•Chapter 13!

68 1 0
                                    

Abel menutup pintu kamar nya dan berbalik badan melepas sepatu sekolah nya lalu segera mengganti pakaian nya. Namun baru saja membuka tiga kancing seragam nya Abel sudah di kejutnya dengan sebuah suara berat yang membuat nya langsung menoleh ke arah balkon kamar.

"pulang telat?"

Arsy. Lelaki dengan tubuh yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek sambil menatap pada bangunan di hadapan nya.

Gadis itu meneguk kasar saliva nya dan menghampiri Arsy dengan tenang. Sebenarnya berusaha tenang agar suami nya tidak mencurigakan apapun.

"Arsy kok tumben sore gini udah pulang?"

Pertanyaan Abel tak langsung dijawab oleh Arsy justru lelaki itu meliriknya dan menghadapkan dirinya pada sang istri.

"Kesorean, tadi janji pulang jam berapa?"

Abel terlihat gagu ia meremas jari jemarinya sambil terus menatap Arsy berusaha tidak terlihat ketakutan

"Jam 5 sore tapi tadi macet"balasnya lalu tercengir "Abel mandi dulu yaa, nanti Abel ceritain Abel dari mana aja sama Risa"

Sebelum gadis itu kembali masuk ke dalam kamar nya. Arsy langsung menarik kasar lengan Abel membuat gadis itu tersentak.

"Arsy, kenapa?"tanya Abel panik"S-sakit"

Arsy terlihat tak perduli ia menatap Abel dengan sangat tajam dan rahang yang mengeras.

"Ars—"

Ucapan Abel terpotong karena Arsy menariknya dan meraup kasar bibir Abel yang bergetar itu. Abel menepuk nepuk bidang Arsy sedikit mendorong nya namun sia sia.

Saat Arsy melepaskan sebentar Abel langsung menghirup kasar oksigen untuk pasokan paru paru nya yang terasa kosong. Tak memberi waktu lama Arsy kembali meraup dan melumatnya kasar tak memberi Abel kesempatan untuk sekedar membalas.

Arsy menggendong tubuh itu dengan kasar dan membawanya masuk menutup kasar pula pintu balkon dan membanting Abel di atas tempat tidur. Abel mendesah sakit merasakan tubuh nya yang terbanting dan menatap Arsy yang berdiri dengan nafas memburu.

Ada apa? Mengapa Arsy terlihat sangat kasar saat ini bukankah Abel sudah izin untuk pergi dengan teman nya itu lagi pula Abel hanya telat 30 menit saja apa itu membuat Arsy marah besar.

Arsy menindihnya dan menatap Abel dengan marah"Aku ga ngajarin kamu buat bohong!"tekan Arsy.

Abel mendelik"B-bohong? Abel ga boh—"sebelum Abel melanjutkan ucapannya Arsy langsung melahap rakus bibir itu.

Ia tidak bisa menampar bibir itu atau merobek nya karena telah mengucapkan kata kata berbohong pada nya. Jadi ini yang bisa Arsy lakukan.

"Ar-arsy!"

Kedua nya saling menatap dengan nafas memburu"Arsy kenapa sih? Abel salah apa kenapa Ars—"

"Kamu yang kenapa Abel! Kenapa bohong? Kenapa harus bohong kenapa kenapa kenapa?!"

Abel tersentak takut karena di bentak oleh Arsy dengan jarak dekat ia hanya mampu menutup wajah nya dengan kedua tangan sambil membiarkan Arsy merobek seragamnya membuat semua kancing seragam itu berserakan kemana mana.

"Arsy sakit"lirih Abel namun Arsy tak perduli ia menggigit jenjang leher Abel dengan kasar"A-arsyhh"

Arsy semakin di buat gila saat dirinya sedang dalam ke adaan marah seperti ini bahkan Arsy sampai tak mengenal dirinya saat berhasil membuat Abel bertelanjang.

"Arhh, Arsyhh s-sakith"

Arsy bangkit dan menatap Abel yang bergeletak di atas tempat tidur dengan posisi terlentang tanpa sehelai kain sedikit pun. Ia menyeringai membuatnya terlihat sangat menyeramkan namun ini yang Arsy mau.

Menelanjangi istrinya.

"Arsy udah marahnya, Abel maaf"ujar gadis itu disana.

"Aaarhhh"suara Abel yang bergetar membuat Arsy menyeringai dan terkekeh kecil sambil menggerakkan tubuh nya.

"Hm? Sakit? Hm?"Arsy terlihat gemas dan semakin mendalamkan posisi miliknya yang lagi lagi membuat Abel menjerit kuat sambil mencubit lengan berotot Arsy.

"Arsy"teriak gadis itu di sela sela tangisnya sebenarnya sudah tidak sakit hanya saja Abel takut dengan situasinya.

"Emang ini yang aku mau Abel"ujar Arsy"Kamu masih mau bohong sama aku? Gamau jujur hm? Ayok bilang!"

"Abel ga bohong—Aarh"

Lelaki itu menampar bongkahan besar yang bergejolak di hadapan Arsy karena gerakan lelaki itu.

Gadis di bawah sana terus menangis namun sudah tiada lagi air mata rasanya sudah terkuras habis dan dirinya pun sudah lelah karena tiga kali pelepasan sedangkan Arsy baru saja melakukan pelepasan pertama nya.

Abel terengah engah bersamaan dengan Arsy lelaki itu mengangkat Abel di pangkuannya tanpa melepas hubungan nya.

"Abel udah capek, Abel mau tidur"

"Gada"elak Arsy sambil menaik turunkan tubuh Abel"Gada berhenti sampai kamu selesai dapat hukuman"

"Abel gamau dihukum kaya gini! Abel gama—"

Arsy tidak perduli ia tidak mau mendengar penolakan apapun dari mulut istrinya.

¤¤¤

Note;

See u, kapan kapan lagi.

The Most Beautiful 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang