Brakkk
Seluruh pasang mata menatap sang pelaku yang membuka pintu dengan kasar menartap nyalang seorang perempuan yang tak terusik tidurnya sambil mendengarkan musik lewat heabset ditelinganya.
"Afsana!" Panggilnya Romlah dengan gertakan.
Perlahan tubuh Afsana menegak menatap Romlah khas bangun tidur, "apa sih, Rom? Ganggu gue tidur aja!"
Aulia datang dan berdiri disamping Romlah, "udah, Rom! Gak perlu! Gak usah!" Cegahnya Aulia membuat halis Afsana menyatu bingung.
"Bah? Ada apa nih?" Matanya langsung terbuka segar.
"Lo nikung Aulia! Iya!?" Teriaknya Romlah membuat seluruh kelas menatap ke arah mereka.
"Romlah ... udah! Malu diliatin orang!"
Tapi Romlah tak pedulikan.
Afsana semakin menatap mereka bingung, "heee? Nikung apaan deh?"
"Bullshit gak perlu sok polos deh lo! Bilang sama gue, lo suka, 'kan sama Raja? Lo nikung sahabat lo sendiri?" Tanya Romlah kesal.
Afsana mengangguk mengerti.
"Jawab!"
"Sebelum gue jawab, emangnya kita pernah sahabatan?"
Hening.
Tubuh Romlah ataupun Aulia menegang saat Afsana melontarkan pertanyaan konyol itu, "ma--maksud lo apa, Afsana?" Tanya Aulia bingung.
Senyuman miring tercetak diwajahnya, tapi ia langsung menggeleng sehingga mimik wajahnya berubah drastis, "pas awal kita ketemu, kalian cuma ngajak gue temenan, bukan sahabatan! Bedain antara teman dan sahabat! Jangan jadi bego!"
Tentu semuanya terkejut mendengar ucapan Afsana berbarengan dengan masuknya anak-anak Patangga.
Tapi, tatapan Romlah semakin nyalang, "jadi bener lo suka sama Raja?"
"Gak!"
"Bohong!"
"Terserah, gue udah jujur!"
"Buktinya waktu hari sabtu, malam, ralat! Dini hari lo bersama Raja ditengan jalan dalam guyuran hujan itu apa?" Romlah menjeda ucapannya dan tersenyum miring, "emang, seharusnya kita gak temenan sama dia! Dasar jalang! Tenang aja, Ul. Dia cuma perempuan pemuas nafsu Raja! Hanya sekedar hiburan gak lebih!"
Seluruh penduduk kelas hanya diam tak berkutik. Mereka saling adu pandang melihat ke arah Raja dkk dan Afsana yang sedang tersenyum menyeramkan.
Afsana bangun melangkah mengitari Romlah membuat Aulia mundur beberapa langkah, "hee? Liat, ada cewek sok berkuasa disini. Sok tau banget soal hidup gue. Gue aja gak tau siapa gue, gimana orangnya. Tapi? Ni orang kayaknya paham bener hidup gue. Oh ... atau jangan-jangan lo penguntit gue ya selama ini sampe FITNAH gue?"
Beruntunglah Romlah karena Afsana masih bisa mengontrol emosinya.
"Jadi bener–"
Druduk
"ARGHH!"
"Shut up, bitch!" Kata Afsana penuh penekanan hingga giginya menggeletuk.
Afsana mendorong kepala Romlah menjedorkannya pada meja. Beruntunglah Afsana tak menjedorkan pada dinding, jika iya, muncrat sudah darahnya.
"Af–"
"DIAM! GAK ADA YANG BOLEH NGOMONG KECUALI GUA SAMA ROMLAH!" Afsana tersenyum miring, "ini urusan gue sama Romlah, kekasih Fadhi."
Mendengar namanya dipanggil, Fadhi berdecak pelan, "apaan dah? Dia itu CA-LON MAN-TAN gue Afsana!"
"Whooo!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Short StoryDulunya, sosok Afsana Evania Bougenville adalah sosok yang periang, ramah, dan ceria. Hidupnya seperti penuh kebahagiaan. Hanya saja, semua itu sirna saat ada perkelahian hingga menewaskan orang yang dia cintai, Aksana. Kini, Afsana menjadi sosok ya...