PART 11

3.9K 339 24
                                    

Leesha mengelap peluh yang ada di keningnya. Hanya sisa dia seorang yang ada di cafe. Sedangkan yang lainnya sudah berpamitan tadi. Alhasil, hanya Leesha seorang yang mengelap meja-meja cafe.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Sebentar lagi dia bisa pulang. Cafe ini memang buka dari jam 08.00 hingga jam 19.00 saja. Bukan karena sepi, cafe ini justru ramai. Mungkin untuk menarik pelanggan lebih cepat jadi seperti itu sistemnya. Semakin cepat waktu habis, semakin banyak orang yang buru-buru mengambil antrean.

Ternyata seperti ini rasanya berkerja paruh waktu. Melelahkan, belum lagi tugas-tugas yang terus menghantuinya. Entah tugas pelajaran, atau bahkan tugas hukuman.

Ddrrtt .... Ddrrtt ....

Tiba-tiba ponsel di sakunya bergetar. Segera Leesha mengambil dan menjawab sebuah panggilan dari ... Nathan? Benar, dia tidak salah lihat! Username-nya memang Nathan!

"Halo, Nath! Ada apa?" Di seberang sana belum ada jawaban. Apa mulut Nathan sedang sariawan? Ah, mana mungkin. Atau ...  Nathan gugup? Tidak, tidak! Mana mungkin lelaki itu gugup, sedangkan sikapnya saja selalu membuat hatinya terluka?

"Nath, kenapa?"

"Maaf, kepencet tadi." Bukan itu bukan suara Nathan. Lebih kepada suara perempuan. Mungkinkah ... Keyla? Saat Leesha akan bertanya, di seberang sana sudah menutupnya lebih dulu.

Leesha menggelengkan kepalanya pelan. Mengganggu pekerjaannya saja. Dengan cepat, Leesha kembali meneruskan kembali mengelap meja-meja cafe. Namun, beberapa saat kemudian, ponselnya bergetar lagi.

Dengan tergesa dan kesal Leesha menjawab telepon tersebut. "Halo?! Kalau kepencet lagi gue bilangin Nathan!"

"Gue Nathan, coba sini bilang." Leesha tersentak. Nyalinya ciut seketika. Ternyata ini sungguhan Nathan. "Kok diem?" tanya Nathan.

"Ada apa, Nath?" tanya Leesha mengalihkan pembicaraan.

"Udah pulang kerja? Kalau udah, gue jemput." Mata Leesha berbinar seketika. Apakah Nathan sudah ingat segalanya? Apakah Nathan akan kembali padanya? Ini bukan mimpi, 'kan? Hati Leesha berbunga. Sangat berbunga, penantiannya berujung manis.

"Nath, lo udah ingat gue?"

Di seberang sana, dahi Nathan mengkerut. Kapan memangnya dia bilang bahwa ingatannya pulih? Apa gadis ini mengigau?

"Nggak. Gue cuma mau ngasih tau malem ini, kita terusin tugasnya."

Harapan tinggi Leesha jatuh ke permukaan dengan kasar. Sakit, dan lelah kembali dia rasakan. Ternyata Tuhan masih ingin mengujinya. "Oke. Cafe Kenanga alamatnya."

Tanpa menghiraukan perkataan Leesha. Seseorang di seberang sana langsung mematikan sambungannya secara sepihak. Leesha menghela nafasnya saat mendengar nada sambungan terputus. "Kapan semua bakal jadi bahagia kayak dulu?"

Netranya memandang ke depan dalam pikiran kosong. Tangannya masih memegang lap meja yang seharusnya ia selesaikan dengan cepat. Tiba-tiba pikirannya buyar saat seorang gadis membuka pintu cafe tersebut.

"Permisi Mbak, Pak Fajar nya, ada?" tanya gadis dengan kemeja kotak-kotak berwarna coklat serta topi yang menutupi kepalanya.

"Pak Fajar sudah pulang sedari tadi, Mbak. Ada perlu apa, ya? Mungkin bisa saya sampai 'kan besok?" Leesha menjawab dengan sopan.

"Lo karyawan baru di sini ya? Kenalin gue Putri, anaknya Pak Fajar." Putri mengulas senyum dan mengulurkan tangannya.

Sontak Leesha terkejut dan membalas uluran tangan tersebut sembari menunduk. "Oh, anaknya Pak Fajar? Aduh, Mbak maaf saya nggak tau kalau Mbak Putri anaknya Pak Bos. Perkenalkan saya Leesha karyawan baru dari beberapa hari yang lalu." Leesha berkata seraya membungkukkan badan beberapa kali.

LET YOU GO [PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang