thirteenth

182 29 1
                                    

Jika biasanya Rose sepulang sekolah Rose langsung pulang tanpa mampir terlebih dahulu, kini tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika biasanya Rose sepulang sekolah Rose langsung pulang tanpa mampir terlebih dahulu, kini tidak. Gadis penggambar itu saat ini sedang berada di perpustakaan bersama kedua temannya dan Jeka and the gang.

Mengingat ujian nasional sudah dekat mereka memutuskan untuk mengurangi kegiatan tidak penting dan fokus pada belajar. Yah... Walaupun tangan Rose sudah gatal ingin menggambar, tapi dia tahan.

Saat ini mereka sedang belajar mata pelajaran IPA Fisika, salah satu pelajaran yang sangat tidak disukai oleh murid murid, termasuk Rose.

Menurutnya Fisika itu sungguh sulit jika dibandingkan dengan Matematika. Sudah 10 menit Rose berpikir untuk menjawab soal nomor 12, tapi tetap saja hasilnya nihil.

"menyebalkan"gumamnya geram. Rose membuka halaman buku tulis paling belakang.

Dan dia memutuskan untuk menggambar saja dari pada harus mengerjakan soalnya membuatnya semakin pusing. Ah! bahkan baru melihat soalnya saja sudah mampu membuat Rose dengan senang hati melemparkan buku paket itu.

"Rose lo udah selesai belum? ini mau diperiksa Jeka nih"tanya Jeffrey yang saat ini mengumpulkan tugas yang diberikan Jeka tadi.

Sedikit informasi, Jeka itu pernah memenangkan olimpiade Fisika dan Matematika. Jadi Jeffrey tadi meminta tolong untuk belajar bersama sama.

Rose mendongakkan wajahnya, lalu menyerahkan buku tulisnya pada Jeffrey. Jeffrey menerimanya dan memberikan kepada Jeka.

Jeka mulai mengoreksi tugas mereka satu persatu. Dia juga sedikit menambahkan rumus rumus yang lebih mudah dan cepat agar dipelajari. Dan tugas Rose mendapat giliran terakhir untuk di koreksi.

Jeka mengkerutkan dahinya saat melihat pekerjaan Rose.
"Rose, kenapa punya lo cuma sampe nomor 11? Bukannya soalnya ada 40? Dari tadi lo ngapain aja? "tanya Jeka beruntun, tatapannya tampak tajam dan mengintimidasi.

Rose membuang muka. Jeka jadi curiga, pasalnya tadi juga sibuk dengan bukunya tapi kenapa hanya sampai nomor 11?

Tiba tiba Jeka membalikan halaman bukunya di halaman terakhir. Dan terpampanglah gambar ular yang dia yakinin king cobra yang sangat indah.

"jadi lo dari tadi sibuk gambar ular ini? "tanya Jeka sambil memperlihatkan hasil tangan Rose.

Vano, Suga, Jeffrey dan juga Wonu melebarkan  pupil matanya.

"Waww! Itu lo yang gambar Ros?! " seru Vano kagum.

"keren banget sumpah!! Kok bisa sih?! Kayak 3D cuy!! "puji Suga dengan mata yang berbinar.

"gue tau lo pinter gambar Ros, tapi gue bener ga nyangka lo bener bener bisa nggambar sekeren itu!! "seru Wonu.

"Rose lo berbakat banget sih!! "ucap Jeffrey menangis haru. Dramatis? Memang.

Jeka menghembuskan napasnya saat melihat mereka malah terlihat sangat antusias. Lalu kembali menatap Rose yang masih memalingkan wajahnya.

"gue tau lo pinter nggambar, tapi lo kan udah setuju buat gak menggambar selama belajar. Usahain fokus ke belajar dulu Rose"ucap Jeka sedikit memberi nasehat ringan.

COLD GIRL [RK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang