Jangan siders yaaa, ini chapter terakhir.
last playlist of hello doctor:
🎼Anneth - Mungkin Hari ini Esok atau Nanti
🎼Doyoung - Night Air
✩•̩̩͙*ೃ˚.˚ ˚.*ೃ
Bibir perempuan itu merekah begitu indah. Kemudian mengatup seperti memberi isyarat ragu. Doyoung menenggak salivanya tatkala pikirannya sepenuhnya jadi tuan untuk gerak tubuhnya. Dilihatnya Valerie memejam begitu kuat. Doyoung masih mengatur napas tatkala sengatan panas mulai mengerubungi tubuhnya. Dia sangat ingin merasakan bagaimana kalau bibirnya bertemu dengan bibir Valerie yang saat ini tepat di depan bibirnya. Hanya berjarak lima centi meter ... lagi.
Dia memang pria dewasa, tapi, sungguh, ia belum pernah sekali pun berciuman. Kalau boleh jujur, dia merahasiakannya supaya teman-temannya tak mengejeknya.
Doyoung menarik napasnya pelan, dan begitu halus saat ia memegang tengkuk Valerie agar semakin mendekat. Jika ada seorang yang mendorongnya dalam gerakan pelan sekali pun, bibir mereka pasti sudah bertemu dengan sempurna.
Doyoung memejamkan matanya mengikuti Valerie. Tangannya berpindah dari tengkuk menuju jemari Valerie. Menggenggamnya begitu lembut. Seolah itu adalah mahakarya yang sangat rapuh.
Tinggal sedikit lagi.... bibirnya bertemu dengan bibir pacarnya. Namun, bayangan Bu Dinar yang tengah memakai kaca mata lalu berkata dengan tegas sambil menggerak-gerakan telunjuk dan menggelengkan kepala terlintas dalam benaknya.
"Jangan silaturahmi bibir sebelum nikah!"
Doyoung membuka matanya. Suara Mama begitu nyata. Dia mengerjap pelan, lalu mengatur napas. Sadar akan perbuatannya yang mendekati keterlaluan, Doyoung menjauh dari Valerie. Tangannya pun melepas genggaman hangat nan nyaman yang terjalin beberapa detik itu.
"Val! Bibir kamu kering, kakak ada vitamin c, mau?" gugup Doyoung. Haaah sangat lega .... untung saja ia bisa membuat alasan yang cukup masuk akal.
Meskipun penerangan kamar Valerie tidak begitu jelas untuk saat-saat seperti ini, tapi Doyoung bisa tau kalau bibir Valerie memang kurang terhidrasi. Hal ini karena bangun tidur, juga pacarnya itu kekurangan vitamin c.
Valerie mengerjap pelan. Hal itu membuat Doyoung gemas sekaligus malu. Memikirkan betapa nakalnya dia waktu beberapa menit yang lalu. Semoga malaikat atid memberikan dispensasi padanya---yang telah mengurungkan niatnya yang nakal.
"Ehm, Kak, aku mau wudhu dulu," kata Valerie dengan gerakan ragu. Wajahnya tertunduk. Menghindari tatapan Doyoung yang sangat gelisah.
"Kakak juga. Eh maksud kakak bukan barengan. Kamu aja dulu. Kamar mandinya di sana kan?" Doyoung sialan! Doyoung mengutuk dirinya sendiri. Lihat, betapa kikuknya dia saat ini di depan Valerie. Sampai rasanya telapak tangannya dingin dan agak gemetaran.
"Iya, kak..." Valerie menatapnya ragu-ragu. Tatapan manis itu ... Ya Tuhan, tolong berikan Doyoung umur panjang supaya bisa menjadikan Valerie pasangan halalnya.
Valerie mulai meninggalkannya. Doyoung masih bingung. Dia harus ngapain. Akhirnya dia cuma mengetuk-ngetukan kakinya ke lantai yang terasa dingin. Dia berjalan ragu ke arah cermin. Melihat pantulan wajahnya yang agak merah. Pantas saja hawanya begitu panas.
Sungguh, sekarang Doyoung merasa seperti remaja yang baru merasakan cinta. Begitu kaku. Dan bingung harus berbuat apa. Saat pandangannya mengedar-begitu pula dengan pendengarannya, Doyoung mendengar suara alarm. Dia mencari asal suara itu. Tak lama kemudian ia menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Doctor
Fanfiction[SELESAI] "Kehilangan kakak adalah luka yang bisa sembuh setelah menempuh waktu yang lama." ©jaemicchan, 2020 | Hello Doctor