Day 3: Buat karya yang wajib memiliki kata-kata ini di dalamnya,
Dunia bawah tanah
Pesta Teh
Perhiasan yang hilang
Resepsi pernikahan Malanaya dan Deka dilakukan secara terbatas. Keduanya sepakat untuk tidak merayakannya terlalu mewah. Resepsi bahkan tidak digelar di gedung atau apa pun itu.
Melainkan di basemen rumah Mala.
Benar sekali.
Mala secara khusus meminta orang untuk menghias dan mendesain basemen rumahnya secara profesional. Menata setiap sudut dengan estetik dan berkelas.
Toh, basemen rumahnya terbilang luas dan bersih. Bahkan, rasa-rasanya ruangan itu terlalu bagus jika disebut basemen. Mala jelas menaruh banyak uang untuk menginvestasikan yang terbaik buat setiap sudut rumahnya, tidak terkecuali basemen.
Selain itu, mengadakan resepsi di basemen juga lumayan menekan biaya dan tidak membuat keributan bagi sekeliling.
Konsep yang diusung pun terbilang unik. Untuk resepsi mereka, keduanya sepakat mengambil tema Pesta Teh.
Ide itu sendiri diusulkan oleh Tata.
Karena ... apa ya. Buat Tata, konsep pesta teh sesuai dengan kepribadian ibu tirinya yang elegan dan kalem. Juga, sang papa yang selama proses pernikahan dari awal sampai di titik ini tampak tenang.
Begitulah.
Omong-omong soal Tata, sekarang ini dia sedang berada di kamar. Bukan. Dia tidak sedang mendekam atau apa. Melainkan lagi mencari sesuatu.
Beberapa kali dia membuka lemari, menarik laci, dan mengamati setiap sudut kamar. Beberapa menit berlalu, dia berdecak. Tidak bisa menemukan apa yang dia cari.
Di tengah-tengah mencari, pintu kamarnya terbuka. Tata refleks mengangkat wajah. Noah, rupanya.
"Honey," panggil Noah. Cowok itu tampak tampan dan elegan dengan pakaian formal berupa kemeja, jas, celana kain, dan pantofel. "Kamu dicariin. Diminta buat turun ke dunia bawah tanah."
Tata mengerjap. Apa katanya tadi? "Dunia bawah tanah?" ulangnya, sedikit heran.
"Basemen, maksudnya." Noah menyengir lucu. "Ayo, bareng sama aku!"
Tata ber-oh. "Kamu duluan aja. Aku mau nyari sesuatu dulu."
"Nyari apa?"
"Perhiasan yang hilang. Antingku tiba-tiba raib, entah ke mana." Tata menjawab sekenanya. Setelah mengatakan itu, dia bergegas kembali mencari anting yang dia ungkit.
"Mau aku bantu?" Noah melangkah masuk ke kamar. Segera saja dia membantu Tata memeriksa setiap inci kamar.
Tepat persis setelah beberapa menit, pintu kamar Tata kembali diketuk. Kali ini bukan cuma Tata, tapi juga Noah turut mengangkat muka. Di ambang pintu, Joe Alfa Ramadan bersandar di kosen pintu dengan raut muka datar.
"Sayang," Joe memanggil dengan suara ... entahlah. Tidak terdefinisikan. Sudut bibirnya kemudian terangkat. "Kalau kamu mau nyari anting itu, ke kamarku sekarang." []
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Well Soon: NPC's 28 Days Writing Challenge
Short Story"I don't care who is gone, you shouldn't be alone. I'll be there, there." - get well soon by Ariana Grande Daily Writing Challenge NPC 2021 1 Februari 2021 s/d 28 Februari 2021