☀️The Eternal Highgate☀️

268 28 9
                                    

Siapa yang tak ingin menjadi baru?
Akupun ingin menjadi baru
Yang dapat menggapai titik maksimal kekuatan diri

Menjadi baru dan menjadi lebih berarti
Menjelma menjadi sosok berharga
Yang tau bagaimana harus memilih

Dapatkah kita bersinar terang
Menjauh dari bayang bayang
Yang terus mengekang takdir hidup kita

Menyelami kepribadian jiwa
Mengenal diri hingga titik terendah
Menjadi baru dan membangun kembali
Membangun kehangatan yang tak pernah bisa dibayangkan siapapun

Entah siapa atau apapun dirimu
Ku mulai menerimamu
Walaupun menerima kenyataan begitu pahit
Tapi hal manis selalu muncul diantara kepahitan tak berujung
Yang membuatku tersadar
Engkaulah matahari di dalam bayangan ku sendiri.

***

Plan membuka matanya. hatinya begitu perih setelah mengetahui semua sandiwara palsu yang tertanam berbeda-beda didalam kepala semua orang. Ia menangis sejadi-jadinya dan mencoba menghilangkan rasa sakit dan kecewa yang kini menggerogoti hatinya.

Plan mencoba menekan dadanya untuk menghentikan sakit yang menyelubungi hatinya itu sambil berkata "bodoh,.. bodoh... Bodoh..." Pada dirinya sendiri.

Kriett....
Pintu ruangan itu terbuka dan terlihat seorang pria yang pernah ia temui itu. Dengan segera Plan turun dari tempat tidur berwarnakan biru tua itu dan memeluk orang yang baru saja masuk.

"Mean" Mean membalas pelukan orang yang lebih kecil dari dirinya itu. Kini dia ingat bagaimana kejadian yang sebenarnya terjadi. Bukan dia yang yang membunuh ibu Plan. Melainkan Plan sendiri lah yang menghisap darah ibunya yang memiliki keturunan yang disebut darah suci.

"Aku tak tau begitu monsternya diriku ini, Mean da malah menuduhmu sebagai pembunuh ibuku" Plan benar benar menumpahkan semua air matanya ke bahu bidang Mean. Mean yang dijadikan tempat berpeluh itu kini mengelus pundak dan kepala Plan agar dia merasa tenang.

"Aku juga tidak bisa mengingatnya, Plan. Jadi bukan sepenuhnya salah dirimu"

" Tapi...." Plan mengangkat kepalanya dari bahu Mean dan menatap lekat manik hitam Mean.

"Tidak ada tapi tapian, Plan"

Chuup...
Mean mengecum lembut bibir Plan lalu menariknya kembali.

"Yang terpenting sekarang kita sudah tau kenyataannya dan kau masih dhampir walaupun gen Vampirmu tidak sebanyak diriku." Ucap Mean yang membuat wajah Plan memerah memang betul Plan seperti aneh dengan dirinya selama ini, seperti gerakannya yang sedikit lebih cepat dari manusia biasanya dan juga ditangan kirinya kini masih berbekas goresan dari belati yang sengaja ia goreskan ke tangannya, tapi malah luka itu tidak bisa hilang.

"Dan.... Aku mencintaimu My Mate Plannie" Plan semakin memerah disaat mendengar kata yang keluar dari Mean dan memukul pelan dada bidang Mean dan mencuri ciuman sedetik di bibir Mean lalu membalikkan badannya.

"Aku juga mencintaimu... Makhluk berdarah dingin" Plan merasa sangat malu mengatakan itu tetapi berbeda dengan ekspresi Mean yang kini tersenyum lebar mendengar jawaban dari Plan.

"Oh iya! Mommy Tee kemana?" Plan seketika mengingat orang yang selama ini sudah membantunya itu.

"Sejak kapan kau memanggil mom ku dengan. Sebutan mommy?" Mean menaikkan alisnya bingung

"Semenjak aku masuk rumah sakit, dan...dimana dia? Aku mau berterimakasih."

"Ke keluarga mu...Highgate"

"Apa??"

***

7 tahun kemudian

"Daddy... Papa.... " Suara anak perempuan menggema di suatu rumah ditengah hutan yang bernuansakan dinding kaca.

Plan menggendong anak perempuan itu layaknya menggendong anak koala

"Bagaimana sekolahmu Rin? Mendapat teman baru?"

"Ada anak laki - laki pindahan yang sangat rese, Pa. Dia selalu tersenyum kesemua anak dikelas, ia bahkan mendapat nilai 100 dipelajaran matematika.Dan dia baunya seperti paman Copter "

"Sepertinya, anak yang baik, mengapa tidak mencoba untuk berteman dengannya, Rin?" Goda Plan sambil mencubit pelan hidung putrinya itu.

Wajah Rin sangat menduplikat dirinya, tetapi mata sipit dan bibirnya menurun dari daddy nya. Ditatapnya mata putrinya itu dan menghembuskan nafasnya berat, mata hijau miliknya begitu kontras dengan warna kulitnya yang sangat putih dan dingin
Rin terlahir sebagai Dhampir seperti dirinya dan Mean, hanya saja gen vampir Rin lebih dominan daripada gen manusianya. Dia memang tahan akan cahaya matahari. Tapi tidak dengan hal lainnya.

"Daddy!!" Rin melompat dari pelukan Plan dan sekarang melompat kepelukan hangat Daddynya.

"Halo sayang.." Mean mengelus lembut kepala Rin.

" Pelukan Papa sama Daddy sungguh hangat. Tidak seperti Rin yang begitu dingin." Wajah rin yang tadinya riang kini wajahnya berubah menjadi lesu.

"Seharusnya Rin mensyukuri segalanya" ucap Mean menenangkan putrinya itu

"Benar juga... Daddy benar.dan...." kini Rin turun dari pelukan Mean sambil menggantungkan kata-katanya yang membuat papa dan daddynya penasaran.

"Aku mau darah O yang manis hari ini" Rin melompat lompat menuju dapur dengan riangnya.

Dua orang yang melihat sikapnya hanya bisa terkekeh melihat tingkah putri mereka yang menggemaskan.

Mean melingkarkan tangannya di pinggang Plan dan memeluknya dari belakang todak lupa mencuri kecupan singkat dibibir istrinya itu.

" Dia hadiah yang paling indah dihidupku, dan kau juga sayang..." Mean mengecup pipi Plan yang kini memerah.

" Iya dan aku mencintai nya dan juga dirimu Mean" balas Plan sambil mengelus tangan Mean yang melingkar dipinggangnya.

"Semoga keluarga kita selalu dipenuhi kebahagiaan seperti ini.."

"Semoga"

.

.

.
The End

Akhirnya selesai juga..
Walaupun sebenarnya ada 33 chapter.
Tapi baru ingat kalau ini lebih fokus ke MeanPlan.
Jadi Cp yang lain tidak akan dipublish dan akan tetap di keep di draft.
Tapi kemungkinan bakal publish hanya yang KimCop di judul yang lain.

See u in another story.
#misi40hari

jonquil_Alstroemeria

The Eternal Highgate |Book1 END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang