Part 2

185 22 2
                                    

JADI KANGEN MANTAN

Nawa membanting tubuhnya kekasur miliknya setelah lelah menghabiskan waktunya dikampus. Sungguh melelahkan, dia bernafas lega karna hari ini semuanya berjalan dengan lanjar. Bangkit dari rebahannya Nawa melangkah kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Drrtt drrtt

Dengan tangan yang sibuk merawat wajahnya, Nawa mengangkat telpon yang berasal dari Ibunya.

"Halo Bu,"

"Assalamualaikum Nawa," ucap Bu Ana kesal dengan sapaan anaknya disambungan telpon.

"Hehe, iya Bu waalaikumsalam,"

"Gimana kabar kamu, sehat?" Tanya Bu Ana.

"Sehat Bu, Ibu gimana sehatkan, jangan telat makan nanti maagnya bisa kambuh Bu," balas Nawa.

"Iya sayang, kamu juga jaga kesehatan disana."

"Iya Bu, ouu iya nanti minggu depan Nawa pulang Bu," ucap Nawa memberitahukan Ibunya.

"Loh kenapa, kamu cuti?"

"Iya Bu, cuman sehari doang ko Bu, udah lama juga kan."

"Yaudah, lebih baik ajak Rendy ya." balas Bu Ana sedikit khawatir walaupun putrinya sudah menginjak jenjang Universitas, tetap saja hatinya was was jika Nawa ke Bogor sendirian.

"Ibu tutup ya, ada yang beli soalnya, wassamualaikum" Ujar Bu Ana sebelum menutup telponnya bahkan Nawa belum membalas ucapan dan salamnya.

Ibu Nawa memang mempunyai warung kecil kecilan yang baru berdiri saat Nawa kuliah di Jakarta, bahkan jika di pagi hari ada nasi uduk, nasi goreng dan lainnya yang di jual. Nawa sendiri bukan anak yang kekurang, warisan Ayahnya yang sudah meninggal saat dia duduk dikelas XI SMA cukup untuk membiayai kuliahnya, namun Bu Ana hanya memanfaatkan waktu luangnya untuk berjualan, karena dirumahnya dia hanya tinggal sendiri dan tak ada kegiatan apa pun saat Nawa pindah ke Jakarta untuk kuliah.

Jika mengingat kembali kenangan Ayahnya, Nawa merasa sangat tertekan jika mengulang kembali hari itu, dimana saat itu dia sedang mengikuti olimpiade debat, namun mendapatkan kabar bahwa Ayahnya meninggal dunia, dirinya yang ingin menunjukkan piala yang diraihnya merasa dunianya hancur seketika, apalagi Bayu yang merupakan pacarnya saat itu memutuskan dirinya dengan alasan tidak jelas seminggu setelah kepergian Ayahnya.

Tok tok tok

Sebelum lebih mengingat kembali saat saat itu, seseorang yang mengetuk pintu kos kosannya menyadarkannya.

"Ngapain lo?" sinis Nawa melihat yang berdiri didepannya adalah orang yang membuatnya kemarin lelah mendorong motor bututnya alias si joko itu.

"Temenin gue makan kedepan, Naw," ajak Rendy.

"Sendiri aja sana, males gue apalagi naik motor butut lo itu." Nawa sangat sangat tak ingin jatuh kelubang yang sama.

"Gue gak bawa si joko, kita naik angkot atau bus aja," jawab Rendy. "Ck, gue bayarin lama mikir lo," lanjutnya kesal pada Nawa yang sudah dia duga ingin gratisan.

"Peka banget deh sayangku ini, bentar gue siap siap dulu." Tawa Nawa pecah melihat wajah Rendy yang menahan kesal, salahnya sendiri mengajaknya makan bareng, sekarang tau kan akibatnya, yaitu mengeluarkan separuh uangnya.

"Ayoo," ajak Nawa siap.

---

"Ren, mantan lo ada berapa?" Tanya Nawa yang saat ini tengah duduk diwarteg nasi padang langganan mereka.

"Gak punya," jawab Rendy seadanya.

"Lo gak punya mantan, ya ampun Rendy walaupun lo ngeselin tapi lo ganteng ko Ren, sungguh menyedihkan banget gak ada yang mau sama lo," ujar Nawa dengan senyum lebar meyakinnyanya yang malah terlihat mengejek.

"Banyak kali yang mau sama gue, guenya aja yang gak mau," kali ini Rendy membalas ucapan Nawa dengan muka songongnya.

"Halu banget idup lo,"

"Serah lo,"

"Kenapa lo, naksir lo sama gue," lanjut Rendy dengan tangan yang sibuk mengambil kerupuk favoritnya ditoples.

"Gak waras gue suka sama cowok kayak lo," balasnya kesal.

"Amin," Nawa langsung menendang kaki Rendy yang berada dibawah meja tempat mereka makan, mendengar Rendy mengamini ucapannya, kalau beneran terjadi kan gak lucu, pikirnya.

"Lah lo ngapain tanya tanya mantan, Kangen mantan lo?" Tanya Rendy sambil mengusap kakinya yang lumayan ngilu.

Rendy sendiri cukup tau kisah cinta Nawa, walaupun tak sedekat sekarang saat SMA dulu, namun Nawa cukup banyak curhat padanya saat kuliah di Universitas yang sama dengannya, termasuk mantan Nawa yang sulit dia lupakan itu, alias si Bayu.

"Ada gak ya dokter yang bikin amnesia." Ujar Nawa asal, dia memang memikirkan Bayu sejak diangkot tadi,  yang membuatnya rindu akan sikapnya dan tingkah laku Bayu.

Mulai was was akan tingkah dramatis Nawa, Rendy beranjak dari tempatnya duduk tak ingin membuat dirinya malu apalagi diwarteg ini cukup banyak dikunjungi.

"Ihh sayang kamu masa tinggalin aku," teriak Nawa sengaja agar Rendy malu pada pengunjung warteg lainnya, saat dia melihat Rendy sudah sedikit jauh dari pandangannya, dan ya teriakkannya membuat para pengunjung warteg mengalihkan pandangannya pada mereka.

"Maaf, temen saya belum minum obat, sekali lagi maaf mengganggu." Rendy langsung menarik lengan Nawa menyeretnya pergi dari sini sebelum kekacauan terjadi lebih parah. Sudah cukup teriakan memalukan tadi yang langsung membuat membuat Rendy putar balik arah mengahampiri Nawa yang tengah frustasi seperti baru putus dari pacarnya.

Apalagi hanya dirinya yang bersama Nawa tadi.

Ni anak emang harus dicek emang kewarasannya.

Sesal Rendy mengajak Nawa menemani makan siang dirinya, kenapa tidak membeli mie rebus saja dan memasaknya sendiri.

---



Lop lip.

Heyo siapa ni yang lagi kangen mantan??

Vote & komen><

Kutukan Sang MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang