•Chapter 14!

66 3 0
                                    

Saat gadis itu terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak ia langsung memandang dirinya di cermin dan menatap wajah nya sendiri yang terlihat sangat sembab.

Abel langsung berlari ke kamar mandi dan membasuh wajah nya dengan air dingin lalu kembali menatap wajah nya di cermin, di rasa dirinya sudah benar benar sadar dari tidurnya kini Abel mencari suami nya itu entah kemana ia pergi.

Abel menuruni tangga dengan langkah ragu dan ketakutan untuk menghampiri suami nya, saat berada di depan pintu dapur ia sudah melihat lelaki itu duduk dengan santai sambil memakan sarapan nya, disana pun ada bu Mari dan mbok yang membantu menyiapkan sarapan untuk Arsy.

Membuka sedikit lagi pintu dapur itu mengalihkan atensi mereka, sekilas Arsy hanya mendongakkan tatapan dan kembali memakan sarapan nya.

"Non, mau sarapan apa?"tanya bu Mari"Sini duduk non"ujarnya lagi menarik kursi di dekat suami nya.

Abel melangkah pelan dan mendekat lalu duduk sementara kedua asisten itu sedang membuatkan sarapan untuk Abel. Karena di tanya ia tak menjawab berakhir lah mereka berdua membuat kan sup dan segelas susu yang wajib ada ketika Abel sedang sarapan.

Abel menatap Arsy yang sibuk memakan roti bakar nya.

"Ar-arsy"panggil Abel pelan dan gemetar"Maafin, maafin Abel"

Laki laki itu tak menjawab membuat Abel semakin takut dengan sifat suami nya pagi ini, atmosfer nya sangat menyeramkan.

"Arsy"panggil Abel lagi kali ini menggenggam lengan berotot lelaki itu"Abel mau jujur, tapi Arsy jangan marah lagi"pinta nya.

Arsy menoleh menatapnya lalu menaikkan sebelah alis nya, tapi fikiran Abel berubah ia juga takut jika mengatakan dengan jujur bahwa Delon meminta uang lagi pada nya pagi ini.

Yash, saat ia terbangun pukul 4 pagi ia membuka ponsel nya yang terus berdering mengganggu tidurnya. Disana nomer tak di kenal yang sudah pasti Delon pemiliknya mengirimkan pesan meminta uang sebangak 15 juta.

Bagaimana bisa dalam waktu sehari uang 10 juta itu sudah habis, Abel semakin di buat pusing ia hanya bisa menangis di sebelah Arsy yang tertidur dengan membatasi bantal guling di tengah tengah mereka. Ya begitu lah jika Arsy sedang berada dalam mode marah.

Melihat keterdiaman Abel membuat Arsy tersulut rasa kesal. Sudah pasti gadis itu ragu untuk mengatakan yang sejujurnya. Arsy menepiskan tangan Abel dan meneguk kopi hangat nya.

Lelaki itu bangkit dan pergi meninggalkan sang istri yang di buat terdiam dengan rasa yang berkecamuk.

Rasanya rumit atau hanya Abel saja yang tidak bisa menangani masalahnya. Gadis itu menghela nafas berat dan merapalkan doa untuk keselamatan suami nya yang pergi ke kantor dengan keadaan marah.

Disisi lain Arsy berjalan memasuki kantor perusahaan nya dengan langkah besar dan sedikit tergesa gesa karena dada nya yang bergemuruh marah ia langsung menaiki lift yang akan langsung mengantarnya pada ruangan nya.

Sampai disana ia hanya diam ketika para karyawan menyapanya bukan kah seharusnya Arsy menjawab nya? Yash jika biasa nya begitu namun saat ini ia sedang marah. Ingat ia sedang marah.

Duduk di kursi yang kebesaran itu dengan kasar lalu menghela nafas dengan mata terpejam. Sebenarnya semua nya sedikit sepele hanya saja Arsy marah dengan Abel yang tidak mau jujur pada nya padahal Arsy sudah memberikan banyak kesempatan untuk istri nya itu mengatakan dengan jujur.

The Most Beautiful 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang