PART 7

3.7K 366 40
                                    

Bugh!

Bugh!

"SIALAN LO!" Tiba-tiba kedua preman tadi jatuh tersungkur dengan bagian wajah yang sedikit mengeluarkan darah.

Leo. Dia adalah Leo. Bukan Nathan seperti yang dia pikirkan atau kalian pikirkan tadi. Bukankah ekspektasi memang selalu bertolak belakang dengan kenyataan? "Lo nggak papa, Sha?" Leesha menggeleng.

Bukannya kapok, kedua preman itu bangkit. Mereka semakin terlihat sangar. "Ada pahlawan kesiangan nih." Salah satu preman itu memberi kode pada pria se-genk-nya.

Dengan gesit salah satu dari mereka mengunci pergerakan Leo. Dan yang satunya lagi maju perlahan sambil mengepalkan tangannya.

Bugh!

Leo berhasil menghindar dengan menunduk. Alhasil, preman di belakangnya yang terkena pukulan maut dari preman satunya.

"Kenapa lo mukul gue?! Pukul dia!"

"Gue mau pukul dia, tapi dia ngehindar!"

"Alah, bacot! Nggak becus!" Pertikaian itu membuat mereka lengah. Bahkan preman yang tadi mengunci pergerakan Leo sudah melepaskannya.

Leo melihat celah untuk kabur. Dengan segera dia meraih lengan Leesha untuk berlari bersama. "Le, l-lo nggak papa, 'kan?"

"Keadaan gue nggak penting. Sekarang, lebih penting kita lari dari mereka. Ayok, Sha!" Leesha mengangguk lalu mengeratkan genggamannya pada Leo.

Mereka lari bersama. Sesekali menengok ke arah belakang, takut jika kedua preman itu mengejar mereka. Dan, sialnya preman itu memang mengejar mereka.

"Le, kaki gue sakit. Nggak kuat lari lagi. Lo lebih baik lari, biar gue cari tempat sembunyi aja, Le. Panggil bantuan," titah Leesha yang larinya perlahan memelan.

Leo menggeleng. "Percuma, mereka pasti bisa liat lo!" Secepat kilat, Leo menggendong Leesha di punggungnya.

"Leo—"

"Udah, diam aja. Lo liatin aja mereka ngejar kita atau nggak," sela Leo cepat. Leesha mengangguk paham. Dia merasa tidak enak hati pada Leo, karena selalu merepotkan lelaki itu.

Leesha menoleh ke belakang. Matanya kembali membelalak saat melihat dua preman itu masih mengejar mereka. "Le, mereka masih ngejar. Ini gimana? Gue takut ...," lirih Leesha takut .

Saat ada tikungan, Leo berhenti sebentar dan menurunkan Leesha. "Gue bakal hadapin mereka. Lo lari dan cari bantuan, oke?"

"T-tapi—"

"Nurut sama gue, Sha. Lo lari sekarang dan cari bantuan!" tegas Leo.

Leesha perlahan mengangguk dan mulai berlari. Dalam hati ia rapalkan doa untuk Leo, agar Leo selamat. Beberapa kalimat maaf juga ia sebut di setiap larinya.

Seketika Leesha berhenti. Di depan sana, ada sebuah mobil yang masih ia kenali. Itu Nathan. Leesha ingin meminta bantuannya. Namun, melihat ada seorang gadis bersamanya membuat Leesha mengurungkan niatnya.

"Rupanya kamu bener-bener udah lupain aku, Nath," monolog Leesha. "Ke siapa lagi gue harus minta tolong?" Leesha frustasi. Di sini jalanan sepi, dan mencegat kendaraan lain pun percuma.

Tidak ada cara lain. Dia harus meminta pertolongan pada Nathan. Sekalipun ditolak, dia harus memaksa. Perlahan, kaki Leesha yang semula diam mulai berlari ke arah Nathan.

"Nathan!" panggil Leesha. "Please, tolongin gue. Ada orang kejar-kejar gue tadi. Dan—"

"Dari tadi lo sama sekali nggak kapok, ya gue tolak?" potong Nathan tanpa memperdulikan kalimat dari Leesha.

LET YOU GO [PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang