•Chapter 2!

207 10 0
                                    

Bulu mata lentik itu bergerak karena kedua mata yang terpejam perlahan terbuka karena merasa ada seseorang yang mengusiknya, gadis itu benar benar membuka matanya sekaligus saat merasakan benda kenyal yang dingin menempel di bibirnya.

Perlahan ia membuka sedikit mulutnya saat sebuah lidah yang terasa begitu dingin dan basah menyapu bibirnya dan mendorong menerobos masuk. Arsy tersenyum kecil dan menangkup sebelah wajah istrinya begitupun Abel yang mengalungkan tangannya di leher Arsy.

Tubuh sang suami yang menindihnya sementara Abel yang terbaring melepaskan ciuman itu setelah mendapatkan kecupan dalam di bibirnya dari sang suami.

"Hai beby"ucap Arsy sedikit berbisik.

"Arsy"panggil Abel membuat Arsy tersenyum dan mengecup sekilas bibirnya"Ini jam berapa? Arsy baru pulang?"

"Aku temenin Dad meeting"balasnya mengusap rambut Abel"Tidur lagii yaa, sengaja ganggu cuma mau kamu tau kalo aku udah pulang"

"Maafin Abel tidur duluan, habisnya Abel ngantuk"Arsy mengangguk dan mengecup pipi istrinya.

"Ga masalah, aku bersih bersih dulu kamu lanjut tidur"Abel mengangguk kemudian Arsy bangkit dan beranjak memasuki kamar mandi setelah melepas jas dan kemejanya hanya menyisakan boxer yang ia kenakan saat memasuki kamar mandi.

Arsy mulai membersihkan dirinya di guyuran air hangat itu, mulai mengeringkan tubuhnya dengan handuk dan melilit pinggangnya lalu kembali ke kamarnya namun ia tak menemukan makhluk kecil kesayangannya itu. Arsy terdiam sambil memakai pakaian yang sudah di siapkan Abel sebelum ia pergi dari kamar. Setelahnya Arsy mencari istrinya itu dan menemukannya di dapur dimana Abel sedang membuatkan kopi untuk sang suami.

"Sayang , aku suruh kamu tidur bukan ke dapur"ujar Arsy di ambang pintu dapur.

"Abel kaget ih!"protesnya kesal dengan wajah cemberut ia pun meletakkan kopi itu diatas meja dan duduk sambil menatap Arsy yang berdiri santai di ambang pintu.

"Sini duduk, minum kopinya dulu Arsy kan baru pulang pasti capek"Arsy mengangguk dan duduk di sebelahnya"Enak gaa?"

Arsy meletakkan gelas kopi itu dan mengangguk"Enak, kamu pinter"

"Jelas dong"

"Istrinya siapa?"

"Mamas Arsy"lelaki itu terkekeh dan mengelus rambut Abel, wanita kecil itu selalu saja sesekali memanggil Arsy dengan sebutan 'mamas'.

"Ini jam tiga pagi, Arsy lama banget yaa. Capek iyaa? Mau bobo?"

"Tadinya capek, cuma udah sampe rumah dan liat kamu udah hilang capeknya"balasnya santai.

"Abel belum pijitin tauu, Abel juga bukan apa apa kenapa bikin capek Arsy ilang?"tanyanya polos.

"Karena kamu segalanya"

Abel terdiam mengerjab beberapa kali untuk mencerna kalimat itu meski hatinya sudah menghangat dan jantungnya berdebar debar serta pipinya yang merona, ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan untuk menghilangkan rasa yang membingungkan pada dirinya.

"Ayok tidur"Arsy bangkit setelah menghabiskan kopi buatan istrinya itu lalu ia mematikan sebagian lampu dapur dan menggendong Abel yang sudah merentangkan tangan.

"Abel mau mimpi ke surga"ujar Abel tiba tiba saat Arsy menutup pintu dapur.

"Kenapa?"tanya Arsy meletakkan kepalanya di dada Abel sambil berjalan menggendong gadis itu.

"Karena cita cita Abel ke surga"

"Kan udah di surga, sama aku"

"Ini masih di dunia"

"Tapi rumah ini surga untuk kamu, sayang"

Abel mengangguk"Abel sayang sama Arsy, sayang banget"

"Me too, darling"

Arsy meletakkan dengan pelan tubuh istrinya dan mengecup beberapa menit kening itu dengan sayang, ada rasa sakit di hatinya mengingat kehidupan menyedihkan yang Abel rasakan serta genre kehidupan yang tak pantas untuk gadis itu.

"Good night okey

Abel mengangguk"Selamat malam suaminya Abel"

***

Arsy terus memperhatikan makhluk kecil kesayangannya itu dengan tenang sambil menyantap sarapannya.

"Maaf tuan, nyonya. Ini susu anda nyonya"ujar wanita tua membawakan susu untuk istri majikannya.

Abel segera meneguk susu itu namun belum sempat tangan Arsy menyentuhnya.

"Itu panas, sini"pintanya mengambil gelas susu milik sang istri lalu meniupkannya kemudian membantu Abel untuk meneguknya.

Abel menatap Arsy membiarkan lelaki itu menunggunya.

"Abel bisa minum sendiri, Abel mau mandiri"

"Cepet"gadis itu mendengus dan meminum susunya yang di pegangi oleh sang suami"Good"

"Arsy, kalo Arsy gini terus kapan Abel mandirinya?"

"Gausah"jawabnya santai kembali memakan sarapannya"Selagi ada aku gausah belajar mandiri, nanti bisa sendiri"

Menghela nafas, Abel menunduk"Nanti ibu sedih kalo Abel ga mandiri mandiri"

"Abel ada Arsy, ada Arsy yang bisa bantu Abel"ujar Arsy terlihat tidak suka dengan suasana hati Abel"Shut up, habisin sarapan kamu abis ini ke sekolah"

"Abel lupa kalo masih sekolah"cengirnya dan menghabiskan sarapannya.

"Dasar"

Setelah selesai sarapan mereka berdua menuju SMA Abel dimana gadis itu menjadi murid baru sejak kenaikan kelas 12, saat menikah dengan Arsy semua kehidupan Abel berubah mulai dari berpakaian dan berpenampilan serta pola kehidupannya di rubah seratus persen oleh sang suami.

Awal pertemuan Abel seperti biasa saja sampai ia menikah dengan lelaki yang tiba tiba saja datang saat dirinya di usir dari rumah orang tuanya oleh kedua kakaknya, sejak itu Arsy merubah segalanya di diri Abel hingga gadis itu terurus dan menjadi gadis ceria yang lincah. Ia pun memindahkan Abel ke sekolah yang lebih elit dan layak dari sebelumnya.

Tubuh gadis itu pun sudah terisi jauh berbeda dari awal menemukannya. Abel milik Arsy dan selamanya akan tetap menjadi miliknya. Kehidupan Abel milik Arsy segalanya tentang Abel, Arsy lah yang bertanggung jawab.

"Pulang sekolah tunggu aku atau orang suruhan aku, jangan pulang sendiri"ujar Arsy sambil membukakan seatbelt sang istri.

Abel mengangguk"Arsy jangan lupa makan siang, Abel juga, janji ga makan sembarangan Abel harus sehat"

"Bagus"jawabnya setelah mencuri kecupan di bibir itu"Belajar yang pinter, biar apa?"

"Biar jadi putri"Arsy mengangguk dan menyelipkan rambut gadis itu"Byebye, Abel sekolah dulu i love you mas suami"

Gadis itu membuka pintu dan keluar lalu mengabaikan tangan pada suaminya.

"I love you too"

¤¤¤

Note:

See u, kapan kapan lagi!


The Most Beautiful 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang