•Chapter 15!

61 3 0
                                    

Sejak tadi Abel sibuk berjalan jalan di ruang tamu dengan gelisah dan terus melirik jam dinding di dekat nya.

Sudah hampir pukul satu dini mengapa suami nya itu belum juga kembali, apa mungkin karena pekerjaan nya.

Abel mungkin sudah biasa dengan Arsy yang pulang telat bahkan bisa sampai pagi namun saat ini ia cemas karena Arsy sedang marah pada nya dan juga tidak menghubungi nya seharian.

Bu Mari menemani istri majikan nya itu ia baru saja membuatkan susu untuk wanita mungil itu.

"Non, ini susu nya silakan di minum dulu"ujarnya di dekat meja lalu Abel menoleh dan menggangguk menghampiri dan duduk di sofa itu.

Setelah menghabiskan tandas satu gelas susu hangat ia menatap bu Mari yang tersenyum tenang padanya. Wajar jika istri majikan nya itu langsung meneguk habis susu hangatnya.

Ia mungkin tak menikmati nya karena terus memikirkan suami nya.

"Hubungan dalam rumah tangga wajar saja jika kedua nya sedang seperti ini, hm? Gausah khawatir non semua butuh waktu untuk saling meredam"

Bu Mari duduk di atas karpet dengan sopan dan menatap Abel"Sebaiknya nona Abel juga cepat cepat menyelesaikan masalah yang menjadi sumbernya"

Setelah berujar seperti itu Abel menerapi apa harusnya Abel jujur saja tentang hal yang di sembunyi kan bahkan Arsy pun sudah tau hanya saja ia ingin istrinya jujur. Berjam jam Abel menunggu menahan kantuk nya dan bu Mari sudah berada di kamar nya karena Abel yang menyuruh.

Tepat pukul lima pagi pintu itu terbuka begitu saja akibat di dorong oleh seseorang membuat Abel terlonjak karena dirinya hampir tertidur. Wanita itu langsung berlari untuk menangkup tubuh sang suami yang berjalan gontai dengan kesadaran minus parsen.

"Arsy"panggil Abel saat ia tidak bisa menahan tubuh Arsy.

Abel menutup pintu itu dengan menendang nya lalu merangkul pinggang Arsy dan menopangnya hendak membawanya ke sofa namun karena Abel yang terlalu kecil kedua nya terjatuh. Disaat itu Arsy dengan reflek dan kesadaran minus menjaga Abel agar tidak terbentur lantai atai tertindih tubuhnya.

Kini keduanya tergeletak di atas karpet menghadap langit langit ruang tamu, Arsy menghela nafas dan mengendurkan dasi nya serta melepas kancing jas hitam nya, Abel melirik merasakan sesuatu jika suami nya kini tengah mabuk.

"Arsy dari mana? Arsy mabuk?"tanyanya hati hati.

Arsy terkekeh pelan"Kangen kamu, sayang"ujarnya di tengah mabuknya"Kenapa bohong sama aku, hm?"

Kepala Arsy menoleh di hadapkan pada Abel dengan mata terpejam dan senyum menyeringai.

"Aku ga suka kamu bohong, hmm. Kamu buat aku ngerasa ga berguna loh.."

"Dengan kamu berbohong arti nya kamu ga mau aku tau dan ikut campur dalam hidup kamu"Arsy membuka matanya sebentar untuk menatap wajah sang istrinya lalu terkekeh dengan tangan mengusap lembut pipi itu.

"Aku suami kamu"Arsy menarik Abel dan menindihnya lalu mengecup lama bibir mungil itu.

Arsy melepas kecupan nya dan menatap Abel yang ada di bawah nya, ia terkekeh dan kembali menempelkan bibir mereka namun kali ini melumat nya lembut.

The Most Beautiful 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang