Fiftieth Petal

45 5 22
                                    

Shiragiku membuka matanya. Dia mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang luas dan didominasi warna hitam. Tidak ada pintu, hanya ada dua jendela yang menampakkan bulan sabit. Ruangan tersebut sunyi dan mencekam. Di sekelilingnya terdapat kelopak-kelopak higanbana yang bertebaran.

"Dimana... ini...,"

Gadis itu bangkit dan melihat ke sekeliling. Tidak mungkin dia tiba-tiba dibawa ke suatu tempat dan dibiarkan terbaring di lantai. Atau mungkin ini mimpi aneh seperti yang pernah dia alami sebelum bertemu dengan Shion.

"Tidak mau melihatku?"

Shiragiku tertegun. Dia menoleh ke belakangnya dan menemukan sosok bersurai hitam panjang dan berkimono merah tengah duduk di tengah-tengah ruangan kosong itu. Di sekelilingnya terlihat sekumpulan higanbana dan rantai yang dibiarkan bertebaran.

"Akane...,"

Sosok bermanik merah darah itu tersenyum sinis. "Kaget? Kau mungkin ingin tahu kenapa kau bisa ada di sini. Itu karena semua ini adalah bayangan dari mimpi burukmu sendiri."

"Bayangan... mimpi buruk?"

"Seluruh kekayaan dan harta terbaikmu. Harapan yang telah dipegang erat-erat selama ini dan kau yakini akan segera terwujud. Semua itu berakhir menjadi seperti yang kau lihat sekarang, sisa-sisa dari harapan yang tidak akan bisa dikembalikan."

"Lalu kenapa kau memanggilku kemari? Tidak cukupkah kau mempengaruhi pikiranku? Aku tidak mau ani-sama atau Tsubaki sampai tahu jika kau ada di tubuhku."

"Tenang saja, aku tidak akan sampai mempengaruhimu sejauh itu. Tapi...," sebuah seringai dingin muncul di wajahnya. "aku yang akan menggunakan tubuhmu."

Si krisantemum putih tertegun. "Menggunakan... tubuhku?"

"Aku bersedia mengambil alih tubuhmu, selama aku bisa mempermainkan sedikit kewarasan Atsuki, agar dia tahu apa yang akan terjadi jika mencoba merebut Kigiku," kata Akane. "Kau ingin keluargamu kembali seperti dulu, bukan?"

"Mana mungkin aku membiarkanmu sampai melakukan ini...,"

"Atsuki bukan orang yang bisa kau anggap sebagai para pelaku dari semua kasus yang sudah kau selesaikan. Dia pembunuh yang mengakui dirinya sebagai orang terhebat di pulau ini. Tapi malah ciut saat melihatmu. Dan itu adalah kesempatan untuk menggunakan kelemahannya. Pria itu hanya takut kepadamu, namun tidak kepada Tsubaki, Shion, ataupun ibumu."

"Dia... takut kepadaku?"

"Haruskah aku menunjukkan seperti apa reaksinya saat melihatmu?"

Shiragiku jelas menyadari maksud dari Akane. "Tidak, aku tidak akan membiarkanmu mengambil alih tubuhku. Tidak kali ini."

"Hoo... jadi kau tidak ingin aku menyingkirkan pria yang sudah berusaha mengganggu kalian? Meskipun kemungkinan dia menjadi ancaman terburuk untuk keluargamu sangat besar?"

Shiragiku tertegun. "Bukan, bukan itu maksudku...,"

"Lalu? Kau jelas tahu sendiri jika dia adalah musuh terburuk keluarga ini. Tidak, bahkan semua orang di pulau utama pun membencinya. Bukankah kemauanmu adalah mengembalikan keluargamu seperti dulu?"

SI krisantemum putih menundukkan kepala. "Itu... memang itu keinginanku. Tetapi aku tidak harus sampai menyingkirkannya secara paksa. Aku yakin ada cara lain untuk mengusirnya."

"Tidak, memang tidak ada cara lain untuk menyingkirkannya selain mengusirnya secara keras. Atsuki akan memiliki seribu satu cara untuk menghancurkan keluarga ini dan merebut Kigiku. Dan hanya sebuah penghakiman yang bisa menundukkannya."

[End] Chrysanthemum & Camellia 3: Final JudgementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang