36 | lebih lama lagi

4.2K 873 219
                                    

Saat Valerie berusaha menyembunyikan hp yang tengah menampilkan chat. Doyoung merasa curiga, kemudian dia berusaha menatap Valerie. Tapi pacarnya itu menghindari tatapannya. Ia lakukan lagi, kejadian serupa terulang lagi.

"Val, kenapa?"

"Cerita sama kakak."

"Gapapa, Kak, ini Pak Jaehyun ngechat urusan Hima."

"Oh, ya?" Doyoung mengangkat alisnya. Merasa tak percaya dengan ucapan Valerie barusan. Ia menelisik tatapan Valerie. Ada yang aneh dari tatapan itu. Terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.

"Kak, aku ke kamar dulu, ya. Mau siap-siap dulu," kata Valerie.

"Yuhuuuu~akhirnya piknik juga ..." teriak Dohyon.

"Sini dulu, Dek," sahut Doyoung kepada Dohyon saat lelaki itu mau masuk ke dalam rumah. Posisinya sekarang Doyoung lagi duduk di kursi yang ada di luar. Bukan kursi rotan yang dilengkapi dengan cat coklat ataupun hitam. Tapi kursi panjang kayu polos dengan berbagai coretan di atasnya. Kursi untuk pembeli yang menunggu seblak buatan Valerie matang.

"Kenapa kakakuuuh?" tanya Dohyon.

"Valerie lagi ada masalah, ya? Udah cerita belum ke kamu?"

Dohyon geli mendengar kata 'kamu' meluncur dari sesama lelaki selain Papa.
"Kak, pake 'lo-gue' aja lah. Biar gak geli."

Doyoung mengangguk. "Oke deh. Valerie cerita gak ke lo, dek?"

"Boro-boro, Kak. Dia itu hidupnya mendam kesedihan sama masalah terus. Tapi sekalinya meledak, nangis, ngurung diri di kamar. Atau gak pergi ke kedai Bakmie buat ikut nge-wifi."

"Kelihatannya kakak lo lagi ada masalah, Dek. Coba nanti pas di mobil tanyain, ya."

Dohyon memberikan gestur hormat. "Oke siap. Tapi gue gak tanggung jawab kalau misalnya kak Vale gak mau cerita."

"Kenapa gak sama lo sekalian aja tanyanya, kak?" sambung Dohyon.

"Susah banget, Dek. Kalau udah sedih banget baru cerita, sambil meluk kakak. Waktu itu juga Valerie nangis ke kakak pas di Toserba."

Dohyon tersenyum jahil, lalu mencolek dagu Doyoung dengan tatapan jahil. "Ciee pelukan di Toserba. Gak sekalian di tengah jalan aja biar kayak drama korea?"

Doyoung terkekeh geli. "Gak lah, entar ditegur polisi lalu lintas."

"Sebelum sama polisi lalu lintas kayanya ditegur dulu sama pengendara pake suara klakson mautnya itu loh."

"Bener banget hahaha. Apalagi pas di Jalan Soekarno Hatta, tuh, ngejalanin kendaraan pelan  langsung diklaksonin beberapa kali. Kompakan lagi," kekeh Doyoung.

Dohyon membalas kekehan Doyoung. Tak lama kemudian ia menyikut Doyoung karena Valerie sudah datang menghampiri. Dengan style kasual, make-up natural, dan rambut bagian bawahnya saja yang bergelombang. Terlihat manis.

Doyoung menggandeng bahu Dohyon. Lalu tatapannya terkunci pada Valerie. Dia mengangkat satu alisnya, lalu berbicara pada Dohyon. "Cantik banget, ya?" tanyanya.

"Kali ini gue setuju sama pendapat lo, kak."

Valerie merengut pada adiknya. Kemudian adiknya berjalan riang menuju rumah. Membawa langkahnya ke sana. "Tungguin. Gue cukup mandi tiga menit aja kok. Ganti baju sama sisiran dua menitan."

"Tinggalin ah..." suara Doyoung jelas sekali menyiratkan tingkah jahilnya.

Dohyon menjulurkan lidahnya. "Silakan, tunggalkan hamba, pangeran dan putri, tapi kalian tak akan mendapat restu dari baginda Raja Aryo untuk ke Puncak Bintang." Setelah mengatakan itu Dohyon melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Hello Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang