Sesampai disekolah, Yaya langsung bergegas menuju kelasnya yang terletak tak jauh dari gerbang sekolah.
X - MIPA 2
Disini lah kelas Yaya berada. Yaya duduk di kursi nomor 2 dari depan, bersama teman barunya yang bernama Clarissa Alifia yang kerap di panggil Rissa.
"Hai!" sapa Rissa ketika Yaya meletakkan tas nya di meja kemudian tersenyum menanggapi sapaan Rissa.
"Dateng pagi banget Sa?" Yaya.
"Iya soalnya gue bareng si Rafqi, Papa ga bisa antar, ada meeting mendadak," jawab Rissa sambil menunjuk Rafqi menggunakan dagunya.
"Lo sama Rafqi saudaraan?" Yaya penasaran.
"Bukan! gue tetangganya." Bukan Rissa yang menjawab melainkan Rafqi.
Yaya berbalik kemudian mengulurkan tangannya kepada Rafqi, "hai Rafqi, salam kenal! gua Nafisha Ayunidya Rivandra biasa di panggil Yaya."
"Gua Rafqi, Chairil Rafqi Alfarezel." jawab Rafqi membalas uluran tangan Yaya.
"Udah woy bukan muhrim." Pisah seorang yang tak lain dan tak bukan adalah Rissa.
"Ya, gua belum sarapan! Kita kekantin yuk?" ajak Rissa yang langsung menarik tangan Yaya tanpa menunggu persetujuannya.
Bukkk
"Aduh," rintih Yaya pelan.
"Kamvret! matanya kemana anjir!" umpat seorang pria karena Yaya tak sengaja menabraknya.
"Em- maaf, gue gak sengaja," ujar Yaya sambil menunduk.
"Cih! Kalau jalan pakai mata!" seru seseorang tersebut. "dahlah... sana lo pergi!" lanjutnya lagi sambil berlalu meninggalkan Yaya yang masih menunduk.
"WOYY COWO SETRES, JALAN TUH PAKAI KAKI BUKAN PAKAI MATA, GOBLOK KOK DI PELIHARA," teriak Rissa dengan wajah kesalnya.
"Uda biarin aja." Yaya menenangkan Rissa.
Kring kring kring
Bel masuk berbunyi, Yaya dan Rissa tidak jadi ke kantin, nafsu mereka tiba-tiba hilang setelah bertemu cowo setres di koridor tadi.
Semua siswa-siswi baru SMA Taruna Bangsa berlarian menuju aula untuk melaksanakan apel.
"Assalamualaikum warahmatullahi anak-anak semua," ucap Pak Bahri selaku kepala sekolah SMA Taruna Bangsa.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi," jawab siswa-siswi dan guru-guru serentak.
"Selamat datang kami ucapkan kepada kalian semua siswa-siswi baru di SMA Taruna Bangsa ini. Semoga SMA ini dapat menjadi ajang kalian semua menjadi anak yang sukses dan membanggakan. Karena kalian telah menyelesaikan MOS pekan lalu, sekarang kalian resmi menjadi anggota SMA Taruna Bangsa, tepuk tangan untuk kita semua."
Prok prok prok
Kemudian pak Bahri membacakan tata tertib SMA Taruna Bangsa. Salah satunya adalah siswa-siswi wajib memiliki minimal satu bidang ekstrakurikuler.
Setelah apel selesai semua siswa-siswi pun kembali ke kelas mereka masing-masing.
Dikelas
Beberapa menit setelah apel di bubarkan, seorang guru perempuan masuk ke kelas X - MIPA 2.
"Assalamualaikum anak-anak," sapanya dan langsung di balas oleh semua penghuni kelas.
"Sebelumnya perkenalkan nama saya Wulandari panggil saja saya Bu Wulan, saya disini adalah guru matematika dan saya diamanahkan sebagai wali kelas kalian semua," ucap Bu Wulan memperkenalkan diri.
"Baiklah!... karena ini hari pertama kalian sekolah setelah melakukan serangkaian kegiatan MOS, jadi hari ini hanya perkenalan dan pembuatan struktur organisasi saja," jelas Bu Wulan.
"Silahkan kalian tentukan sendiri kandidat sebagai ketua kelas, wakil, sekretaris, dan bendahara. Ibu tinggal ya? jangan berisik!" lanjut bu Wulan.
"Oh ya... untuk ekstrakulikuler nya kalian bisa langsung daftar ke ketua masing-masing bidang. Daftar ketuanya sudah ditempel di papan pengumuman." Bu Wulan mengingatkan semua penghuni kelas.
"Baik buk," jawab penghuni kelas kompak.
Setelah Bu Wulan tidak terlihat lagi, semua penghuni kelas X-Mipa 2 sibuk menanyakan nama satu sama lain. Merasa tidak penting, Yaya memutuskan untuk tetap duduk, kemudian menempelkan wajahnya di atas meja.
Yaya tidak minat untuk mengajak berkenalan, kecuali jika ada yang memulai berkenalan dengan Yaya. Baginya Rissa dan Rafqi sudah cukup, toh dengan berjalannya waktu dia akan kenal mereka dengan sendirinya.
Jika kalian tanya kenapa Rissa dan Yaya sudah saling kenal, itu karena Rissa adalah teman Yaya sewaktu MOS, jadi mereka sudah akrab seperti sudah kenal lama.
Tiba-tiba seseorang menendang mejanya, "lo yang nabrak gue tadi kan?" Yaya berdecak sebal, "iya kenapa? mau balas dendam?" Yaya menatap pria itu tajam.
"Slow aja dung ga usah ngegas, cantik lo nanti hilang!" jawabnya dengan senyum manis.
Manis banget senyumnya, ga kuat adik bang!
teriak Yaya dalam hati.Pria tersebut memberikan uluran tangannya bermaksud memperkenalkan diri,
"Gua Kenzo Clarence Fabian," lanjutnya.Yaya membalas uluran tangan Kenzo, "Gua Nafisha Ayunidya Rivandra, panggil aja Yaya."
"Sorry soal tadi... gua kebawa emosi," jelas Kenzo. "Santai aja gua gapapa, maaf juga ya?" jawab Yaya sambil tersenyum.
"Yaya" panggil Rissa, "eh lo cowok setres yang tadi kan, ngapain disini?" tanya Rissa sedikit teriak.
"Kenalan doang kok, Sa!"
" Kenalan doang."
Ucap Yaya dan Kenzo hampir bersamaan. Rissa menatap keduanya tajam.
"Kenalin gua Kenzo, maaf soal tadi," Kenzo sambil mengulurkan tangannya.
Tanpa membalas uluran tangan Kenzo, Rissa langsung mendekati Yaya dan menariknya dengan kasar, "yuk ke kantin gua udah laper."
"Gapapa sekarang lu cuekin gua, tapi lihat aja besok!" Lirih Kenzo.
"Pelan-pelan Rissa," tegur Yaya.
"Ken gua duluan!" pamit Yaya meninggalkan kelas dengan sedikit teriak.
***
Gimana guys ceritanya?
Lanjut nggak nih?
Jangan lupa vote and coment yupps
Jangan lupa follow akun Choi @chocahii
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayunindya (ON GOING)
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Jangan lupa vote and coment sebagai bentuk menghargai karya orang lain 😊 inilah kisah masa putih abu-abu seorang anak perempuan dari keluarga yang sangat disegani di kotanya bahkan terkenal hingga luar negeri. N...