Broken Petal: Deep Red Dead End

12 2 0
                                    

Si kembar saling bertatapan. Haruskah mereka percaya kepada Rito, setelah apa yang terjadi kepada mereka? Mungkin saja, meski Rito sudah menindas mereka secara tidak langsung, menaruh paku payung di sepatu Shiragiku dan juga ulat di sepatu Tsubaki. Apalagi sampai membuat Shiragiku kabur dari sekolah dan depresi seharian karena luka lamanya yang terbuka lagi oleh perbuatan anak itu.

Kalau saja mereka memaafkan Rito, mungkin dia bisa membantunya untuk memenjarakan Atsuki. Tetapi bisa saja dia sama sekali tidak berubah dan malah akan berkhianat begitu berhasil membawanya ke dalam sel tahanan.

Namun sebuah jawaban keluar dari mulut Tsubaki.

"Aku tidak bisa percaya kepadamu."

Rito tertegun saat mendengar jawaban tersebut. "A-Apa...,"

"Sayangnya aku tidak bisa lagi percaya kepadamu. Kau sudah berkali-kali merusak kepercayaan yang kuberikan, setiap kesempatan untuk memperbaiki diri. Aku memang mudah memaafkan orang... tapi bukan berarti kepercayaan itu bisa didapat lagi. Sejak awal... kepercayaan itu sudah sirna."

Jantungnya seakan berhenti berdetak setelah mendengar kalimat itu. Jadi Tsubaki memang sudah tidak lagi memihaknya, meskipun gadis itu masih berlaku baik kepadanya? Pembelaan Rito selama ini ternyata kosong. Perjuangan untuk mengulur waktu dan membiarkan peserta lain hidup demi mereka... berakhir sia-sia.

Tsubaki takkan mempercayainya lagi. Dan kemungkinan besar Shiragiku juga tidak akan menganggapnya sebagai juniornya.

"Senpai...," air mata Rito perlahan jatuh.

Tsubaki memandang juniornya itu. "Setidaknya kami masih ingin membantumu keluar, Rito. Namun itu juga bukan berarti kau bisa mempergunakan kesempatan itu untuk bersikap semaunya, sama seperti yang telah kau lakukan selama ini. Terlebih...," dia mendelik ke arah Atsuki. "jika perintah itu datang dari ayahmu."

Atsuki menggeram. Tsubaki kemudian membantu Shiragiku untuk berdiri. "Atsuki, sebaiknya kau menyerah saja. Hito wo norowaba ana futatsu, apapun yang kau lakukan akan dibalas di kemudian hari. Apapun yang kau lakukan kepada kami, aku yakin akan berbalik kepadamu. Termasuk membunuh teman-teman kami."

"Senpai...," desis Rito. Kemudian, dia memberanikan diri menatap sang ayah. "Ayah, untuk kali ini, aku terpaksa harus menentangmu. Menentang semua perintah yang kau berikan, termasuk menjadikanku sebagai boneka untuk memuaskan nafsu kotor selama bertahun-tahun. Kau memang sudah tidak pantas untuk hidup."

Atsuki merasakan amarahnya meningkat mendengar ucapan anaknya. "Jadi begitu, ya... kau memutuskan untuk mengikuti apa yang ibumu lakukan...," dia mengangkat belati tinggi-tinggi dan berjalan ke arah Rito, sementara laki-laki itu mundur perlahan melihat sang ayah mendekat. "jika memang itu keinginanmu... maka aku tidak punya pilihan lain... selain membunuhmu saat ini juga!"

Tangan Atsuki sudah akan menikam Rito. Tsubaki langsung menarik tangan Rito, sementara Shiragiku segera menahan tangan Atsuki dan menarik belati dari genggaman pria tersebut. Dan entah kekuatan dari mana, gadis itu mampu mendapatkan kembali belati itu meski harus menahan perih di kedua lengannya.

Atsuki berjengit. "Kau...!"

"Aku takkan memaafkanmu karena telah menghabisi nyawa teman-teman kami. Dan menghabisi nyawa orang yang harusnya bisa melindungiku," desisnya. Shiragiku kemudian mengambil bongkahan kayu di dekat dan memukul wajah pria tersebut sekeras mungkin. "Jangan halangi kami lagi, Akizuki Atsuki! Terbakarlah kau dengan dosa-dosamu!"

"AARGHHHH!!!" Atsuki berteriak saat wajahnya terkena bara api dari kayu itu. "Wajahku! Wajahkuuu!!!"

Rito bangkit, kemudian berujar kepada ayahnya. "Maafkan aku, Ayah... tidak, Akizuki Atsuki!" tanpa ragu pun dia mendorong Atsuki ke arah reruntuhan hingga pria itu terjerembap. Tanpa berpikir panjang, laki-laki tersebut menoleh ke arah si kembar.

[End] Chrysanthemum & Camellia 3: Final JudgementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang