"Eh, ada anak haram!" sindir Selly membuat Leesha mengepalkan tangan.
"Kasihan banget yang udah dilupain sama pacarnya sendiri." Caterine pun ikut menimpali temannya itu.
"Bagus dong, itu memang pantes buat anak haram kayak dia, hahaha," tambah Karina.
Leesha menatap jengah tiga orang di depannya itu. Mereka adalah geng pem-bully. Mereka berkuasa, tentu saja mereka dapat melakukan apapun sesuka hati mereka.
"Mau kalian apa?" Suara Leesha terdengar lantang.
"Simple kok, kita cuma mau lo menuruti segala perintah kita. Kalau lo mau, kita nggak akan ganggu lo lagi." Selly menyeringai lebar dengan tangan bersedekap di dada.
"Maksud lo, gue harus jadi babu kalian gitu?"
"Nah itu lo tau," sahut Karina dengan menepuk-nepuk bahu Leesha. "Pinter juga, lo."
Dengan kasar, Leesha menepis lengan Karina dari bahunya. "Ck! Jangan harap."
"Mulai berani, ya lo sama kita?!" Caterine maju dan mencengkram kerah kemeja Leesha.
"Emang lo siapa? Nggak usah sok berkuasa, deh. Karena gue nggak takut sama kalian!" tantang Leesha membuat ketiga orang itu emosi.
Dengan secepat kilat, Selly menarik lengan Leesha dan menampar pipi kanan Leesha.
Plak!
Suara tamparan menggema di dalam toilet. Ditambah suasana sepi, yang membuat sedikit suara saja bisa terdengar nyaring. Leesha segera memegang pipinya yang terasa kebas.
"Gue bisa aja ngeluarin lo dari sekolah ini dengan mudah kalau lo udah berani bantah ucapan gue!" Selly memberi kode pada Karina. Karina mengangguk lalu dengan lihainya, dia menjambak rambut Leesha.
Leesha hanya meringis kesakitan, berusaha melepas tarikan tangan Karina dari rambutnya. "Argh ... sakit! Lepasin! J-jangan mentang-mentang lo anak donatur terbesar lo bisa ngelakuin ini seenaknya! " Leesha tetap sekuat tenaga melepaskan tangan Karina dengan kasar.
"Sakit, ya? Uluh-uluh, kasian banget, sih." Selly beralih mencengkram leher Leesha dengan kuat, membuat gadis itu kesulitan bernapas karena tercekik. "Gue emang anak donatur terbesar. Dan, gue nggak mau menyia-nyiakan kesempatan itu! Jadi terserah gue mau lakuin apa aja."
"T-tolong. Gue ng-ngak bisa n-napas," mohon Leesha tersendat. Akhirnya Leesha menggerakkan sikunya ke arah perut Selly, membuat tulangnya terbentur dengan bagian tubuh di belakangnya itu. Selly berdecih pelan, menatap Leesha tak suka karena selalu melawannya.
"Argh! Gue benci sama lo! Dasar anak haram. Cat, Rin, guyur dia!" perintahnya dan langsung diangguki oleh kedua orang itu.
Byur!
"Hahaha, mampus lo!"
"Rasain tuh bau air comberan!"
"Iyuh, jijik banget, sih. Ayoklah pergi!"
"Sialan!" umpat Leesha pelan, Selly tersenyum puas karena melihat penampakan dihadapannya yang sudah tak rapi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO [PRE-ORDER]
Teen Fiction❝ Kenangan indah dari kamu terlalu berharga untuk dihancurkan. ❞ ...... Tuhan menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan. Seperti aku dan kamu. Namun kemudian, kamu menghilang. Tidak. Bukan ragamu yang hilang, tapi jiwamu bahkan perasaanmu. Menur...