Part 7

90 10 1
                                    

BAYU VS GOVAN

"Pak, bukaaa." Teriakan Bayu membuat Pak Danang lari terburu buru membukaan gerbang rumah tuannya.

Bayu memarkirnya mobilnya tepat disamping mobil putih yang ia duga milik sepupunya itu.

"Bang Bayu, dari mana aja, pagi pagi udah ngilang." Cerca Anya.

Anya merupakan sepupunya, dia adalah yang paling dekat dengan Bayu diantara sepupunya yang lain. Dan sudah jadwalnya setiap minggu berkunjung kerumah Bayu.

"Abis balik pdtk dong," balas Bayu bangga.

"Ihh aku bilangin ni sama mama, dia ngiranya abang kekampus tau." Mama yang disebut Anya adalah Mamanya Bayu, Anya memang terbiasa memanggilnya Mama.

"Dasar tukang adu, lagian ini hari minggu, waktunya untuk rileks ni otak." Gemas Bayu mencubit pipi sepupunya yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

"Jangan cubit cubit Anya, aku udah SMP ya, bukan anak kecil lagi." Kesal Anya.

"Kamu dari mana aja?" Sambar Bu Dewi dengan nampan berisi cemilan ditangannya.

"Abis pdkt katanya Ma," kejujuran Anya kali ini, membuat Bayu ingin rasanya merutuki perkataannya sendiri, yang telah memberitahu Anya, dia sampai melupakan bahwa Anya itu sangat sangat polos.

"Bayu, kamu pdkt sama siapa?" Tanya Bu Dewi yang langsung bertanya serius.

"Sama ceweklah Ma, masa sama cowok," Ucap Bayu seenaknya. "Dahhh ya sesi tanyanya, Bayu kekamar dulu, gerah." lanjutnya yang sudah tak ingin mendengar lagi pertanyaan beruntun Mamanya yang selalu seperti ini saat dirinya dekat dengan perempuan.

---

Bayu membantingkan tubuhnya kekasur setelah membersihkan tubunya dan mulai berkelana dengan pemikirannya pada Nawa.

Kutukan, itulah yang ada dipikiran Bayu saat ini, lucu memang tapi entah kenapa Bayu selalu menganggapnya sebuah kutukan. Karna perkataan lantang Nawa saat mereka putus saat itu benar benar terjadi, Bayu merasa tidak ada lagi perempuan perempuan yang mengganggunya, rasanya sangat berbeda dengan masa sebelum berpacaran dengan Nawa, yang dimana selalu dikeliling oleh perempuan, bahkan saat dirinya berpacaranpun, banyak sekali yang mendekatinya, jauh berbeda dengan sekarang tak ada perempuan yang dekat dengannya, mungkin hanya..Sura.

Ya, Sura Ayura dia satu satunya perempuan yang dekat dengan Bayu sekaligus yang selalu mengganggunya. Apalagi Mamanya yang selalu mendekatkan mereka, membuat Bayu was was akan kelakuan Mamanya.

Sudah tak aneh, setelah kepergian Ayah tirinya, Mamanya memang selalu berlebihan dengan apapun yang bersangkutan pada Bayu, bahkan untuk urusan cewek sekalipun.

"Bang Bayu." Gedoran pintu dan panggilan Anya membuat Bayu beranjak dari tempat tidurnya.

"Ayo makan siang, Anya gak mau makan kalo gak sama bang Bayu." Ujar Anya dan langsung menggandeng lengan Bayu membawanya keruang makan.

"Bayu kamu belum jawab pertanyaan Mama." Lagi Bu Dewi masih sangat penasaran akan perginya Bayu pagi tadi.

"Bayu becanda tadi ma, cuman kumpul sama temen doang." Jawab Bayu akhirnya. Antara bohong dan tidak, pikirnya. Karna memang benar bahwa dia bertemu dengan Rendy juga tadi.

"Yaudah cepat makan, nanti antar Anya pulang." Titah Bu Dewi setelahnya.

"Iya ma."

---

Pagi ini tidak seperti biasanya, Bayu yang biasanya bermalas malasan jika sudah bertemu hari senin, berbeda dengan sekarang yang sudah siap dengan pakaian casual yang sudah melekat ditubuhnya dan tak lupa tanganya yang memutar mutar kunci mobil miliknya.

"Kamu ada kelas pagi?" Tanya Bu Dewi melihat anaknya sudah siap, tidak seperti biasanya yang selalu harus dia bangunkan terlebih dahulu.

"Bayu pergi ya Ma, assalamualaikum." Tanpa menjawab pertanyaan Mamanya, yang nanti ujung ujung dia berbohong dan akan menambah dosanya, Bayu lebih memilih melenggang pergi.

Saat mobilnya diperempatan jalan, Bayu membelokan setirnya kekanan, yang berbanding terbalik yang harusnya dia kearah kiri untuk menuju kampusnya. Namun, tujuannya kali ini adalah rumah Nawa terlebih dahulu, Bayu memilih bolos dulu untuk kelasnya pagi ini.

Tepat didepan matanya Bayu melihat Nawa, Rendy dan satu orang cowok yang dia pikir seumurannya tengah diteras rumah Nawa seperti tengah menikmati sarapan.

Dan yang paling membuat Bayu terkejut adalah saat cowok yang tak dia kenal itu merangkul bahu Nawa dengan santai.

"Widih enak banget ni." Kedatangan Bayu membuat Nawa dan yang lainnya menoleh.

"Sini Yu," ajak Rendy dan langsung menggeser duduknya, dan itu tak luput dari pandangan Nawa yang melengo melihat interaksi mereka. Sejak kapan mereka berteman? Ya walaupun Bayu dan Rendy tidak bermusuhan, namun meraka tak pernah akrab satu sama lain.

"Siapa ni, member baru?" Tanya Bayu beralih pada Govan.

Entah angin dari mana, Govan bisa tiba disini dan dia mengatakan bahwa ingin menjemput Nawa. Yang juga lagi lagi membuat Nawa bingung, ada apa dengan hidupnya kali ini? Tanya Nawa pada diri sendiri.

"Govan, pacar Nawa." Jawab Govan mengulurkan tangannya.

Bayu hanya menatapnya, membuat Govan menurunkan tangannya kembali dengan kesal.

"Bayu, mantannya Nawa." Ujar Bayu setelahnya dengan menekan kata mantan, Govan mendengus mendengarkan.

Rendy yang merasa keadaan mulai memanas, terpaksa berdiri dari duduknya. "Udah jam 9 ni, ayo keburu telat gue." Padalah Rendy masih sangat ingin menikmati sarapan nasi uduk buatan Bu Ana, namun sepertinya hal lain akan lebih gawat, yaitu membiarkan Bayu dan Govan bersama lebih lama yang bisa membuat keributan nantinya.

---



Lop lip.

Widiw saingan ni, kalian pilih siapa Bayu apa Govan?

Vote & komen><

Kutukan Sang MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang