KOPI RASA CINTA
Nawa menatap dirinya sendiri pada cermin dalam kamarnya, mengulang kembali kejadian yang baru saja dilewatinya. Mulai dari dia yang balik kerumahnya dibogor, Bayu yang jadi pembeli pertama saat warung Ibunya sama sekali belum buka dan tadi olahraga bersama, walaupun agenda olahraganya menjadi jalan selewat saja.
"Haaaaaa, malu malu malu." Teriak Nawa mengingat semuanya dari awal, apalagi saat kejadian dipagi hari tadi, seberapa malunya Nawa melihat keadaannya dengan baju tidur yang kusut, rambut acak acakan dan yang paling parah muka bantalnya itu.
"Nawa, lo harus lupain semuanya, anggap aja si Bayu itu setan," ucap Nawa meyakinkan dirinya.
"Tapi gak bisa gue lupain." Nawa memasang wajah sedih dan sengsaranya, karna muka Bayu selalu berputar putar dalam otaknya.
"Nawaaaa." Panggilan panjang Bu Ana membuat Nawa melangkahkan kakinya lunglai keluar kamar.
"What Bu, what happen."
"Dasar pemalas, masa jam 9 gini mau lanjut tidur." Seandainya Ibu tau, kalau anaknya ini lagi galau, pikir Nawa, tapi tak berani mengucapkannya.
"Bayu masih diluar Bu?" Tanya Nawa mengintip melalui jendela rumahnya.
"Mana Ibu tau, sana liat sendiri." Ucap Bu Ana greget sendiri melihat kelakuan anak semata wayangnya ini yang malu malu kucing.
"Ibu ma, kayak gak pernah muda aja," jawab Nawa kesal pada Ibunya yang tidak ada pekanya sama sekali.
"Kamu udah tua ya, gak muda lagi." Sangat menyakiti hati Nawa sekali ucapan Bu Ana kali ini.
"Tau ah, sini sini biar Nawa yang bawa." Ujar Nawa memilih mengambil alih piring yang dibawa Ibunya dan membawanya keluar daripada harus mendengar lanjutan pembicaraannya dengan Ibunya yang selalu dia saja yang kalah.
---
"Aku mau bakwan Mbak." ucap anak kecil yang berada disampingnya itu membuat Nawa tersenyum dan langsung menyiapkan pesanannya.
"Mau berapa Ula?" Tanya Nawa pada Ula anak kecil tadi yang merupakan anak tetangganya.
Ula mengangkat tiga jarinya pada Nawa.
"Oke sebentar ya." Ucap Nawa.
"Lo udah pantes banget Naw," tiba tiba suara yang tak ingin dia dengar sudah berada dibelakangnya.
"Pantes apaan?"
"Jadi istri gue," jawaban Bayu membuat Nawa berlagak ingin muntah mendengarnya.
"Istri itu apa kak?" Ula menyahut, yang langsung membuat Bayu menunduk menyamakan tinggi badannya.
"Istri itu kayak Mama kamu ke Papa kamu, nah Mbak Nawa tu calon.." penjelasan Bayu terpotong saat Nawa memukul kepala bangain belakangnya. "Aduh," ringisnya.
"Jangan ajarin anak kecil yang gak bener, sana sana." Usir Nawa.
"Nih bakwannya, Ula pulang ya, hati hati." Nawa menuntun Ula untuk segera pergi dari hadapan Bayu, sebelum otaknya semakin tercemar.
"Ngapain lo masih disini, pulang sana." Ujar Nawa kala melihat Bayu yang malah duduk kembali.
"Buatin kopi dulu Naw, baru gue pulang."
"Tadi aja lo bilang ngadem terus nanti pulang, tapi gak pulang kan lo." Kesal Nawa, pasalnya Bayu sendiri yang mengatakan bahwa setelah dia duduk duduk sebentar dia akan langsung pulang, dan sekarang malah minta kopi lagi.
"Sekarang beneran pulang, ngopi dulu tapi, kalo tadi gue masih pengen liat lo," ujar Bayu disertai senyumnya tengilnya, yang langsung membuat Nawa mengalihkan pandangannya.
"Kopi pahit?" Tanya Nawa.
"Kasih gula dikit."
Nawa sibuk dengan kopi yang dibuatnya, sedangkan Bayu memperhatikan Nawa dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Naw, besok balikan?" Rendy datang menghampiri mereka dan langsung mencomot gorengan buatan Bu Ana itu.
"Lo maunya jam berapa?" Tanya Nawa.
"Pagi pagi, soalnya gue ada kelas siangnya." Jawab Rendy, menghampiri Bayu dan duduk disampingnya.
"Balik kemana?" Tanya Bayu pada Rendy. "Ke mana mana hatiku senang." Jawab Rendy dengan nyanyian, membuat Bayu mengumpat karnanya.
"Lo kesini sama Nawa dari kapan?" Tanya Bayu ingin tau.
"Jumat sore kemaren,"
"Yah ketinggal satu hari dong gue." Sesal Bayu, kenapa dirinya tidak kesini lebih awal, kalau saja sabtu kemarin dia sarapan diwarung Bu Ana seperti pagi tadi, mungkin dia sudah tau ada Nawa disini. Tidak seperti sekarang, dimana Nawa sudah akan balik lagi.
"Nih kopinya, cepet abisin." Ucap Nawa menaruh kopi buatannya.
"Masa langsung gue seruput si, lo kira air putih." Jawab Bayu yang membuat Rendy tertawa mendengarnya.
"Boleh tu, bibir lo jadi eksperimen." Ujar Rendy asal.
"Sabar yaallah."
Bayu menyeruput sedikit kopinya dan tersenyum saat merasakanya. Pas itulah yang dirasakannya. Bayu tak berhenti melengkungkan bibirnya tersenyum, entah kenapa, padahal Nawa hanya sekedar membuat kopi saja, Bayu bisa sesenang ini.
"Ini kopi rasa apa Naw?" Tanyanya Bayu.
"Ya rasa kopi," Bingung Nawa.
"Tapi kayak bukan kopi," lanjut Bayu.
"Masa si gue bikin kopi ko tadi," Nawa mengambil alih gelas kopi itu. "Ini kopi Bayuu, sumpah ya lo ngeselin banget." Lanjut Nawa kesal.
"Tapi rasa kopinya... ko rasa cinta." Jawab Bayu dengan wajah sok bingungnya.
Astaghfirullah, muji gede gue.
---
•
•
•Lop lip.
Bayu bisa bae, hahay.
Vote & komen><

KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Sang Mantan
Teen FictionBayu Abyma tak pernah menduga bahwa ucapan sang mantan bisa semanjur ini. Hal itu terjadi setelah sehari dia dan Nawana Giya putus, Nawa mengeluarkan kata kata yang menurutnya sebuah kutukan. "gue jamin abis putus sama gue, gak ada cewek yang mau pa...