PART 20

7.1K 396 75
                                    

"Gimana? Lo mau terima tawaran gue waktu itu?

Dirinya hampir lupa dengan tawaran yang diberikan oleh Leo malam itu. Ia pun menoleh ke arah Leo dan tersenyum. Padahal di pikirannya ia masih memikirkan jawaban yang akan diutarakan.

"Em ... gue mau, Le. Gue juga udah ngerasa capek banget. Kalau pun gue lanjutin hubungan gue sama Nathan nggak akan kembali lagi seperti dulu 'kan?"

"Lo yakin?" Mata Leo terbuka lebar mendengar jawaban dari Leesha yang tentu membuat jantung berdetak kencang.

"Coba aja dulu, Le. Gue juga nggak yakin lo bisa bikin gue jatuh cinta sama lo." Leesha berkata dengan nada bercanda. Ya, memang ia mengatakan itu hanya untuk candaan semata.

Leo tertawa, tetapi dengan tawa yang dibuat-buat. "Ha ha ha ... lo ngeremehin gue. Eh, gue kasih tau ya, Leesha Adiba Zivanka. Pesona Leo itu jauh-jauh di atas Nathan tau nggak? Mata lo aja yang ketutup sama kabut asmara waktu itu makanya nggak ngelirik gue!" ucapnya sehingga Leesha mendelik mendengar ucapan Leo.

"Pede banget ya, lo! Oke-oke, kalau itu memang bener, buktiin dong. Jangan omong doang." Leesha menepuk-nepuk bahu Leo memberikan semangat.

"Pasti, gue yakin dalam waktu sekejap lo akan berpaling dari Nathan," sahut Leo seraya merangkul bahu Leesha erat-erat hingga kesulitan untuk bernapas, sontak gadis itu pun memukul kepala Leo untuk melepaskannya.

"Le ... tapi gue minta waktu." Leesha mengerucutkan bibirnya.

"Untuk?"

"Gue pengen perjuangin Nathan sekali lagi," ucapnya, Leesha menundukkan kepala. Leo hanya mengangguk seraya tersenyum hangat, jari telunjuknya mengangkat dagu Leesha agar tidak menunduk lagi.

"Oke, Sha gue ngerti. Tapi, inget kalau lo sakit hati, tengok ke belakang. Akan selalu ada gue buat lo." Leo mengacak-acak rambut Leesha.

Leesha tersenyum mengingat sekilas perbincangannya dengan Leo. Ia tak menyangka lelaki yang berstatus sahabat Nathan itu sangat baik terhadapnya. Ya, mungkin sama-sama tersakiti karena cinta yang bertepuk sebelah tangan mirip dengan apa yang dihadapi dirinya saat ini. Jika dipikir-pikir tak ada salahnya untuk membuka hati terhadap orang lain 'kan?

Leesha menangkap dua sosok yang tengah berjalan berdampingan. Ia bergegas untuk menghampiri. "Nath! Jangan lupa hari ini kita ngerjain tugas." Leesha mengucapkan langsung ke intinya tanpa basa-basi. Sebenarnya, ia muak dengan sikap Keyla yang terus bermanja-manjaan dengan Nathan.

"Iya, gue nggak akan lupa!" cetus Nathan dengan muka datarnya.

"Nath, bisa nggak sih libur sehari aja? Aku masih pengen sama kamu! Biasanya kalau kamu pergi sama dia tuh pulangnya malem loh. Terus waktu buat aku kapan?" Muka Keyla tampak memelas, ingin sekali Leesha mencakar-cakar wajah itu dengan kukunya.

"Nggak bisa, Key. Lo mau kalau waktu gue sama dia tambah lama?" Keyla menatap malas ke arah Leesha setelah mendengar kata Nathan. "Lo pulang sendiri hari ini, atau mau bareng sama Leo? Biar gue yang bilang."

"Hm, ya udah, deh. Aku bareng Leo aja." Muka Keyla tampak lesu.

"Maaf, tadi kayaknya Leo udah pulang duluan, deh." Leesha jujur dengan ia katakan. Leo telah pulang sedari tadi, bahkan lelaki itu berpamitan dengan dirinya saat tak sengaja berpapasan di koridor sekolah.

"Hah? Terus Aku gimana, Nath?" Keyla merengek kepada Nathan, gadis di hadapannya yang melihat kelakuan itu pun menghela napas, seolah telah bosan dengan apa yang dilihat.

LET YOU GO [PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang