...."Uhukkk...uhukkk"
Sejak semalam tenggorokan ku terasa gatal.
Tapi memang baru pagi ini aku terbatuk-batuk.Aku harus gimanaaa?!!
Andai semalam aku menuruti ucapan Reyhan untuk meminum obat yang ia belikan di apotek, pasti tidak begini.Jika kalian bertanya apakah aku menyesal sudah menikmati 2 bungkus Aromanis & 2 potong es krim goreng maka jawabannya adalah tidakk!! Hehehe
Jarang-jarang ada kesempatan kayak semalem,atau bahkan tak pernah ada kesempatan hahaha...
Jadi yaa resikonya harus kutanggung."Gimanaa caranya bisa menyembunyikan batuk-batuk kayak gini?
Klo pas dimeja makan aku terbatuk,bisa abiss. Klo kabur dijam segini ga memungkinkan jugaa.
Klo minum obat dari Reyhan semalem emsng bisa sekali minum langsung sembuh? Aku juga belum makan, gaboleh kan minum obat sebelum makan?"Aku terus bermonolog dengan diriku sendiri.
Berbagai rencana sudah kususun, tapi tidak ada yang tepat.
Padahal keadaan saat ini sudah darurat."Uhukk...uhukkk..."
Tenggorokanku rasanyaaa sangat kering dan gatal :(
Duh, kenapa hidungku jadi barair gini sih.
Segera aku mengambil tisu untuk mengelap ingusku,ehehe..."Ha.. hatchimmm"
......
Memanggil Reyhan(tuu)...
"Reyhaaannnnn...
Uhukk uhukkk gimanaaa iniiii,
aku bapil.""Assalamualaikum Raa"
"Wa...uhuk...
waalaikumussalam""Kenapa hmm?"
"Tenggorokanku gatal,
hidungku juga tersumbat Rey,
dan agak pusing,
uhukk uhukkk""Obatnya semalem kamu minum kan?"
"Ehehe... Lupa"
"Lupa, apa sengaja nglupain?"
"Dua-duanya deh,hehe"
"Hmm... Trus maumu gimana?
Mau beli aromanis sama es lagi?""Mauuu....kamu mau beliin?"
Kulihat Reyhan nampak frustasi dengan jawabanku.
Lah,aku kan jujur.
Aku emang mau klo dibeliin aromanis dan es goreng lagi, karena udah terlanjur bapil, jadi sekalian aja yakan Readers??
Ia malah menggeleng-gelengkan kepalanya."Kamu turun dulu Raa, sarapan, abis itu minum obat semalem"
"Gamauuuuu"
Tolakku mentah-mentah.
Reyhan ini kenapa malah menjerumuskan ku ke kandang singa!"Raa... Pengen sembuh kan?"
"Pengen, tapi ga pengen turun."
"Oh iya pusing ya kamu, yaudah aku telfonin Reza aja yaa...biar dia gendong kamu atau ambilin kamu makan."
"Gamauuuuu!!
Jangan telfon siapa-siapa!!
Karena aku udah ada ide""Ide apaaa? Astaghfirullah raa...
Kamu jangan macem-macem!
Duduk disitu ajaa aku telfon Reza!""Awas ya Rey kalo kamu telfon oranglain!!
Aku marah sama kamu!!""Yaudah aku jemput kamu kerumah. Kamu siap-siap. Pakai sweater atau jaket."
"Yeyyy .... Gitu dong!!
Makasih kesayangan.""Tapi janji yaa,nanti harus makan dan minum obat!"
"Ay ay... Siap Captain!!"
Terbaik emang ini calon suamikk wkwkwk.
.....
Aku segera bergegas,
Memakai jaket dan membawa keperluan seperlunya."Uhukk...uhukkk..."
Sulit sekali mengkondisikan tenggorokan ku yg terasa kering dan gatal ini.
Aku bisa saja terbatuk sewaktu-waktu,
Jangan sampaii ada orang rumah yang dengarr...Tap...
Tapp...
Tappp...Aku mengendap-endap saat turun dari tangga,
Terus berupaya menahan agar batuk tak sampai lolos keluar dan terdengar,
Berkali-kali aku menarik nafas untuk menetralisir rasa gatal di tenggorokanku.Lalu,
Saat hendak meraih gagang pintu,
Aku tertarik kebelakang."Siapa iniiiii???" Teriakku dalam hati.
"Mau kemana kamu Raa."
"Eh Bun.. Bundaa..."
Hufttt....
Alhamdulillah Bundaa..."Ini masih jam 05.30 loh... kamu ga nglindur kan?" Tanya bunda padaku
"Engg... enggak kog Bund. Aku mau diajak Reyhan keluar... Ukh"
Lagi-lagi aku berusaha keras menahan agar batuk tak lolos keluar.
"Sepagi ini? Kamu becandaa?"
Aku meringis melihat bunda yang tak mempercayai ucapanku.
"Terus kenapa wajahmu merah gitu? Kamu sakit? Sini coba Bunda cek"
Wajahku memerah karena kupaksakan menahan batuk.
Tapi Bunda malah mendekat.
Reflek, aku mundur menjauh."Eng..enggak kog Bund.
Zahra sehat-sehat begini kog dibilang sakit.
Ini wajah merah kayaknya karena salting mau diajak Reyhan keluar... Iya gitu Bund""Ada-ada aja kamu ini. Tapi beneran kamu gapapa Raa?"
"I'm fine Bundaaku sayanggg"
Aku memberikan senyum teerrmaniss agar bunda percaya!
Dan ya, bunda percaya!!"Apa ini kog fine-fine?"
Ucap kak Rizal yang tiba-tiba mau masuk kerumah. Sepertinya ia habis joging."Gapapa kog Kak." Jawabku sesegera mungkin.
"Itu adekmu, wajahnya kayak merah gituu.. Bunda takut kenapa-kenapa."
Kenapa bunda malah menjelaskan keadaanku pada kak Rizal?!!
Ngalamat iniii..."Sini coba Kakak lihat! Buka maskermu Ra"
"Eh, apaan sih Kak. Aku buru-buru, mau dijemput Reyhan. Dadahh"
Aku langsung pergi dong!
Namun tak semudah itu, karena Kak Rizal sepertinya udah mencium aroma-aroma keanehan dariku."Eitsss... Tunggu bentar" Kak Rizal menarik tangan kiriku.
Abis kau Raa!!.......
Hihihi...
Author Comeback!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra Khumaira Al Farisi (lanjutan)
Fiksi UmumCerita "Zahra Khumaira Al Farisi" aku lanjut pakai akun baruku ini yaaa, soalnya akun lamaku lupa sandi. Bagi pembaca baru, silahkan chek cerita ini di akun lamaku @klaranuraini. . . . . . . . . KEPO? Kuy, baca!! Jangan lupa Vote & Komen!!