33 | orang yang sangat baik

3.9K 917 162
                                    


🎼Now playing: Orange - Ost Shigatsu wa Kimi ni Uso

***

Tampilan video call itu masih berlanjut. Doyoung begitu senang melihat Valerie. Karena sudah sekitar dua minggu ia berjauhan dengan Valerie. Bahkan tak sempat video call karena ia sibuk menjadi tenaga medis bagi korban bencana alam. Sampai-sampai ia lupa dengan jadwal cuci darahnya.

Yang penting orang lain sembuh. Orang lain sehat. Dirinya bisa nanti. Karena ia punya metode pengobatan walau rasanya sangat sakit. Buktinya ia sudah bertahan hidup pada sebuah mesin yang setia membantu menurunkan kadar ureum kreatinin pada ginjalnya. Karena ginjalnya sudah nggak berfungsi seperti orang sehat pada umumnya. Dia adalah penderita gagal ginjal kronik. Disebabkan karena kelemahan pada glomerulus, tubulus distal, dan tubulus proksimalnya dalam memisahkan zat-zat dari air yang dikonsumsi baik itu dari minuman ataupun makanan yang mengandung air yang nantinya akan menjadi urin.

Kalau kambuh rasanya mau mati saja. Saking sakitnya. Cairan-cairan yang tak tersaring oleh organ-organnya itu akan menumpuk menuju paru-paru dan membuat beberapa bagian tubuhnya bengkak. Edema. Terakhir kali Doyoung merasakan itu saat ia berhasil menolong nyawa seseorang yang mengalami kerusakan pada selaput otak. Atau meningitis.

Sebenarnya, kasus nyawa ditentukan itu cuma segelintir orang saja yang mengalaminya. Dan itu sangat langka. Karena dokter spesialis pun tak akan bisa menyatakan sisa hidup seseorang secara akurat. Maka dari itu, sisa hidup seseorang adalah rahasia Tuhan.

Tapi melihat teman sebangsalnya yang hanya kuat satu atau dua tahun menjalani cuci darah. Terkadang membuat Doyoung ketakutan. Dia sudah bertahan hampir sembilan tahun. Dan selama itu juga dia bisa mengendalikan rasa sakitnya. Agar tak terlihat oleh teman-temannya.

Karena ia paling benci membuat orang lain mengkhawatirkan kesehatannya. Rasanya dia tertampar kenyataan. Jadi, lebih baik dibiarkan dan dirahasiakan saja. Biar orang-orang memperlakukannya seperti orang sehat pada umumnya.

Valerie bertanya siapa nama-nama boneka ini. Lalu ia menyebutkannya satu persatu.

Saat Valerie memuji betapa lucunya boneka ini. Doyoung merasakan sakit yang luar biasa. Seperti sebuah luka yang terkena ujung kertas yang runcing kemudian ditarik berkali-kali melewati luka yang basah itu. Ngilu. Sangat perih. Pandangannya mengabur. Ginjalnya sakit lagi. Tolong, jangan kambuh sekarang.

Doyoung berusaha menatap Valerie walau matanya sudah berat.

"Kakak kenapa???? Kak?!"

Dia diam. Rasanya ingin menjerit karena terlalu sakit. Dan juga sesak. Rupanya cairan pada ginjalnya mulai naik menuju paru-paru. Tak heran ia merasakan sesak.

Ia memegangi bagian bawah perutnya. Lalu menatap kamera. Berusaha terlihat biasa saja.

"Waaa~kakak pusing banget liat kamu yang makin cantik, Val!"

Hhhhhhhh sesak. Sangat sesak. Seluruh nadinya berkontraksi. Apalagi vena dan arteri di sekitar lehernya. Jantungnya berpacu kencang. Perlahan-lahan pandangannya mengabur. Kepalanya terasa berat. Ngiiiiing... Dengungan itu semakin terasa di antara kedua telinganya. Kakinya lemas. Telapak tangan dan kakinya dingin.

Yang terakhir kali didengarnya adalah suara Valerie yang cemas. Maafin kakak Val. Kakak malah kambuh. Maaf...




***


Wajahnya panas, matanya berair, tenggorokannya tercekat. Dia sangat cemas. Hana belum bisa dihubungi. Dari tadi ia melihat dokter Doyoung pingsan di sana. Dia menjerit memanggil mamanya. Tapi mamanya nggak kunjung datang.

Hello Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang