•Chapter 17!

63 4 0
                                    

Arsy menatap istrinya yang terbaring di atas tempat tidur nya itu dengan mata terpejam dan dengkuran seperti sulit bernafas. Wajar saja Abel juga sedang flu saat ini.

Pria itu menghampiri makhluk mungil kesayangan nya dan duduk di sebelahnya sambil mengelus surai Abel yang berkeringat padahal pendingin ruangan selalu di setel. Mendapatkan sentuhan yang ia kenal Abel pun membuka mata nya perlahan dan menatap Arsy sebentar sebelum wanita itu menangis.

Arsy mengulas senyum tipis dan mengangkat tubuh itu untuk duduk di atas pangkuan nya dengan menghadap pada dirinya.

"Arsy"panggil Abel manja di sela sela tangis nya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Arsy mengangguk mengusap surai Abel dan memeluknya dengan erat.

"Kenapa hm? Kenapa gamau makan gamau minum obat?"tanya Arsy"Kamu gamau sembuh?"

Abel menggeleng masih menangis"Mau nya sama Arsy"

"Apa beda nya sama mom dulu? Aku kan lagi bantuin dad kerja"

Abel menggeleng keras dan memeluk erat rahang suami nya sambil meletakkan kepala nya di pundak itu.

"Mau nya sama Arsy tapi Arsy nya lama banget, Abel jadi takut kan bobok sendirian lama lama"

"Ada mom sayang"Arsy mengelus punggung istrinya itu"Jangan selalu bergantungan sama aku juga, kalo aku gada atau lagi sibuk kamu ga keurus dong"

"Abel mau nya sama Arsy sekarang, kalo hiks kalo biasa nya kan Abel bisa sendiri"

Benar juga. Abel seperti ini hanya jika di waktu tertentu saja seperti sedang sakit contoh nya. Wanita itu walau terlihat sangat childish namun ia terbiasa melakukan apapun sendirian.

"Yaudah sekarang makan ya? Abis ini kamu minum obat trus balik tidur lagi"Abel mengangguk"Turun dulu, aku ambilin makan buat kamu"

Sekepergian Arsy wanita itu berusaha bangkit untuk menyiapkan pakaian suami nya meski rasa nya tubuh nya sangat panas dan lemas tapi Abel ingat sebagai seorang istri ia juga mempunyai sebuah kewajiban untuk melayani sang suami dalam keadaan apapun.

"Aku ga suruh kamu siapin pakaian aku"suara Arsy yang mengejutkan menimbulkan rasa terkejut pada Abel"Aku bisa ambil sendiri, kamu lagi sakit gausah kemana mana tetap di tempat tidur"

Abel menurut walau pun sudah menyiapkan pakaian Arsy ia tetap menurut untuk kembali duduk di atas tempat tidur dengan kaki menyilang, disusul oleh Arsy yang mulai menyuapi Abel hingga wanita itu menghabiskan makanan nya meski sedikit di paksakan tetapi Abel adalah istri yang penurut. Setelah memberikan Abel obat dan mengganti pakaian wanita itu Arsy bergegas mandi dan berbaring di sebelah Abel yang sedang menonton acara nya di laptop.

"Jangan lama lama"ujar Arsy menatap Abel dengan jarak dekat"Udah malem, suami di anggurin hm?"

"Emang mau di apain, kan Abel lagi sakit"jawab wanita itu tanpa mengalihkan kefokusan nya.

Arsy terdiam sejenak memikirkan penyebab istri nya seperti ini karena Arsy terlalu berlebihan menghukum Abel padahal masalah mereka memanh cukup sepele tetapi tetap saja Arsy merasa tidak di anggap sebagai seorang suami jika istrinya melakukan hal yang disembunyikan seperti kemarin. Arsy tersenyum tipis dan merangkul tubuh Abel yang sedang tengkurap ia menduselkan wajah nya pada ceruk leher lembut sang istri memberikan sedikit tanda disana.

"Ish sakit tauu"protes Abel menatap Arsy dengan garang namun malah terlihat imut"Arsy mau apa coba?"tanya Abel yang sebenarnya sudah tahu.

"Gapapa kan? Kamu diem aja biar aku yang gerak"

Abel menyipitkan matanya untuk menatap Arsy lebih dalam ia jadi berfikir malam ini suami nya itu jadi berbeda.

"Arsy kok jadi kaya om pedo sih!"seketika Arsy mendelik dari mana istri nya itu tahu tentang seorang pedo.

"Apa?"

"Apa?"

Arsy mendengus"Kamu bilang aku apa?"

"Om pedo"ulangnya"Ih bener kan? Abel masih 17 tahun tapi Arsy udah tua mau kakek kakek"

Arsy semakin di buat membolakan matanya dengan perkataan istrinya itu ia pun langsung menarik erat pinggang sang istri dan menyembunyikan wajah nya di leher wanita itu.

"Aaa gausah bahas umur dong, gamauu"Abel tersentak geli dengan pergerakan dan sikap Arsy yang berbeda.

"K-kenapa? Kan bener kan Abel masih kecil tapi suami Abel udah mau kakek kakek"

"Ck, yaudah kamu mau jadi janda tinggal sendirian di ruko tua? Gapapa aku turutin"

"Ihh gamauu"Abel menarik Arsy saat laki laki itu hendak beranjak pergi"Yaudah Arsy mau Abel kan? Yaudah"

Arsy tersenyum kecil mengecup pipi chubby Abel dengan gemas lelaki itu menutup laptop Abel kemudian membaringkan tubuh sang istri sementara ia menindihnya dan menatap makhluk kecil kesayangan nya.

"Gitu dong"ujar Arsy mengecup perut Abel yang terbalut kain.

Arsy naik mendekatkan wajah nya pada Abel dan mengecup singkat bibir itu lalu beralih melumatnya dengan lembut merasakan nafas yang hangat dan bibir panas milik istri nya. Itu semua karena efek tubuh Abel yang masih demam tapi Arsy benar benar menikmati sensasi hangat itu.

Puas dengan lumatan di bibir istrinya Arsy pun membuka kancing atas piyama Abel dan membuat tanda di dada gadis itu menurunkan bra yang dikenakan nya lalu menghisap lembut bagian inti payudarah Abel.

Abel menggeram kecil mengelus surai Arsy untuk menyalurkan rasa aneh di tubuhnya namun tak lama ia tak merasakan apapun lagi dan saat membuka mata Arsy menatap nya dengan senyum lembut kemudian mengecup singkat bibir nya.

"Tidur yuk, udah malem"

Lelaki itu membaringkan diri nya di sebelah Abel, menutup tubuh mereka dengan selimut dan memeluk Abel dari samping.

"Arsy.."

"Hm?"sahut Arsy dengan mata terpejam"Kenapa?"

"Arsy, ga jadi?"

Lelaki itu menggeleng dan mendusel pada ceruk sang istri.

"Bisa lain kali"ucap nya dan mencoba untuk terpejam dengan terus memeluk pinggang Abel dengan erat.

¤¤¤

Note;

See u, kapan kapan lagi.

The Most Beautiful 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang