pertaruhan nyawa

65 13 39
                                    

Pada kemusuhan sama Seungcheol:v

Woyy

Ngakak:'








~°Bangsat°~





"apa perlu gue naruhin nyawa demi lo"

Berbarengan dengan satu cairan yang berhasil luruh, kalimat itu keluar kalimat yang tidak akan Sunhi ingkari.

Seungcheol terdiam,tidak mengerti yang di maksud perempuat di depannya.

"yang gue perlu itu lo ga usah ikut campur urusan gue"

BLAM!-

Sunhi berjengit kaget, pintu di depannya tertutup rapat. Seungcheol tidak mau mendengarkan nya, kejadian yang tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya ada di depan mata dan Sunhi pastikan dirinya yang harus menanggung resiko itu.

"Gue sayang lo ka Seungcheol"
Kalimat terakhir sebelum Sunhi benar-benar meninggalkan kediaman Seungcheol. angin berhembus lembut membantu membawa kalimat tersebut untuk disimpan dilangit dan semoga saja tersampaikan suatu hari.

Dengan langkah berat Sunhi membawa tubuhnya menjauh dari tempat sebelumnya, isakan demi isakan kecil keluar dari mulut mungilnya. Cukup sakit membayangkan seorang yang di sayang nya-ralat, yang di cintai nya- terluka karna tindakan bodoh nya.

Sunhi merutuki dirinya, semakin menenggelamkan wajahnya dibalik topi yang dipakainya. Sungguh, dunia sangat kejam.


















"Perempatan yang ga jauh dari rumah ka Seungcheol"-







~°Bangsat°~





Hati Seungcheol perlahan menghangat melihat senyum yang terulas di wajah kekasih nya.

Setelah kepergian Sunhi, tidak lama bell rumah berbunyi kembali dan saat Seungcheol membuka pintu tiba-tiba dia merasakan sesuatu menubruknya. Seungcheol kembali tersenyum mengingat itu.

Kekasihnya sangat menggemaskan.

"Ehm- jadi, sekarang kita mau kemana?" Seungcheol membuka suara setelah beberapa menit mereka berjalan dengan langkah beriringan dan sedikit jarang di antara mereka.

"Ga tau, ga ada yang buka juga kan? Aku cuma mau nikmatin udara sepagi ini bareng kamu" langkahnya terhenti bersamaan dengan senyum lebar nan manis Eunbi arahkan pada Seungcheol.

Seungcheol merona, guratan halus dipipinya terlihat dan segera dia alihkan pandangan nya ke lain arah.

Kekasihnya ini benar-benar membuat nya salah tingkah.

Seungcheol berdehem menetralkan detak jantung nya dan kembali berjalan di trotoar, jalanan cukup sepi oleh kendaran yang lewat dan bisa di hitung dengan jari. Angin dingin pagi-sangat pagi- berhembus kencang membuat rambut Eunbi yang tergerai melambai ringan mengikuti angin.

Cantik.

Itu yang selalu ada di pikiran Seungcheol, dia benar-benar bersyukur mendapatkan Eunbi, perempuan yang sempurna.

"Kamu ga dingin?" Suara rendah nan lembut keluar dari mulut Seungcheol dan lagi-lagi membuat Eunbi tersenyum.

Semurah itu senyum Eunbi-pikir Seungcheol.

"Ngga ko, kan udah pake jaket" jawabnya ringan, Seungcheol mengangguk.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan seperti apa yang dikatakan Sunhi, pilihan yang tepat menyetujui ajakan kekasihnya untuk bertemu dan mencari angin sekaligus membicarakan hal yang selama ini Seungcheol simpan sendiri. Karna Seungcheol tau akhir-akhir ini kekasihnya sedang sibuk.

Bangsat -S.CoupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang