Part 9

60 9 2
                                    

CHAT-CHIT

"Emaa.." terikan Bayu tak menghentikan langkah Ema yang hendak mengantri membeli burger mini dikantin tempat ia kuliah.

"Namanya E M A, bukan em ma" ujar Adi tertawa berbahak bahak, pasalnya Bayu memanggil Ema dengan panggilan Ibu dalam logat sunda, bahkan seisi kantin yang mendengar teriakan Bayu terkekeh kecil.

"Emaa..." teriak Bayu lagi kedua kalinya dengan benar, dan kali ini Ema membalikan tubuhnya pada Bayu dan Adi.

"Hallo bro." Ujar Bayu saat tiba dihadapan Ema.

"Gak tobat tobat lo," gerutu Ema kesal.

"Lo punya nomer nya si Nawa?" Tanya Bayu langsung pada intinya

"Nawa mana?" Tanya Ema, kan nama Nawa banyak, Ema bingung sendiri jadinya.

"Nawa mantan gue lah,"

"Ngapain lo nanya nanya tentang Nawa." Balas Ema kesal, jika mengingat ingat kembali saat Nawa dan Bayu putus saat itu. Nawa mengadu padanya dengan terisak isak, membuat Ema mengutuk Bayu seandainya jika bertemu saat itu.

"Punya nomernya gak? Belit belit banget lo,"

"Ya punyalah."

"Bagi, Mali," pinta Bayu membuat Ema kesal akan panggilan Bayu barusan.

"Nama gue Ema ya," kesal Ema.

"Kan Emalia, boleh dong gue panggil Mali, panggilan kesayang loh," ujar Bayu dengan senyum tengil andalannya yang membuat Ema mendengus melihatnya.

"Sayang sayang pala lo gepeng," sungut Ema. "Bodo gak mau, lo udah gak gue restuin kalo balikan lagi" lanjutnya.

"Gak.butuh.restu.lo." tekan Bayu. "Yaudah nomer si Rendy kirim, buruan," titah Bayu tak sabar.

Ema merogoh kantong celana yang dikenakannya. "Udah, bye." Ucapnya dan langsung melenggang pergi tak lupa gibasan rambut anti badainya yang mengenai wajah Bayu.

"Cuci muka pake sabun colek gue." Ujar Bayu mengusap wajahnya.

---

Nawa pengutuk
Assalamualaikum calon istri


Siapa ya?

Nawa pengutuk
Jawab salam dulu dong, wajib loh

Waalaikumsalam, siapa?

Bayu terkekeh sendiri melihat Handphonenya, ia baru saja mendapatkan nomer Nawa setelah beberapa hari Rendy tak membalas pesannya, karna tak nomer Rendy yang tak aktif cukup lama. Cowok robot pikirnya, bagaimana bisa laki laki bisa bertahan tanpa Handphone, waw Bayu memuji Rendy untuk itu.

Berbeda dengan Nawa yang tengah mengumpat kesal pada seseorang yang dengan tidak jelas menyebutnya calon istri, yang tak lain adalah Bayu.

Gak ada kerjaan, itulah yang ada dipikirannya, tanpa menunggu balasan dari orang yang gak ada kerjaan itu, Nawa memilih bangkit keluar dari kelasnya yang hanya diisi olehnya seorang. Kelas memang sudah usai sekitar sepuluh menit yang lalu, namun Nawa terlalu malas untuk beranjak.

"Yah gembel lo," Agis tertawa berbahak bahak, melihat Nawa berdiam diri didalam kelas, bahkan ia tak melihat Mala yang bagaikan dayang Nawa itu.

"Pedes banget Gis, sakit hate gue." Ujar Nawa menghampiri Agis yang berdiri didepan pintu masuk.

"Lagian, kayak orang gak punya rumah aja lo." Balas Agis yang langsung menghambur lengan Nawa membawanya kekafe langganan mereka nongkrong.

"Mala kemana Naw? Ko gak bareng lo."

"Ada urusan sama Nala katanya, makanya ninggalin gue sendiri," ujar Nawa, sedikit tidak terima. Hanya Mala lah satu satunya teman dekat satu jurusan, walaupun banyak kenalan tapi sangat canggung jika bukan Agis, Mala, dan Nala.

Nala sendiri merupakan kembaran Mala yang berkualiah dibogor, hanya Nala lah yang sedikit berjauhan tempat diantara mereka.

"Lo pesen apaan?" Tanya Agis.

"Es jeruk aja."

"Oke es jeruk dua sama pizza mininya ya Mba." Ujar Agis pada pelayan yang berdiri disamping meja mereka.

"Liat deh gak jelas banget," ucap Nawa memperlihatkan ponselnya yang menampilkan chat dari seseorang yang mengganggunya itu, namun juga membuat dia senyum senyum tidak jelas.

"Itu Faqih?" Tanya Agis sedikit tak yakin dengan kerutan didahinya.

"Bukan, kalo si Faqih ma gue tau nomernya." Balas Nawa yang beralih lagi membalas pesan tak bermutu itu. Menyenangkan juga pikirnya.

"Iya juga, mana mungkin Faqih yang unyu unyu gitu seberani itu." Agis tertawa pelan akan perkataaanya sendiri.

Karna pasalnya nama Faqih yang Agis sebut tadi, merupakan anak dari fakultas Ekonomi, yang sama dengan Agis. Faqih itu lugu kalau menurut Nawa, dan Agis, dia hanya diam diam menyukai Nawa yang membuat Nawa gemas melihatnya. Tapi ia tak mau memberi harapan padanya, itulah kenapa ia selalu cuek. Berbeda dengan Mala, dia menganggap Faqih adalah tipenya.

Jauh dihadapan mereka seseorang yang melihat candaan dan tawa itu mendengus tak suka, serta senyum kebenciannya.

Sial.

---



Lop lip.

Ada yang kepo sama Faqih gak? Ucul loh. Hahay. Ada yang kepo chatan Nawa sama Bayu juga gak ni?

Vote & komen><

Kutukan Sang MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang