Fifty Ninth Petal

25 4 17
                                    

Kediaman Hanazuki...

Shion membeku mendengar penjelasan dari Kizuna-sensei. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendengar tentang ayahnya melalui orang yang rupanya pernah menjadi bagian dari masa lalu kedua orangtuanya.

"Aku... mengerti sekarang. Aku tidak menyangka ayah rupanya masih memikirkan kami," kata Shion begitu Kizuna-sensei selesai menjelaskan hal serupa yang dikatakan kepada Shiragiku. "Apakah sensei yakin... ayah berada di pulau utama?"

"Saya tidak akan pernah berbohong kepadamu ataupun adikmu. Saya sudah mengatakannya kepada Shiragiku kalau saya bertemu dengan Kuroba. Tinggal masalah waktu hingga dia benar-benar kembali ke Izu Oshima. Keluarga kalian bisa selamat jika dia berhasil pulang sebelum rencana Atsuki selesai."

"Aku tidak bilang kalau Anda berbohong. Hanya saja...," Shion terenyak. "entah bagaimana ibu akan bereaksi jika dia tahu ayah bersedia pulang."

"Apakah ada masalah? Atau Kigiku sudah menyerah menunggu Kuroba?"

"Tidak, bukan begitu. Justru ibu masih menantikan kepulangan Ayah. Masalahnya adalah...," Shion mengepalkan tangan. "Kemarin malam... Ibu sudah berjanji akan menikahi Atsuki, agar pria itu berhenti menyiksa kami dan menggantikan Ayah."

Kizuna-sensei terkejut. "Kigiku bilang begitu?!"

"Ya, walaupun aku tahu ibu melakukan ini karena terpaksa dan bukan dari kemauannya sendiri. Shiragiku juga membutuhkan sosok seorang ayah untuk menjadi saksi saat dirinya ditunjuk menjadi pewaris keempat."

Pria di hadapannya kehabisan kata mendengar itu. Celakalah kalau sampai Atsuki benar-benar menikahi Kigiku.

"Shion-san, saya ingin kau tetap membujuk ibumu untuk tidak menikah dengan Atsuki. Saya bisa menjamin kalian takkan bahagia. Saya tahu pria itu lebih darimu. Dia hanya ingin menjebak kalian ke dalam kesengsaraan."

Shion terkesiap. "Apa...,"

"Percayalah, Atsuki lebih dari sesosok iblis. Dia melihat kalian sebagai satu-satunya pelampiasan nafsu kotornya, dan untuk menodai keluargamu. Dan kemungkinan besar... menghancurkan mental dan akal sehat adikmu."

"Adik... maksud Anda—"

"Saya tidak ingin mengatakan ini. Tapi saya takut Shiragiku akan kehilangan jati dirinya karena ulah penyelenggara camping ini. Jika tidak ditolong, si kembar akan menemui ajal mereka. Dan itu artinya, Atsuki bisa menggunakan kesempatan besar itu untuk menghabisimu juga dan memenangkan Kigiku. Menjadikan ibu kalian miliknya, tanpa ada yang bisa menghalangi. Termasuk Kuroba sekalipun."

Shion mematung seketika, tidak tahu harus berbicara apa. Jantungnya berdegup semakin keras, bersamaan dengan matanya yang membulat. "...dia... ingin menikahi ibu... setelah pria brengsek itu menyiksa kami... dan merebut posisi ayah?"

Kizuna-sensei mengangguk. "Dan mungkin Atsuki akan menghancurkan kedamaian keluarga kecilmu, menghancurkan segalanya. Kekayaan, kesempurnaan, dan kebahagiaan. Jika Kigiku menikahinya... itulah akhir dari keluarga Hanazuki."

Si putra tertua menggigit bibir bawah, geram. Dia benar-benar tidak tahan ingin menemui Atsuki dan meminta pria itu untuk menjauh dari keluarganya. Menjauh dari ibu serta kedua adiknya yang kini tidak tahu bagaimana kabarnya. Jika perlu... dia rela membunuhnya sekalian.

Sementara itu, Kizuna-sensei memandanginya sembari membatin. "Saya sengaja melakukan ini, Shion-san. Maaf, tapi hanya inilah yang bisa saya lakukan." Beliau pun berdiri dan mendekati Shion. "Kalau begitu, saya permisi terlebih dahulu, Hanazuki Shion-san. Selamat malam, saya mendoakan keselamatan kalian."

[End] Chrysanthemum & Camellia 3: Final JudgementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang