BERTEMU MANTAN
Nawa dan Rendy tengah berdiri ditepi jalan menunggu angkutan umum didaerah Bogor ini setelah menghabiskan 1 jam lebih dikereta untuk mengantar mereka kerumah mereka.
"Naik taksi aja si Naw dari tadi angkot gak lewat lewat," ujar Rendy kesal dengan pendirian Nawa yang tetap ingin naik angkot, padahal cuaca hari ini sangat terik yang membuat dirinya berasa sedang upacara bendara saja.
"Taksi kemahalan Ren, kita harus irit," balasnya.
"Bukan irit ini namanya yang ada pelit." Tingkat kekesalan Rendy makin bertambah.
"Tuh angkot, mangg angkot," teriak Nawa tak tau malu memberhentikan angkot yang melewati mereka.
"Ayo," ajaknya santai sambil menarik tangan Rendy.
"Malu maluin lo," ujar Rendy.
"Gue juga gak tau punya urat malu apa enggak," balas Nawa ngawur.
---
"Assalamualaikum Ibu," ujar Nawa semangat saat tiba dirumah, dan langsung menyalimi Ibunya yang tengah mengiris tomat.
"Waalaikumsalam sayang," balas Bu Ana.
"Assalamualaikum Bu," ucap Rendy yang berada dibelakang Nawa dengan nafas terengah engah.
"Waalaikumsalam, loh kamu kenapa Ren, ini minum dulu," bingung Bu Ana melihat Rendy kelelahan berbeda dengan Nawa yang biasa saja.
"Biasa Bu, Nawa lari larian, Rendy sampe ngos ngosan ngejarnya," adu Rendy.
"Nawa kamu ini," ujar Bu Ana mengalihkan pandangannya pada Nawa yang tengah menikmati es teh buatannya.
"Lagian Rendy jalannya lamban Bu, yaudah Nawa tinggal" balasnya. "Lo mau es kopi Ren," sahut Nawa sebelum mendengar ocehan Ibunya. Anak durhaka memang.
"Iya bikinin gih," titahnya.
"Kalian mau makan apa biar Ibu bikinin?" Tanya Bu Ana.
"Nawa mau ketoprak Bu," ujar Nawa. "Rendy juga samain aja Bu." Lanjut Rendy.
"Oke pesanan diterima," ucap Bu Ana yang membuat Nawa dan Rendy tersenyum mendengarnya.
Saat makanannya tiba Nawa dan Rendy menikmatinya, rasanya sama seperti masa SMA dimana Nawa dan Rendy makan bersama dan ditemani Ibu Nawa yang selalu mengakurkan keduanya disaat mereka bertengkar atau berselisih.
---
Nawa dan Rendy berjalan kebangunan rumah yang tepat berada didepan rumah Nawa setelah menghabiskan ketoprak buatan Bu Ana, yaitu rumah Rendy. Rumah Rendy sendiri sama sederhananya seperti rumah Nawa, namun memiliki halaman yang sedikit kecil.
Nawa tersenyum dan langsung menyalimi Bu Ranti yang merupakan Ibu Rendy saat membuka pintu menyambut mereka.
"Ayo masuk sayang," ujarnya semangat. "Sebentar Ibu ambilin minum dulu," lanjutnya.
"Gak usah Bu, Nawa udah minum dirumahnya makan juga udah," itu bukan suara Nawa melainkan suara Rendy, kurang ajar memang.
"Kamu ini dasar," keluh Bu Ranti melihat kelakuan anaknya.
"Emang udah minum ko Bu, masa minum terus nanti Nawa kembung lagi," canda Nawa dan dibalas kekehan kecil Bu Ranti.
"Yaudah kita nyiram bunga aja, bunga anggrek kamu sehat banget Naw, padahal Ibu jarang banget siram kalo sore gini," ajak Bu Ranti, memang Nawa dan Ranti memiliki kesukaan yang sama yaitu bercocok tanam, apalagi saat dia masih SMA mereka sering sekali menghabiskan waktu untuk merawat tamanan mereka, dan saat Nawa memasuki salah satu universitas dijakarta, dia menyerahkan bunga anggrek kesayangannya itu pada Bu Ranti karena Nawa yakin seratus persen Ibunya tak akan mau merawatnya.
"Ayo Bu, Nawa udah lama banget Nawa gak nyiram tanaman," balas Nawa dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Nawa Ibu mau nanya," ujar Bu Ranti saat mereka tengah berada dihalaman belakang rumahnya.
"Iya Bu tanya apa,"
"Kamu gak ada rasa gitu sama Rendy, kan kalian udah lama temenan," ucapan Bu Ranti kali ini mampu membungkam dan membuat Nawa bingung sendiri.
"Ya suka dong, Rendy kan temen Nawa dia juga selalu ada buat Nawa, walaupun sifatnya suka bikin kesel," jawaban itu akhirnya keluar dari mulut Nawa setelah terdiam memikirkan jawaban yang tepat.
"Kalo suka sebagai laki laki gimana Naw," kali ini Nawa sudah tidak tau lagi apa yang harus ia katakan, kalau bilang tidak ia merasa tak enak sedangkan kalau bilang iya Nawa sama sekali tak menganggap Rendy lebih dari teman. Keadaan yang membingungkan baginya.
"Naw, lo dipanggil Ibu, banyak pembeli katanya, bantuin sana." Teriakan Rendy membuat Nawa ingin rasanya sujud syukur, karena ia terhindar dari pertanyaan ini.
"Bu, Nawa pulang dulu ya," pamit Nawa yang dibalas anggukan dan senyuman manis Bu Ranti.
---
"Assalamualaikum."
Suara ketukan dan salam dari luar rumah membuat Bu Ana yang tengah berada didapur berteriak menyuruh Nawa membukakan pintu, karna manurutnya yang didepan sana adalah pelanggannya.
"Nawaaa kamu layanin dulu gih, ibu lagi goreng bakwan tanggung nih," teriak Bu Ana melihat anaknya yang tengah tertidur dengan wortel ditangannya.
"Aduh siapa sih pagi pagi udah nyari sarapan aja," kesal Nawa pada pembeli yang dia duga tak punya jam dirumahnya itu.
"Mas nya gak tau apa sekarang itu jam 6 aja belom, warungnya belom buka," ujar Nawa menumpahkan kekesalannya pada laki laki yang tepat berada didepannya ini.
"Nawa," ucapan dan suara laki laki itu membuat Nawa mengucek matanya yang masih setengah terpejam itu.
---
•
•
•Lop lip.
Asek wasik temu mantan.
Vote & komen><
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Sang Mantan
Подростковая литератураBayu Abyma tak pernah menduga bahwa ucapan sang mantan bisa semanjur ini. Hal itu terjadi setelah sehari dia dan Nawana Giya putus, Nawa mengeluarkan kata kata yang menurutnya sebuah kutukan. "gue jamin abis putus sama gue, gak ada cewek yang mau pa...