12. Khawatir

84 27 3
                                    

"Oppa,sepertinya jika jadi Mary aku akan langsung menerima lamaran Tim lake" Dalam perjalanan sehabis nonton About time' Sohyun berceloteh. Film yang di tontonya bersama tadi sangat membekas bagi Sohyun. Perjuangan Tim lake untuk mendapatkan cinta Mary tidak sederhana. Bahkan Tim lake bukan tipe orang yang romantis tapi saat bersama Mary dia bisa melakukan apa saja untuk menunjukkan perasaannya.

Sohyun tersenyum. Taehyung merengkuh bahu Sohyun. Mendekatkannya kedalam pelukannya. Ditatapnya mata bulat bening milik Sohyun yang begitu menawan itu.

"Kita masih di jalan Sohyun-ah, tapi kamu memancingku hm?"

"Ha? Apa? Ti-tidak" Jawab Sohyun gugup. Dia tidak bermaksud seperti itu. Pokoknya tidak bermaksud ingin seperti adegan Mary dan lake tadi!!

"Apa oppa tidak suka adegan itu?" Sohyun mengalihkan pembicaraan,menatap mata taehyung dengan berbinar.

"Bagaimana bisa aku tidak suka? Itu adalah adegan yang kamu sukai...itu tandannya sekarang adegan Tim lake melamar Mary menjadi sebuah adegan favorit kita...bagaimana?"

Taehyung memilih mengalah dari kekasihnya itu. Melihat matanya yang menatapnya dengan binar langsung meruntuhkan pertahanannya. Taehyung belum sepenuhnya mengenal Sohyun. Bahkan dari makanan ataupun minuman favorit pun taehyung belum mengetahuinya. Sifat asli dari Sohyun juga dia belum tahu...tapi lambat laun Taehyung akan mencoba memahami apa saja kesukaan dan kebiasaan Sohyun.

"Aku jadi suka dengan Rachel McAdams"
"Aku juga...dia menjadi salah satu artis yang bisa dijadikan panutan dalam ackting"

"Jadi...apa oppa tidak ingin mengajakku ke basecamp?" Sohyun menghentikan langkah kaki taehyung. Menatapnya penuh harap.

"Heh...bagaimana jika nanti saja?saat aku latihan?"

Ini hari Minggu, tapi mereka tidak pernah libur latihan. Selelah apapun mereka,mereka akan terus berjuang untuk mencapai kesuksesan.

"Ok!" Sohyun mengangguk semangat. Lalu kembali berjalan menuju halte bus.

******

"Apa Sohyun tidak tahu?" Nenek Sohyun terlihat serius berbincang dengan ibu Sohyun. Hanya ada mereka berdua di kamar itu. Sepertinya pembicaraan yang perlu dirahasiakan.

Yoo in sa, ibu Sohyun menggeleng pelan. Merasa bersalah kepada putrinya selama ini.

"Ibu, bagaimanapun juga kita hidup hanya bertiga, aku Sohyun dan jihyun. Aku hanya ingin Sohyun bahagia kedepannya" tutur ibu Sohyun pelan. Hidup sebagai singel parent baginya lumayan susah. Menghidupi kedua anaknya hanya dengan membuka kedai Ramyun bukanlah pilihan yang sangat tepat. Biaya sekolah Jihyun dan Sohyun tidak semurah yang dibayangkan. Belum lagi untuk biaya les mereka. Beban yang ditanggungnya selama ini cukup berat.

"Tanyakanlah dulu pada Sohyun, jika dia suka maka lakukanlah, tapi jika dia menolak biarkan dia" nenek Sohyun mencoba menenangkan ibu Sohyun yang menitikkan airmatanya.

"Iya, akan aku tanyakan padanya ibu"

Dulu, saat ayah Sohyun masih hidup, kehidupan mereka berkecukupan. Ayah Sohyun Kim Jaehyun yang bekerja sebagai direktur dikantor pusat memiliki gaji yang besar. Dan karna penyaki jantung yang di deritanya Jaehyun meninggal dunia meninggalkan istri dan kedua anaknya yang masih kecil.

******

Kim taehyung mengajak Sohyun bermain skateboard. Di sini sudah ada komunitas skateboard yang berkumpul untuk berlatih. Taehyung cukup sering datang ke sini untuk belajar dan juga saat dia lelah dari latihan dance.

"Annyeong!" Seru taehyung kepada sebuah kelompok yang biasanya menemaninya belajar.

"Wah!! Kau sudah punya pacar?!" Sahut Roy, ketua kelompok itu.

Anarranged Love PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang