Doyoung nahan senyum sambil milih baju yang akan dipakainya buat apel pertama ke rumah Valerie. Di kasurnya udah berserakan baju-baju; dimulai dari kemeja polos, kotak-kotak, dan ada banyak kaus. Bingung banget. Doyoung baru ngerasain pengalaman kayak gini. Pantes aja Johnny waktu itu sampai shopping dulu sebelum apel ke rumah pacarnya.
Waktu itu Doyoung ngeledek Johnny rempong. Tapi sekarang dia kena karma.
Di video call, Johnny ketawa-ketiwi liat Doyoung masih belum nemuin baju yang cocok buat kencan pertama.
"Doy, lo udah kayak remaja labil. Pake kaus aja lah, tuh yang biru garis-garis putih." sahut Johnny di display ponsel Doyoung.
"Gue takut keliatan aneh."
"Aneh gimana? Santai aja."
Doyoung garuk tengkuknya sambil mondar-mandir di depan lemari hitam yang terbuka. "Pake ini aja gitu?" tanyanya sambil nunjuk kemeja hitam yang masih digantung pakai hanger.
"Mau ngelamar kerja, bos?" tanya Johnny sambil ketawa.
Doyoung berdecak. "Udah lah, gue udah nemu baju yang cocok. Gue matiin, oke?"
Johnny geleng-geleng kepala liat kelakuan teman karibnya. Sekitar lima belas menit dia habiskan buat nemenin Doyoung yang dilema buat milih baju.
"Ya udah, moga kencan lo lancar. Sama Valerie...yang kemarin kan?" tanya Johnny.
Doyoung langsung meradang saat Johnny memperlihatkan raut nggak yakin saat nyebutin nama Valerie.
"Kenapa lo nyebutin nama Valerienya gitu?!" Doyoung nggak sadar kalau suaranya naik beberapa oktaf.
Johnny tersenyum tipis lalu menampilkan deretan giginya, ekspresi dia nggak nyaman, dia kira Doyoung cuma main-main sama Valerie. Soalnya setahu Johnny, Doyoung itu anti jalin hubungan, padahal dari jaman kuliah sampai sekarang juga banyak cewek yang pada cantik terus naksir Doyoung. Tapi cuma Jisoo yang bisa sampai nyentuh kata pacaran sama seorang Doyoung—manusia tersantai dalam ngadepin cewek.
Yaa bukannya gitu, tapi Johnny berpikir rasional aja, kalau diliat dari segi mana pun, Jisoo sama Valerie itu jauh berbeda.
Johnny kira, selama ini cewek yang ngebuat Doyoung senyam-senyum nggak jelas pas dinas itu lebih dari Jisoo. Tapi, saat di restoran, Johnny ketemu cewek itu, ternyata... Johnny nggak habis pikir. Tipe cewek Doyoung emang nggak bisa ditebak.
"Emang gue nyebutin nama Valerienya gimana? Perasaan biasa aja."
Doyoung menggeleng, "Beda! Gue tau apa arti nada suara lo tadi." Doyoung tahu gimana Johnny mandang perempuan. Dia selalu liat dari luarnya aja. Yang penting cantik, menarik, gaskeun jadi pacar. Kalau Doyoung berbanding terbalik, dia lebih suka sama cewek yang punya innerbeauty.
Nggak masalah cewek itu menurut orang lain kurang cantik lah, kurang ini lah-itu lah. Cinta serendah itu ya cuma mandang dari fisik seseorang? Lantas esensi apa yang bisa diambil dari cinta kalau nanti pasangan udah menua atau nggak menarik lagi.Johnny mutar otaknya mikirin hal apa yang bisa ngalihin Doyoung dari percakapan ini. Habis ngehela napas panjang dia akhirnya nemu juga.
"Doy! Lo mau tau kiat-kiat buat nggak canggung pas di rumah cewek nggak?"
Doyoung ngeliatin gummy smile nya. "Bagi sekarang juga John!"
"Pertama, lo harus pintar nyari topik pembicaraan—"
"Kalau itu gue juga tau."
"Sabar bos, sabar, belum beres."
Doyoung ketawa. "Oke, lanjut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Doctor
Fiksi Penggemar[SELESAI] "Kehilangan kakak adalah luka yang bisa sembuh setelah menempuh waktu yang lama." ©jaemicchan, 2020 | Hello Doctor