20. Maaf

112 23 14
                                    

Malam itu salju turun. Sohyun yang sudah berganti pakaian dan menutupi badanya dengan jaket tebal memilih untuk meminum coklat hangatnya di dalam tenda, sendirian.

Nara dan Yeri yang tadi berusaha menenangkannya sudah pergi untuk mengobrol dengan pacar mereka. Walaupun awalnya mereka tak tega meninggalkan Sohyun sendirian, tapi Sohyun mencoba meyakinkan mereka bahwa dia baik-baik saja.

"Haha...padahal ini musim salju pertamaku bersama kekasih, tapi semuanya gagal." Sohyun tersenyum getir. Nyeri di ulu hatinya masih bisa dirasakannya saat ini. Satu jam sudah sejak kejadian sengit tadi, tapi Taehyung belum juga menghampirinya. Sakit, mungkin kata itu yang tepat untuk menggambarkan kondisi Sohyun saat ini.

"Kata orang cinta itu manis, tapi jika terlalu manis akan menjadi pahit"

Sohyun menekuk kakinya, menghalau dingin yang menyelip, memandang salju yang turun lewat pintu tendanya. Kenangan-kenangan manis yang telah dia lalui di Jogja berdatangan ke kepalanya, kata-kata indah, senyum manis, pelukan hangat, semuanya berkelebat, menciptakan sesak di dada, perih.

"Jogja terlampau indah dengan mantra, hingga aku lupa bahwa mantra itu akan hilang kapan saja" Sohyun menunduk, memainkan ujung kaos kakinya, menangisi ujian cinta yang ternyata begitu berat diterimanya.

"Jika mantra itu hilang, aku akan ciptakan mantra yang lebih sempurna di banding Jogja" Kata-kata itu masuk ke telinga Sohyun. Membuatnya menengadah, menangkap sosok tinggi yang sekarang berdiri di depannya dengan senyum hangat, rindu.

Sohyun membuang muka. Mengusap air mata yang turun ke lereng pipinya. Menarik nafas dalam untuk menetralkan degup jantungnya.

"Chagiya..."

Sohyun meringsek ke dalam tenda, menenggelamkan kepalanya di antara kedua kakinya.

Taehyung, laki-laki yang kini tengah mengenakan jaket tebal berwarna coklat itu ikut masuk menghampiri kekasihnya. Mendekatinya dengan hati-hati dengan senyum lembut yang tercetak jelas di bibir tipisnya.

Direngkuhnya badan mungil Sohyun ke dalam dekapannya. Menyalurkan kehangatan juga kasih sayang. Membagi kesal juga resah yang tersisip di hatinya.

"Chagiya...maaf" Taehyung berbisik.

Di angkatnya wajah Sohyun pelan, di tatapnya mata indahnya yang membengkak, di kecupnya ringan. Hatinya terasa dicubit sangat keras, saat melihat mata indah itu masih mengalirkan permata bening yang menyimpan kekecewaan karena dirinya. Di kecupnya lagi kedua kelopak mata itu lalu beralih ke dua pipi chubbynya yang basah karna air mata.

Taehyung mengulum bibirnya, menahan tangis yang menyeruak karna kesalahanya telah membuat bidadarinya terluka. Sakit.

"Maaf" Taehyung tersenyum getir. Mengusap air mata yang mengalir di kedua mata Sohyun dengan lembut, Membawa kepala yang sedari tadi tertunduk itu ke dalam dekapanya, dielusnya rambut indah hitam milik kekasihnya dengan pelan, sayang.

"Salju" Satu kata terluncur dari bibir Sohyun. Taehyung melepaskan pelukannya, mengangguk lalu membantu Sohyun untuk berdiri.

"Iya, kita keluar ya" Bujuk Taehyung sambil menuntun tangan Sohyun keluar tenda. Dia tahu bahwa salah satu impian kekasihnya itu adalah berjalan di salju pertama bersama kekasih hatinya, dan malam itu Taehyung ingin mengabulkan nya meski tak seindah yang Sohyun bayangkan selama ini. Dia menyesal Karena kecerobohannya membuatnya menodai impian indah Sohyun.

Taehyung membawa Sohyun ke kolam ikan di dekat taman. Duduk di pinggiran jembatan kayu yang sudah sebagian tertutup salju.

Taehyung menggenggam kedua tangan Sohyun, mengusap-usap nya agar menghangat, sambil menyanyikan sebuah lagu cinta.

Anarranged Love PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang