Victoria

7 2 0
                                    

Ting!

Patangga♧

Fadhi
Anak tetangga sekolah mau nyerang
jam 9an lah.

Rangga
DEMI AFFAH!?

Cavino
Atas guweh alayy

Aldi
Bacot semuanya diem!
Jadi kita kudu gimana ni?

Fadhi
Tunggu arahan Raja sama Afsana

Aldi
LO BRDUA NONGOL SBLM GW
BUANG BONEKA LO AFSANA!

Bolos aja udah

Rangga
SE7

Cavino
Atas guweh alayy

Rangga
Sirik tanda tak mampu sahabat!

Cavino
Nyenyenye
ALDI KDRT ASU! PUNGGUNG GW
SAKIT!

Aldi
bodo

Raja
Lgsg?

Fadhi
Perlu sekolah ga?

Saran kalian?

Cavino
Sekolah biar sekolah gcuriga
Woe
Woe
Asw
Read:(
Anjir
Yauda!
Blg aj dr td l smw nngg srn dr gw!

Afsana menuangkan botol putih ke gelasnya lalu diminum, tak lama setelah ia meminum, matanya terpejam menghampiri alam bawah sadar.

Keesokan harinya mereka berkumpul diatas rooftop tanpa terkecuali. Mereka sama-sama diam tak berbicara hingga suara Aldi memecah keheningan.

"Gue rasa kita butuh bantuan anak-anak," sarannya Aldi membuat mereka menoleh ke arahnya.

"Hah? Lo gak salah ngomong Al?" Tanya Rangga tak percaya.

Aldi menghela nafas pelan, "jumlah mereka gak sedikit pastinya. Setelah sekian lama, masa iya mereka kembali mau membawa ke kalahan? Rasanya gak mungkin mengingat seberapa bencinya mereka sama Patangga, apa lagi 'pusat'. Gak ada salahnya jugakan buat jaga-jaga? Sekalian uji kemampuan anak-anak."

Kali ini mereka setuju dengan apa yang dikatakan Aldi. Tak ada salahnya jugakan untuk berjaga-jaga? Toh sekalian menguji anak bawah.

"Kalau jumlahnya aja banyak, berarti sekolah sekarang gak aman dong?" Tanya Cavino membuat mereka terdiam.

Semuanya menghela nafas pasrah, "gue rasa sekarang bukan saatnya leha-leha, deh. Gini aja, Fadhi sama Cavino lo arahin penduduk kelas untuk diem di kelas sembunyi dikolong meja, kunci pintu kelas dan jangan sampe ada yang jalan-jalan di koridor, bawa juga Ibu-Ibu kantin ke ruang sekolah. Intinya semua penduduk sekolah kudu berada diruangan terkunci," Afsana menatap mereka satu persatu dan mereka mengangguk.

Rangga mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi telegram, "gue hubungin anak-anak biar persiapan dari sekarang."

Afsana menyalakan pematik membakar benda itu. Afsana mengisap, lalu menghembuskan, "pasti hari-hari lo terasa berat, yang sabar ya, Sa," kata Cavino.

"Kampret!"

Semua menatap ke arah Rangga, "akan ada kunjungan guru dari Jepang kata Rizal."

Halis Fadhi menyatu bingung, "Rizal? Ko bisa tau?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang