PART 12

3.9K 348 14
                                    

Leesha turun bersama dengan Nathan. Leesha merasa aneh dengan rumah Nathan. Katanya, orang tuanya sedang pergi. Tapi, kenapa pintu rumah dibiarkan terbuka? Dan kenapa ada mobil lain di sini?

Saat tengah mengamati rumah Nathan, tiba-tiba seseorang dari dalam rumah Nathan berlari keluar menghampiri Nathan.

"Nathan! Mana cemilannya? Aku laper nih," pinta Keyla sambil mengerucutkan bibirnya. Rupanya, Keyla belum sadar akan keberadaan Leesha di dekat Nathan. Leesha juga tidak terlalu memedulikan gadis manja itu.

"Kok ada lo di sini, sih?" Leesha seketika menoleh. Apa-apaan? Bukannya menyambut tamu, gadis manja itu malah bertanya dengan sorot tak suka.

"Lo kira sopan?" Leesha berdecih malas. Siapa saja akan malas jika bertengkar dengan gadis manja. Seperti Keyla contohnya.

Lihat, baru saja Leesha menimpalinya dengan sindiran, gadis itu malah terlihat meminta pembelaan dari Nathan.

"Udah, udah. Ayok masuk," ajak Nathan sambil menggenggam lengan Keyla. Meninggalkan Leesha yang diam di belakang mereka. Keyla menoleh ke arahnya dengan senyum mengejek.

Dipikir Leesha akan peduli pada ledekan nenek lampir itu? Cih, tidak!

Raut wajah Leesha berubah seketika. Wajah yang tadi terlihat biasa saja, dan seolah tak peduli. Kini berganti menjadi kesal. Dengan langkah cepat, dia mengikuti Nathan serta Keyla memasuki rumah Nathan.

Betapa terkejutnya dia saat melihat Leo yang tengah menonton televisi dengan santainya di ruang tamu Nathan. Bagaimana bisa ada Leo di sini? Ah, iya Leesha ingat. Leo 'kan bersahabat dengan Nathan. Leesha pun menghampiri Leo.

"Hai, Le!"

Leo menoleh dengan ekspresi terkejut. "Eh, Leesha? Kok lo bisa di sini?"

Leesha terkekeh. "Bisa dong! Ada pangeran jemput."

"Nathan maksud lo?" Leesha mengangguk senang. "Tumben. Udah ada kemajuan berarti." Leesha hanya terkekeh menimpali. Mungkin, memang seperti itu. Semoga saja, keadaan dan ingatan Nathan cepat pulih.

"Lo laper nggak? Rencananya, gue mau masak, sih. Gara-gara tadi cemilannya gue kasih ke anak-anak jalanan." Leesha terlihat tidak enak saat mengatakan hal itu. Jujur saja, mungkin lelaki di sebelahnya ini akan kecewa, memarahi atau bahkan menertawakannya.

"APA?! JADI INI GARA-GARA LO?!" pekik Keyla. Matanya menyorot marah pada Leesha. Sedangkan, yang ditatap hanya menampilkan wajah biasa. Apa yang harus ditakuti memangnya? Keyla manusia, dia pun manusia.

Leesha menghela napasnya. "Nanti gue masak di sini, sebagai gantinya."

Saat Keyla akan protes, Nathan lebih dulu menyela, "Ayok ke dapur!" ajak Nathan. Leesha mengangguk. Saat dirinya bersejajar dengan Keyla, dia tampilkan senyum kemenangannya. Dan, Keyla hanya membalas dengusan.

"Nathan, aku juga mau ikut masak!" teriak Keyla ke dapur lebih cepat daripada Leesha.

Nathan berbalik. "Lo 'kan nggak bisa masak, Key. Biarin Leesha aja."

"Nanti makanannya diracunin gimana?" tanya Keyla berlebihan. Apa keuntungannya dengan meracuni Nathan? Yang ada, perjuangannya selama ini sia-sia.

LET YOU GO [PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang