☀️Ally☀️

237 35 21
                                    

"Okay, kita sudah sampai nong'" mobil yang kunaiki ini mulai memperlambat lajunya dan berhenti tepat dihalaman rumah yang tidak terlalu besar yang berwarnakan biru sedang itu.

"Bagaimana P' bisa tau ru.... Ahhhh.... pasti tau dari dia." Plan menatap matanya tajam kearah Chimon yang sontak membuat merinding dan sedikit lemas dengan aura mengintimidasi Plan.

Copter yang melihat hal itu langsung membalikkan badannya agar bisa melihat Plan di kursi belakangnya.
"Sepertinya hubungan kalian tidak baik. Ada apa? Padahal kan kalian sejak beberapa hari yang lalu kan sudah saling mengenal"

Belum lagi siapapun mengangkat suaranya. Copter mulai menyadari sesuatu itu. Memang insting seorang Pimpinan kepolisian dibagian detektif itu sangat kuat dan dengan mudah bisa menebak dengan tepat.

"Ahhh... Ku mengerti sekarang". Plan yang awalnya menatap Chimon beralih pandangan ke Copter.

"Kau tak perlu resah nong'Plan. Kami akan tetap merahasiakan nama keluargamu dan hanya kami saja yang tau" Plan terkejut akan kata yang keluar dari mulut Copter.

Chimon mengangguk setuju dengan ucapan rekannya itu dan menatap balik kearah Plan dengan trustful eyes nya.

Plan mengangguk mengerti dengan perkataan Copter.

"Tapi ada syaratnya." Sambung Copter.

"Syarat?" Plan mulai sedikit curiga dengan kata syarat yang ditawarkan ini.

"Kami akan merahasiakannya, asalkan kau mau bekerja sama dengan kami"

"Apa maksud P' dengan bekerja sama?" Plan menegakkan badannya dan menatap mata Copter dengan penuh tekanan.

"Kau tau, memburu para eternal. Kalau kita bekerja sama semuanya pasti berjalan lebih mudah. Bagaimana?" Copter menaikkan sebelah alisnya dengan rasa percaya diri meyakinkan Plan.

Plan memutar otaknya, sebenarnya ini tawaran yang bagus untuk sekalian membalaskan dendamnya.

"Okay P', setuju." Plan tersenyum sambil mengangkat dan meletakkan kepala Bas perlahan di dudukan kursi mobil itu agar tidak membangunkannya dan keluar dari mobil untuk kembali ke rumahnya. Tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih ke sekutunya itu. Sekutunya dalam memburu para vampir.

.

.

.

.

.
Plan membantingkan tubuhnya ke tempat tidur empuknya dan menatap kearah langit-langit kamarnya yang berpolakan sesuatu. Ia menutup matanya dan berfikir sejenak.

Plan berguman sendiri seakan sedang fokus dengan apa yang diucapkan dibibirnya.

Setelah beberapa saat, Plan membuka kelopak matanya dan mulai mendudukkan dirinya. Matanya menuju kearah meja lemari disamping tempat tidurnya. Dibukanya laci paling atas meja itu, memasukkan tangannya dan merogoh kekanan dan kiri mencari sesuatu.

Dia menarik benda dari dalam laci yang diselimuti oleh kain hitam, menatapnya untuk beberapa saat lalu dengan perlahan dibukanya kain itu dan terlihat sebilah belati perak bergagangkan kayu yang terukir indah.

Plan memainkan ujung bagian tertajam belati itu dengan jari telunjuknya yang membuat jari itu sekarang mengalir cairan kental berwarna merah.

"Sebenarnya tanpa bantuan kalian ku bisa melakukannya, bahkan dengan sem....pur...na..." Kedua sudut bibir Plan terangkat dan memperlihatkan senyum jahatnya.

The Eternal Highgate |Book1 END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang