Bel pulang terdengar nyaring di seluruh sudut sekolah. Para guru pun mulai beranjak untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar, mengizinkan murid-muridnya pulang ke rumah masing-masing. Namun, tidak dengan murid yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dijadwalkan hari ini.
Seperti ekstra seni musik yang diikuti oleh Leesha dan Meira. Jangan tanya kenapa mereka bisa menjadi satu. Tentunya, Leesha lah yang mengajak Meira untuk bergabung di ekstrakurikuler tersebut. Dan pastinya karena ada Nathan di sana.
Leesha berjalan santai di koridor sekolah bersama Meira. Ia memegang cup yang berisi minuman kesukaannya, yaitu jus jambu. Sesekali ia menyesap sembari menikmati sensasi rasa khas dari minuman tersebut. Ia tersenyum lebar saat menangkap bayangan seseorang di depan sana. Dengan langkah sedikit cepat ia pun mengejarnya. Meira mendengus sebal akan tingkah Leesha yang tak pernah berubah. Selalu excited jika itu menyangkut Nathan.
"Nathan!" panggil Leesha, tetapi tak dihiraukan oleh orang itu.
"Nathan, berhenti!" Leesha berusaha menyesuaikan langkah dengan Nathan. Namun, langkahnya yang pendek tak dapat mengimbangi langkah Nathan yang lebar.
Akhirnya ia berlari dan berhenti menghadang Nathan. "Nathan, Stop! Lo denger gue nggak, sih? Capek gue ngejar lo!" kata Leesha dengan napas tersengal-sengal.
"Ikut latihan musik 'kan, Nath, hari ini?" tanya Leesha dengan menyunggingkan senyum di bibir tipisnya.
"Nathan! Ikut, ya? Please .... "
Sedangkan Nathan, lelaki itu hanya sibuk dengan ponsel yang ada di genggamannya tanpa mempedulikan Leesha yang masih mengoceh di sampingnya. Dengan earphone yang terpasang di telinganya membuat suara gadis itu tidak terlalu jelas.
"Nathan jawab!" gertak Leesha sembari merebut ponsel milik Nathan.
"Apa?!" Nathan kembali merebut ponsel-nya dan menatap tajam Leesha.
"Lagian dari tadi gue bicara panjang kali lebar kali tinggi, lo malah diem aja. Mainin ponsel lo doang. Memang ada apa, sih di ponsel lo?" Leesha mencibirkan bibirnya.
"Nggak akan gue jawab. Sana minggir!" titahnya datar. Bahkan tanpa segan menabrak bahu Leesha. Hey, Nath! Kamu itu cowok, masa main tubruk-tubruk aja sama cewek yang nggak sebanding sama tenaga kamu!
Leesha pun kembali menghampiri Nathan. "Nggak! Gue nggak akan minggir sebelum lo jawab pertanyaan gue!" sanggah Leesha dengan merentangkan tangannya.
"Ck! Minggir!" Nathan menerobos tangan Leesha dan berjalan dengan langkah lebar.
Dengan semangat Leesha tetap mengikuti langkah Nathan walaupun membuatnya sedikit ngos-ngosan.
"Nathan! Jangan cepet-cepet dong jalannya. Gue capek tau!" gerutu Leesha, akhirnya dapat mencekal lengan lelaki itu.
"Mending lo pergi!" Nathan menghempaskan tangan Leesha dengan kasar membuat gadis itu sedikit merintih kesakitan.
"Lo kasar banget, Nath sekarang. Gue cewek, bukan cowok. Tenaga gue lebih dikit dari lo." Leesha mengerucutkan bibirnya. Nathan hanya membalas dengan sebuah dehaman.
"Lo beneran nggak mau ikutan seni musik?" tanya Leesha sekali lagi.
"Nggak!"
"Singkat banget, sih, Nath," lirih Leesha. Nathan bener-bener lupa sama gue, nih kayaknya. Bukan prank. Apa gue juga harus berlagak seolah nggak ada hubungan apa-apa, ya sama dia? Batin Leesha bimbang.
Nathan berjalan tak menghiraukan Leesha yang terdiam di sana. Ia hanya mengira Leesha adalah gadis yang sangat aneh. Tak tahu malu dan itu sangat menganggu. Nathan mempercepat langkahnya ketika gadis itu mengikutinya lagi dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO [PRE-ORDER]
Teen Fiction❝ Kenangan indah dari kamu terlalu berharga untuk dihancurkan. ❞ ...... Tuhan menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan. Seperti aku dan kamu. Namun kemudian, kamu menghilang. Tidak. Bukan ragamu yang hilang, tapi jiwamu bahkan perasaanmu. Menur...