☀️That Guy☀️

398 47 16
                                    

Ding dong.... Ding dong...

Bunyi suara bel memaksakanku untuk membuka mata yang sungguh berat ini. Mencoba untuk mengembalikan kesadaranku sepenuhnya

Huh... Jam berapa ini? Siapa yang berani mengganggu ketenanganku sepagi ini?.
Jadwal pagiku jam 9, dan sekarang masih jam 7.

Ku mengeluarkan semua sumpah serapahku kepada orang yang berani membangunkanku.


Ku menapakkan kakiku dilantai dan memulai untuk menyeimbangkan diri dari badanku yang masih luar biasa mengantuk.

Kumenuruni tangga untuk mencapai pintu utama dengan perlahan.


Ding dong.... Ding dong....


Suara bel itu sungguh bikin ku muak.


Ku membuka pintu utama dan terlihat dua orang berseragam resmi berdiri didepan pintu rumahku. Terlihat juga lambang kepolisian di sebelah kiri di rompi anti peluru yang mereka pakai. Ada masalah apa sampai-sampai pihak kepolisian ada disini?

Seorang pemuda yang sedang memegang buku catatan itu melihatku dengan tatapan yang ramah. Sedangkan wanita disebelahnya yang sedang berkacak pinggang itu menatapku dengan sangat fokus dan serius.

"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Ku memulai pembicaraan itu agar tidak membuang-buang waktuku yang sangat berharga ini.

"Maaf mengganggu ketenangan anda dipagi begini." Wanita itu yang angkat bicara, sedangkan yang disebelahnya hanya menulis sesuatu di buku yang ada di tangannya.


"Kami dari pihak kepolisian ingin menanyai anda sesuatu."


Ku menelan ludahku dengan berat. Bukan karna apa, tapi tatapan wanita itu seakan ingin memotongku jadi potongan dadu kecil.


Ada kejadian disekitar sini yang merengut nyawa seorang pria pekerja sekitar 30 tahun, dan kebetulan seseorang itu tetangga anda yang tempat tinggalnya tepat di sebelah rumah anda. Apa anda mengenalnya?" Lanjut wanita itu.


" Maaf sekali lagi, tapi saya benar-benar tidak mengenal orang-orang disekitar sini. Saya baru kemarin pindah kesini." Jawabku dengan jujur. Karna ku benar-benar tidak tau siapa pun.


"Anda baru disini?" Pemuda itu mulai menatapku dan mulai angkat bicara.


"Iya, benar."


"Boleh saya berbicara dengan anda sebentar?"

"Hmm, boleh. Silahkan masuk." Kumempersilahkan masuk kedua orang itu tetapi pemuda itu malah berbicara dengan orang di sebelahnya dan wanita itu berbalik badan pergi, sedangkan pria itu mulai permisi untuk masuk.


Ku mempersilahkan pemuda itu untuk duduk dan mulai pergi kedapur untuk menyediakan minuman untuk pemuda di ruang tamu itu.


Ku membawakan segelas teh dan mempersilahkan pemuda itu untuk minum dahulu. Dan ku duduk di sofa tepat didepan pemuda itu yang dipisahkan sebuah meja kaca persegi panjang ini.



"Kalau boleh tau ingin berbicara tentang apa ya?" Dia menghentikan meminum tehnya dan mulai membungkuk dan mengaitkan tangannya dan diletakkannya di atas pahanya tetapi pandangannya masih tetap mengarah kearahku.



"Kalau boleh tau, kenapa anda pindah kesini?"



Sial,..


"Untuk kuliah," ku menjawab asal. Tetapi masih tetap kenyataannya


The Eternal Highgate |Book1 END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang