Nathan melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah yang diikuti oleh Leesha di belakangnya. Sebenarnya, gadis itu merasa aneh karena sikap Nathan sedikit berubah kepadanya. Apakah karena bukti tadi? Jujur saja ia merasa sangat senang bahkan di dalam hatinya menjerit kencang.
Sesampai di parkiran, terlihat Keyla berdiri di dekat pintu mobil milik Nathan. Tak heran jika Keyla selalu menunggu Nathan karena setiap pulang atau berangkat sekolah mereka selalu bersama. Leesha menghela napas pasrah, ia tak bisa jika harus melihat Nathan harus dekat bersama orang lain. Bukan karena egois, tetapi ini memang kenyataan. Dadanya terlalu sakit, rasa cemburu selalu tercetak jelas di hatinya. Ingat kata pepatah, cemburu itu artinya cinta. Dan Leesha mencintai Nathan.
"Nathan! Kok kamu lama banget, sih? Betah banget, ya sama dia?" Keyla menunjuk Leesha yang berada di belakang Nathan. Gadis yang ditunjuk seperti itu hanya memutar bola matanya malas.
"Maaf udah buat lo nunggu lama. Tugas dari OSIS sialan itu banyak benget, jadi butuh waktu yang panjang," sahut Nathan sembari mengusap kecil rambut Keyla.
"Udah aku bilang 'kan, Nath. Biar dia aja yang ngerjain, kamu cukup kasih dia uang. Pasti semuanya bakal beres," hardik Keyla menatap Leesha tak suka.
"Enggak bisa gitu, dong! Nathan juga harus ikut selesain hukumannya. Dan perlu lo inget! Gue bukan cewek matre yang biasanya porotin duit orang lain, " elak Leesha dengan napas memburu.
"Udah! Kita pulang!" lerai Nathan agar menyudahi perdebatannya.
Leesha pun tersenyum penuh kemenangan. Nathan memang tak membelanya, tetapi entah mengapa ia merasa jika Nathan mulai peduli dengan dirinya. Lelaki itu menatap Leesha tajam.
"Masuk!" perintah Nathan yang langsung dibalas dengan anggukan oleh Leesha.
Keyla menatap Nathan tak percaya. "Nath, dia ikut sama kita?" tanya Keyla dengan raut wajah memprotes.
"Iya."
"Nath, tapi aku pengen berdua aja sama kamu. Enggak usah ajak dia juga bisa 'kan?" mohon Keyla agar Nathan mengusir Leesha dan tidak ikut satu mobil dengan mereka berdua.
"Dia cuma numpang." Nathan menjawab singkat dan berjalan memuju pintu kemudi.
"Aku nggak mau kalau ada dia!" gertak Keyla dengan menghentakkan kaki kesal.
Leesha juga muak jika dihadapkan dengan nenek lampir satu itu. Baiklah, biar dirinya yang mengalah. Leesha berdeham. "Ya udah. Gue nggak usah ikut sama lo, ya, Nath. Lo sama Keyla aja. Permisi," kata Leesha lalu, melangkahkan kakinya menjauh dari mereka. Sedangkan, Nathan memasang muka datar walaupun sedikit rasa kecewa di hati kecilnya. Bukan sedikit, tetapi sangat sedikit. Ingat, sangat sedikit.
"Akhirnya dia pergi juga. Yuk, Nath! Kita pulang." Keyla tersenyum senang dan masuk ke mobil Nathan.
Nathan hanya diam tak bersuara. Dengan segera ia menjalankan mobilnya pelan. Nathan menatap punggung gadis bertubuh mungil dari dalam mobilnya. Tanpa menghiraukan Keyla yang sedari menggerutu karena adanya Leesha. Kemudian, Nathan menghentikan mobilnya dan menekan klakson membuat Leesha terpelonjak kaget.
"Masuk!" titah Nathan dengan sedikit penekan. Keyla membulatkan matanya tak terima.
"Apa-apaan sih, Nath! Kamu tetep mau ajak dia? Baru sehari kamu deket dia aja udah kayak gini. Apalagi berhari-hari? Bisa-bisa otak kamu dicuci sama dia, kamu inget nggak? Dia itu cuma manfaatin kamu doang lho, Nath!" protesnya tak mau jika Nathan terus dekat dengan Leesha.
"Udah? Kalau lo nggak mau barengan, mending lo aja yang turun." Entah apa yang merasuki hati Nathan. Ia saat ini sudah berani membentak Keyla. Nathan menganggap kata-kata Keyla hanya memprovokasi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO [PRE-ORDER]
Ficção Adolescente❝ Kenangan indah dari kamu terlalu berharga untuk dihancurkan. ❞ ...... Tuhan menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan. Seperti aku dan kamu. Namun kemudian, kamu menghilang. Tidak. Bukan ragamu yang hilang, tapi jiwamu bahkan perasaanmu. Menur...