Part 3

162 18 0
                                    

BALIK KAMPUNG

Kembali lagi ke kehidupan nyata, dengan semangat empat lima Nawa bergegas memoleskan bedak tipis dan sedikit liptin, tak lupa mengantongi kunci kos kosannya dicelana bahan yang ia pakai.

"Dadah pintu jagain kontrakan gue ya," kata Nawa mengecup pintu kontrakannya sebelum pergi.

"Gak waras lo," ujar Ghea teman kos kosannya melihat tingkah Nawa yang makin hari tingkat kewarasannya perlu dipertanyakan.

"Dadah Ghea, jadi orang gak usah sirik deh," balas Nawa melenggang pergi meninggal Ghea dengan wajah melengo.

Nawa sendiri melangkah mencari angkot yang akan mengantarkannya diperempatan jalan dekat kampusnya, saat didalam angkot dia duduk bersama ibu ibu yang tengah menggosip ria, Nawa hanya diam saja sesekali mendengarkan omongan mereka.

Notifikasi handponenya mengalihkan Nawa dari keterdiamannya, ternyata pesan dari Govano.

Govan
Aku sekarang gak bisa anter kamu kekampus, nanti pulangnya aku jemput Naw.

Memang semalam Govan menghubunginya dan mengatakan akan menjemputnya, namun hasilnya sekarang Nawa merasa tak memiliki pacar, beginilah nasibnya. Ingin rasanya Nawa memutuskan hubungannya namun, Govan selalu saja menolaknya, Nawa cukup sabar menghadapinya entah sampai kapan kesabarannya ia luapkan.

---

"Naw, kekantin yu, laper gue," ajak Mala melihat kedatangan Nawa.

Mala dan Nawa memang satu jurusan yaitu jurusan Hukum berbeda dengan Agis yang mengambil jurusan Ekonomi, itulah mengapa Agis tidak ada bersama mereka.

"Bentar lagi jam kelas mulai, nanti kita telat gimana lo kan tau Pak Yadi tu galaknya bikin orang gali kuburan," ujar Nawa mengingat sifat Pak Yudi yang merupak salah satu dosen killer yang patut untuk tak mencari masalah dengannya.

"Kata si Mayang Pak Yudi agak telat datang, udahlah ayo." Balasnya sambil menyeret Nawa menuju kantin untuk mengisi perutnya.

"Mal, gue mau ke Bogor abis kelas Pak Yadi beres," ujar Nawa saat mereka tengah menikmati nasi goreng.

"Ada keperluan apaan?" Tanyanya.

"Gak ada apa apa si, mau melepas rindu aja," ujar Nawa disertai senyum manisnya.

"Rindu sama pohon pohon dirumah lo" balas Mala.

"Lo mau minta oleh oleh gak, lagi baik hati ni gue," ucap Nawa.

"Tumben lo, emm..gue si maunya yang bikin perut kenyang, lapis talas ya Naw, sekalian keripiknya juga boleh tu," semangat Mala membayangkan makanan itu dihapadannya. Pecinta makanan seperti Mala memang begini kelakuannya, Nawa sudah tak aneh lagi dengan tingkahnya.

"Udah dikasih hati malah minta jantung lo," jawab Nawa yang membuat Mala terbahak mendengarnya.

---

Karna sudah tak ada kegiatan dikampus, Nawa beranjak keluar lagi gedung bertingkat ini. Namun saat diparkiran ia melihat Govan tengah duduk diatas motornya.

"Ayo," ajak Govan saat melihat Nawa menghampirinya tak lupa memberikan helm yang disiapkannya pada Nawa.

"Mau makan dulu?" Tanya Govan memecah keheningan diantara mereka.

"Enggak aku mau langsung pulang aja, mau siap siap kerumah Ibu," balas Nawa.

"Sekarang?" Tanyanya lagi.

"Iya," balas Nawa malas.

"Ini udah jam dua loh Naw," ujar Govan cemas.

"Masih siang, ada waktu ko," balas Nawa.

"Mau aku anter,"

"Gak usah aku bisa naik kereta," balas Nawa kesal karna dari ucapannya saja Nawa sudah tau kalau Govan tidak ada niat untuk mengantarnya.

"Yaudah, nanti jangan lupa kabarin aku," ujar Govan santai. Nawa sedikit kecewa mendengarnya padahal dia sudah menduga jawaban itu.

Keadaan kembali hening sampai motor yang Nawa naiki ini berhenti tepat didepan pagar kos kosannya, dan Rendy yang duduk disamping pagar itu.

"Ngapain lo disitu," Govan langsung menyahut dengan nada tidak sukanya.

"Lo udah siap?" Tanya Rendy tidak menghiraukan pertanyaan Govan barusan.

"Sebentar gue ganti baju dulu," balas Nawa.

"Kamu kesana bareng dia?" Tanya Govan beralih pada Nawa sambil menunjuk Rendy dengan dagunya.

"Iya, Rendy pengen ketemu Ibunya juga."

"Yaudah kamu hati hati, aku duluan" ujar Govan mengelus rambut Nawa yang tergerai itu dengan lembut, dan berlalu membawa motornya pergi dari sana.

"Sebentar gue ganti baju dulu, nih bawain belanjaannya," ujar Nawa dengan menyerahkan belanjaannya yang sempat dia beli sebelum pulang bersama Govan tadi, Rendy menerimanya dengan malas tak lupa ekspresi wajahnya yang sudah enek sedari tadi melihat interaksi sepasang kekasih didepannya itu.

"Tega lo sama gue," ujarnya.

"Ulu ulu ngenes banget lo Ren, yang sabar ya ini ujian," jawab Nawa terbahak dan meninggalkan Rendy didepan gerbang. Padahal bisa saja dia menunggu diteras kecil kos kosannya tapi katanya didepan gerbang lebih enak, Aneh memang.

---



Lop lip.

Sabarnya Nawa menghadapi Govan. Kasih Nawa semangat dun temin temin.

Vote & komen><

Kutukan Sang MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang