"Kapan mereka balik?" Tanya perempuan dengan rambut kuncir kuda–Afsana duduk diantara ke empat lelaki yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka.
Fadhi yang mendengar pertanyaan Afsana menghembuskan nafasnya kasar, "Sa–"
"Secepatnya?" Potongnya Afsana cepat, "gue bosen denger jawaban itu terus Fadhi. Mau sampe kapan? Satu tahun udah berlalu dan jawaban yang gue denger hanya secepatnya?" Lanjutnya Afsana jengah.
Fadhi menatap Rangga yang juga sedang menatapnya. Fadhi meminta bantuan padanya, Rangga hanya mengangkat bahunya acuh.
Melihat reaksi temannya, Afsana bengkit diikuti ke empat temannya.
"Mau kemana, Sa?" Tanya Aldi sambil menahan pergelangan tangannya.
Afsana menghempaskan dengan kasar menatap Aldi nyalang, "balik!"
"Gue duluan," pamitnya Raja yang sedari tadi diam. Dia menyambar kunci motornya cepat lalu mengejar Afsana.
Mereka menatap kepergian Afsana gusar, "sampai kapan juga kita nutupin dari dia?!" Tanya Aldi gusar.
Cavino menepuk pundak Aldi menenangkan sebanyak tiga kali, "kita hanya bisa nunggu diwaktu yang tepat. Karena–"
Semua menatap ke arahnya menunggu lanjutan ucapan Cavino.
"Karena?" Tanya
"Karena gue laper, makan yuk!"
"Kalpiko anjeng!"
"Cavino anjir! Bukan calpiko!"
Raja berhasil mengejar larinya Afsana. Ia menahan pergelangan tangan Afsana untuk menatap ke arahnya.
"Sa!"
"Apa sih, Ja? Gue mau balik!"
Raja melepaskan cekalan pada pergelangan tangan Afsana, "gue anter!"
"Gak mau!"
"Tapi gue maksa!"
"Oke!"
Raja berjalan ke arah motor besarnya berada dan menyalakan serta melajukan motornya berhenti dihadapan Afsana. Raja menyodorkan helm full facenya pada Afsana. Dengan terpaksa, Afsana merampas dengan perasaan kesal lalu menaiki motor besarnya Raja.
Dalam heningnya malam, Afsana maupun Raja menikmati angin malam yang terasa menyejukkan.
"Mau makan?" Tanya Raja sedikit berteriak.
"Gak laper!" Jawabnya Afsana Tak kalah kencang.
Dibalik helm Raja, dia mendengkus kesal sambil menaiki kecepatan motornya. Tanpa sadar Afsana memeluk Raja dengan perasaan bersalah. Tentu, kalian belum taukan apa yang sebenarnya terjadi?
Sesampainya Afsana dan Raja didepan pintu kamar apartemen Afsana dia membuka pintu. Tetangganya kebetulan keluar melihat ke arah Afsana dengan mata sembab. Dia berjalan menghampirinya.
"Sana? Kamu kenapa? Kok nangis?" Tanya perempuan itu sambil membalikkan tubuh Afsana agar menatap ke arahnya.
Afsana memberontak secara lembut, tersenyum, dan menggeleng. Setelah itu ia masuk ke dalam dengan membiarkan pintu terbuka.
Indri–perempuan itu menatap ke arah Raja seolah meminta penjelasan. Raja yang ditatap seperti itu mengangkat bahunya acuh dan tak peduli. Dia masuk ke dalam apartemen Afsana menyusulnya. Indri menggeleng-geleng tak mengerti pada dua insan itu, "gak cewek, gak cowok, sama-sama dingin. Gimana kalau kalian nikah, pasti anaknya bisu," gumamnya Indri dengan kekehan diakhir kalimatnya.
"GUA DENGER!" Teriaknya Afsana didalam yang Indri yakini jika Afsana sedang berada didapur. Indri langsung melesat kabur masuk ke dalam apartemen nya dan menutup pintu secara kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Historia CortaDulunya, sosok Afsana Evania Bougenville adalah sosok yang periang, ramah, dan ceria. Hidupnya seperti penuh kebahagiaan. Hanya saja, semua itu sirna saat ada perkelahian hingga menewaskan orang yang dia cintai, Aksana. Kini, Afsana menjadi sosok ya...