Part 12

165 10 0
                                        

NGAPEL KEIBU KOTA

Dengan semangat, Bayu sudah bersiap sejak jam 7 pagi ini. Hanya tinggal menjemput Anya yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggalnya.

Setelah berpamitan, Bayu langsung berangkat dengan mobilnya.

"Anya buruan, lama banget lo, dasar cewek." Bayu sudah menunggu sekitar sepuluh menit, namun Anya sepupunya itu belum turun dari kamarnya. Bahkan, teh manis yang dihidangkan Tantenya alias Mama Anya, sudah tandas.

"Namanya juga cewek, bang Bayu jadi cewek dulu deh, nanti tau rasanya." Jawab Sura melewati Bayu, dan menghampiri Mamanya, melewati Bayu yang melengo karna ucapannya.

"Ma, aku pergi yaa." Pamit Anya pada Mamanya.

Saat mereka sudah duduk manis didalam mobil milik Bayu, Anya langsung membuka cemilan yang dibawanya

"Bang Bayu kayaknya seneng banget, mesem terus tu bibir," Anya heran pasalnya Bayu tak berhenti bersenandung entah lagu apa yang dia nyanyikan, tak lupa senyum yang menghiasi bibirnya.

"Iya dong, ketemu masa depan kan."

"Masa depan bang Bayu di Jakarta?" Tanya Anya bingung.

"Iya dong."

"Kalau masa depan Anya dimana ya?" Anya menatap Bayu dengan padangan bertanya, yang membuat Bayu menggaruk tengkuknya dengan bingung.

"Aduh Anyaku, tunggu gede dulu tu badan, baru tau."

"Ihh jadi badan aku kecil gitu, padalah ini udah ideal lo." Anya memperhatikan tubuhnya dengan bibir yang mengerucut.

"Tau ah, pusing gue,"

"Tadi mesem mesem, terus sekarang pusing, gak jelas deh."

"Diem Anya, gue lagi nyetir."

"Ihh jadi bang Bayu pusing gara gara Anya." Kesal Anya dengan memukul bahu Bayu pelan.

Bayu bergumam tak jelas, dan mengacak acak rambut Anya gemas.

"Nanti disana kita beli makanan betawi ya." Pinta Anya.

"Oke."

"Nanti kemasa depannya bang Bayu kapan?" Tanyanya.

"Banyak tanya banget si," gemas Bayu, sesekali mengalihkan pandangannya pada Anya.

"Aku ikut ya," pinta Anya kedua kalinya.

"No, no." Tolak Bayu, bisa bahaya kalau Anya melihat Nawa, apalagi jika melaporkannya pada Mamanya. Dan Bayu juga tak ingin acara ngapelnya terganggu. Jahat memang.

"Ihh ko gitu si, kalo bukan karna Anya bang Bayu gak bakal tu dibolehin sama Tante Dewi main ke Jakarta." Ujar Anya tak terima.

"Iya iya ikut, puas lo," dengan terpaksa Bayu mengiyakannya.

"Nah gitu dong, Anya jugakan penasaran."

---

"Yeayy, wahh rame banget, Anya jadi pengen pindah ke Jakarta deh." Ucap Anya semangat dengan pandangan kesana kemari memperhatikan sekitarnya, berbeda dengan Bayu yang sibuk membawa banyaknya plastik berisi jajanan Anya yang tak ingin dia tinggal itu, sedangkan tak mau membawanya, dan malah Bayu yang direpotkan.

"Dasar, durhaka banget lo." Ujar Bayu saat tiba dihadapan Anya yang tengah duduk dengan santai ditaman yang mereka kunjungi ini.

"Gak papa dong, kecuali Anya durhakanya sama Mama, itu baru gak boleh, nantikan dikutuk jadi batu, kalo bang Bayu emang bisa ngutuk." Oceh Anya panjang lebar yang membuat Bayu memijat pelipisnya, sabar sabar, batinnya.

"Gue bisa kutuk lo jadi kodok tau," balas Bayu, dengan pemikiran yang melambung mengingat Nawa yang sudah mengutuknya ini, Bayu terkekeh pelan dengan pikirannya sendiri.

"Ihh masa kodok si," balas Anya cemberut.

"Ga..." ucapan Bayu terpotong saat pandangannya jatuh pada seorang gadis, tujuannya datang kesini. Disana terlihat jelas dimana Govan mengusap sudut bibir Nawa dengan lembut, yang entah kenapa membuat Bayu sedikit tercubit hatinya melihat kedekatan mereka, dan merasa menyesal melihat kejadian tadi.

Anya yang melihat Bayu memperhatikan objek yang tak jauh dibelakangnya, mengalihkan pandangannya ingin tau, namun terhentikan dengan tangan Bayu yang menahan kepalanya.

Anya yang keukeuh, melepaskan tangan Bayu yang berada dikepalanya, dan pada akhirnya melihat apa yang membuat Bayu terdiam tadi.

"Ihh bang Bayu kelamaan jomblo ya, jangan iri dong." Anya mengalihkan kembali pandangannya pada Bayu.

"Sengenes itukah gue." Ujar Bayu tak percaya dengan dugaan Anya.

"Iya keliatan banget, makanya cepet cari pacar dong," balas Anya terkekeh kecil.

"Sialan lo."

"Ihh ngomongnya." Anya langsung menampol bibir Bayu.

---



Lop lip.

Aduh ngapel mengecewakan itu. Sabar ya Yu.

Vote & komen><

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kutukan Sang MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang