ginii. Beneran deh, kalau kamu ga percayaa inii kakak cabut ya infusnyaa, dan liat pasti kakak tetep gpp!" Ardi mulai beraksi, sekalian kesempatan kan mumpung ga ada dokter² dikamar, wkwkwk. Batinnya tertawa jahat.

Ceklekk...
"Jangan coba-coba dilepas sebelum habis!" Kak Rizal memasuki ruangan.

"Eh kog, kog ada Kak Rizal... ehehehee kapan dateng Kak?" Ucap Ardi gugup.

"Barusan. Kamu sakit apa, hmm?"

"Gpp kog kak,ini tadi si Reza tuh yang maksa, katanya biar fit." Alibinya lagi.

"Oh gitu ya, coba saya liat cairan infusnya, sekalian saya periksa keadaanmu" ucap Rizal santuy.
Tapi tidak santuy bagi Ardi.

"Eh Kak, gausah. Gausah repot-repot, iyaa gausah repot-repot." Elaknya.

"Kak Rizal periksa aja Kak Ardi, tolong ya Kak. Anin khawatir,kayak pucet gitu hikss hikss" bujuk Anin.

"Cup cup cup, Kakak gapapaa dekk,beneran. Udah yaa jangan nangis teruss" ucap Ardi.

"Tenangg aja, ini ga merepotkan sama sekali." Ucap Rizal.

"Auwhh, sakit Kak, jangan diteken" teriak Ardi saat bagian lambungnya diperiksa Rizal.

"Terus-terusin aja ngopi sama ga makan nya, biar makin parah asam lambungmu Ar."

"Eh, ehehee, sering lupa Kak, jadi telat makan nyaa" Ucap Ardi.

"Tuh kannn Kak Ardi bohong, hikss hiksss... padahal Kak Ardi sering bilang kalau berkata harus jujur, hikss hiksss nanti dosaa kalo bohong" Ucap Anin.

"Cup cup, sinii adeknya kakakk,, dengerin kakak, kakak gapapaa okayy, inimah biasaaa, tenanggg ajaa yaa,, jangan nangis lagi nanti hidungnya tersumbat trus jadi sesek loh buat nafas" bujuk Ardi agar Anin berhenti menangis.

Ceklekkk...

"Hallo pasien! Sudah waktunya makan siang!" Ucap Reza.

"Eh ada Kak Rizal sama Anin, ngapain kesini?" Begayaan kali si Reza, padahal dialah dalang dari semua ini.

"Pasienmu katanya baik² aja, tapi perutnya diteken dikit aja udah teriak kesakitan." Goda Rizal.

"Kak Rizal, aku beneran gapapa kog. Cuman butuh istirahat,yakan Za" Ardi mencoba mencari pembela agar si adik tidak menangis lagi. Matanya sudah kedip² minta bantuan.

"Dih, kamu loh lagi,,," ucapannya terpotong karena Ardi terus-menerus menatapnya dengan mengiba

"Maksudnya kamu tuh emang gapapaa, tapi emang lagi agak bermasalah aja lambungmuu, jadiii ini aku bikinin bubur, makan yaa, ini minum dulu obat maagh nya. Nanti minum air anget dulu yaa, trus minum obat lagi jugaa setelah makan. Rehat bentar abis itu tidur lagi aja biar segera pulih." Jelas Reza dengan semyuman smrik mengejek.
Karena ia tau kalau Ardi tidak akan menang melawan adiknya, Anin.
Ardi memberikan tatapan permusuhan pada Reza.

"Siniin Kak dokter biar Anin aja yang suapin kak Ardi." Pinta Anin.

"Abissss guee" Batin Ardi.

***

"Makasih mbak" Ucap Zahra pada mbak² yang mengantarkan pesanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Makasih mbak" Ucap Zahra pada mbak² yang mengantarkan pesanannya.

"Beuhhhh bener-bener emang paling mantebb nyeblak siang-siang beginii..." Ucap Zahra sambil mulai berdoa lalu menikmati sebelak pesanannya.

Seblak Ceker Full Toping, level 1.

Kalian gaboleh ngiler yaa Readers!
Kalau ngiler silahkan beli sendiriii wkwkwk.

***
Sedangkan dirumah Zahra,

Reyhan yang berkunjung dan tak menemukan keberadaan Zahra mulai khawatir! Ia menceritakan obrolamnya sengan Zahra 1 jam yang lalu. Kemudian Hanun berucap:

"Tadi Zahra bilang kalau mau istirahat, trus aku dkminta keluar biar aku juga istirahat. Ternyata itu alibinya?" Ucap Kak Hanun

"Iya. Kita harus segera mencari Zahra sebelum ia menikmati makanan incarannya. Kita pencar ya Rey." Ucap Rizal.

KIRA² ZAHRA KETEMUNYA PAS UDAH SELESAI MAKAN SEBLAK ATAU SEBELUM BERHASIL MAKAN SEBLAK YAK READERS???!!

***
Up dikit nih gais mumpung malam ahad. Aku yakin sih kalian ga lagi kencan, wkwkwk...
Jangan lupa vote & comment!

Zahra Khumaira Al Farisi (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang