✨Green Eyes Man✨

113 10 3
                                    

Copter berlari tak tentu arah dengan wujud serigalanya. Pikiran dan hatinya saling berkecamuk satu sama lain dan ia sama sekali tidak bisa mengendalikannya.

Ia melambatkan lajunya dan mencoba untuk mengatur kembali pikirannya yang sudah berantakan setiap ia berada didekat unclenya itu. Copter tidak pernah menganggap serius dengan perkataan sang penyihir yang datang hanya menemui ia dan Kimmon, padahal saat itu ia masih berumur 5 tahun. Kata-kata yang diucapkan penyihir itu sungguh tidak cocok ditelinga anak kecil seperti Copter,tapi apa yang dikatakannya menjadi kenyataan dan kini ia harus mengubah segala takdir itu walaupun harus melibatkan banyak orang bahkan ia rela mati demi mengubah takdir itu.

Copter mulai merasa sedikit lebih tenang namun enggan untuk kembali ke wujud manusianya, ia hanya berjalan dibawah rimbunan daun pepohonan yang tinggi dan menikmati semilir angin yang menyapu bulu-bulu coklat kemerahannya yang sedikit berkilau terkena cahaya matahari walaupun pergelangan tanganya masih melilit kuat perban untuk menutupi lukanya.

"Awwww!!!" Copter langsung menoleh melihat kearah suara dan terkejut saat melihat seseorang dengan warna mata hijau menyala namun tidak berapa lama mata hijau itu tergantikan dengan warna coklat. Entah ia salah lihat atau tidak, Copter mendekat untuk melihat lebih jelas lagi pemuda itu.

Di balik bayangan pepohonan hutan di balik sebuah pohon besar, Copter melihat pemuda itu masuk ke dalam rumah yang terukir disetiap kosen kayu itu dengan corak yang unik.

"Highgate??!" Ia tidak mempercayai matanya sendiri namun ia benar-benar tidak salah. Memang benar pemuda itu memasuki kediaman Highgate yang sudah lama ditinggalkan beberapa tahun lalu.

Dengan segenap tenaganya Copter bergegas pergi dari situ untuk menyampaikan informasi yang mengejutkan ini ke pack nya.

Grrr...Copter terkadang menggeram saat kaki depan yang luka miliknya menyapa semak belukar yang ia lewati, tapi mau tidak mau informasi yang ia lihat harus sesegera mungkin ia sampaikan.

"Jangan sampai vampir- vampir itu menemukannya" batin Copter yang terus berlari.

.

.

.

.

Sesampainya di tempat di perbatasan hutan, Ia langsung merubah wujudnya seketika menjadi wujud manusianya. Dan berlari memasuki kawasan yang ramai akan mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang itu. Satu dua orang membungkuk tanda memberi hormat kepadanya namun ia tidak sempat untuk berbasa basi lagi dan hanya memberikan senyum manisnya yang membuat semua yang melihatnya langsung salah tingkah.

Brak!

Copter membanting pintu ruangan itu namun ia tidak menemukan seseorang pun didalam situ.

"Bukankah aku sudah menyuruh kalian untuk berkumpul sekarang?! Dimana kalian?!" Copter sungguh kesal, padahal sudah telekomunikasi melalui pikiran sesaat sebelum ia kesini tapi tetap tidak ada yang datang bahkan tidak ada yang menjawab.

Copter duduk di satu-satunya kursi yang berwarna biru dongker disitu dan refleks memukul meja yang ada dihadapannya itu karena kesal.

Rasa denyut dan nyeri menjalar di pergelangan tangannya hingga membuatnya hampir mengeluarkan kata kasar dari mulutnya. Ia benar-benar dipenuhi rasa takut dan kesal sampai-sampai ia melupakan dirinya yang terluka.

Ditatapnya pergelangan tangannya itu, ia sudah tidak terkejut melihat perban yang tadi dililitkan rapi itu kini sudah terlihat sangat berantakan. Rembesan darah sudah terlihat ke permukaan perban itu bahkan kini tangannya sudah membengkak dari yang sebelumnya.

Padahal ia seorang werewolf tapi entah kenapa tubuh Copter tidak bisa seperti werewolf lainnya. Memang jika dinilai dari fisik dan kekuatan, Copter adalah yang terbaik di pack nya. Namun berbeda jika ia sudah terluka. Disaat werewolf lain dengan cepatnya sembuh dan beregenerasi, ia malah tidak bisa sembuh dengan cepat layaknya manusia, membutuhkan waktu beberapa minggu bahkan bulan untuk membuatnya sembuh dari luka ataupun penyakit.

Sudah hampir 15 menit Copter menunggu diruangan itu tapi tidak ada satupun yang datang.

"KALIAN DIMANA?!" Sekali lagi Copter bertelekomunikasi melalui pikirannya.

"Aku disini" terdengar suara dari punggungnya. Mata Copter membelalak, ia sangat mengenali suara ini.

"Apa maumu?" Tanya Copter ke seseorang yang dibelakangnya.

"Sepertinya ku terluka"

"Itu bukan urusanmu!"

Copter menarik nafasnya sebentar lalu melanjutkan kalimatnya.

"Katakan apa tujuanmu datang kesini"

"Aku hanya mau kau memberikan Chimon kepadaku" Dengan instingnya Copter sangat tau bahwa orang dibelakangnya sedang tersenyum.

Copter sangat ingin menyerang orang dibelakangnya namun baru saja Copter ingin berbalik badan, pundaknya sudah dipegang dari belakang dan dicengkram cukup kuat yang membuat tubuh Copter serasa hampir remuk. Mungkin juga karena tubuhnya yang sedang terluka parah itu.

"Aku bisa membunuhmu kapan saja, Ter. Aku tidak keberatan meminum darah werewolf." Copter merasakan bibir orang itu dilehernya saat ia berbicara.

"Aku tidak pernah ingat membuat perjanjian yang menyangkut ke bawahanku, sebaiknya kau pergi dari sini!" Ucap Copter tegas, ia sama sekali tidak takut akan vampir malah ia sangt ingin membalaskan dendam ke para vampir.

"Kau sangat lucu, Ter. Memang kita tidak punya perjanjian semacam itu, tapi yang aku butuhkan hanya dia. Aku tau dia sangat spesial sehingga kau tidak berani menyerahkannya ke siapapun." Sosok misterius itu tersenyum lagi.

"Dia werewolf yang sungguh langka kan?" Lanjut sosok misterius itu yang membuat Copter langsung bergidik ketakutan. Padahal selama ini hnya dia yang tau kebenarannya dan mencoba untuk mengubur semua itu. Tapi kenapa dia bisa tau.

"Darimana kau tau?" Tanya Copter hati-hati.

"Sepertinya kau terlalu pintar sehingga menyimpan segalanya informasi diotakmu Ter." Ucap sosok itu

"Apakah kau lupa kalau aku bisa membaca pikiran? bahkan aku juga bisa memblokade telekomunikasimu dengan para anggota pack mu." Bibir itu tersenyum di leher putih jenjang milik Copter dan menciuminya sebentar.

"Sialan!" Copter hanya bisa mengumpat tanpa berkutik. Sangat ingin ia meninju wajah itu tapi jika ia sampai melukainya maka ia akan berhadapan dengan yang lebih parah lagi.

"Jadi bagaimana?"

"Itu keputusan Chimon, bukan aku. Aku hanya ketua pack nya"

"Kalau begitu artinya kau setuju memberikannya kepadaku?"

Copter tidak langsung menjawab. Ia benar-benar bimbang akan keputusan yang mana kedua keputusan itu pada akhirnya akan menjadi jalan buntu untuk dirinya.

"Ya" ucap Copter singkat.

Hanya dalam sepersekian detik tangan yang mencekram pundaknya tadi kini sudah tidak ada lagi.

Badan Copter langsung terkulai lemas akibat denyut dari sisa cengkraman sosok itu.

"Dasar vampir-vampir sialan!" Umpat Copter yang kini para pack nya bisa mendengarnya dan membuat mereka langsung datang hanya dalam waktu beberapa menit setelah mendengar itu.

"Ya ampun P'Ter! Apa yang terjadi dengan tanganmu?" First yang melihat perban yang hampir dipenuhi bercak darah itu langsung mencari kotak P3K di laci nakas disudut ruangan itu sedangkan yang lain hanya menatap ngeri dan khawatir disaat bersamaan melihat Ketua mereka terlihat lemas namun wajahnya menunjukkan kekesalan.

"Akan ku bunuh kalian satu persatu dasar makhluk penghisap darah." Maki Ter dalam hati.

Tbc.

*****

Hai hai hai... Kali ini baru ada waktu luang buat nulis lagi hehe~

Semoga ceritanya masih nyambung ya 😣

The Eternal Highgate |Book1 END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang