18 | kondangan dulu

5.7K 1.1K 750
                                    

Halooow ketemu lagi sama michan😊 seneng banget heiii chapter kemarin komennya rame, aku jadi semangat up🤗

Yoo diramein lagi, soalnya aku moody orangnya jadi kemungkinan double up bakalan ada, kalo komentarnya rame😼

**

Valerie nahan napasnya sebentar pas udah ngomong mau putus ke dokter Doyoung. Dia jadi ngga enak hati, soalnya sekarang dokter Doyoung malah meluk dirinya lagi-kali ini sambil ngelus puncak kepalanya.

"Oke, kalau mau kamu kayak gitu Val."

Valerie yang minta putus, Valerie juga yang sesek minta ampun. Apa dia tarik aja perkataannya, bilang mau ngerjain dokter Doyoung, atau april mop? Tapi sekarang bulan desember. Atau buat konten prank? Gak, Valerie gak boleh ngelakin semua itu, takutnya dokter Doyoung mikir dia gak ada ahlak, terus nanti ngaruh ke nilainya.

Horor.

Walau Valerie yakin dokter Doyoung itu profesional-bisa membedakan mana masalah pribadi dan masalah akademi. Tapi tetep aja Valerie kepikiran.

Si kentang yang rajin overthinking.

"Nuhun buat semuanya Valerie." dokter Doyoung agak menjauhkan jarak tubuhnya. Menatapnya lekat-lekat, lalu senyum tipis.

(*Nuhun : Makasih)

Kok, Valerie jadi pengen nangis? Apa dia seenggak berharga itu sampe dokter Doyoung ngga mertahanin hubungannya? Ngarep apaan sih Val, lo itu jelek. Mana mungkin dokter Doyoung mau betah-betah pacaran lama sama lo. Begitu pikir Valerie.

"Dok?" tanyanya.

"Kenapa?" Raut dokter Doyoung terlihat biasa-biasa aja, ngga ada rasa khawatir sama sekali. Valerie jadi berpikiran sebenernya motif apa yang bikin dokter Doyoung nembak dirinya kemarin?

Apa Valerie cuma jadi bahan candaan aja? Atau bahan taruhan? Nope, mana mungkin dia jadi bahan taruhan, di film yang ia tonton atau webtoon yang ia baca, cowok suka taruhan buat menangin hati cewek cantik.

Jangan ge-er Valerie Halsa.

"Tapi kakak minta satu hal, boleh?" dokter Doyoung ngambil air mineral dari kulkasnya. Dia menenggak minuman itu sambil nyender ke tembok.

"Boleh kak," jawabnya.

"Temenin kakak ke undangan nikahan temen."

"Ga mau kak." jawab Valerie cepat. Dia gak mau jadi bahan bully secara ngga langsung. Walau temen-temennya dokter Doyoung welcome sama dirinya, tapi Valerie ngerasa kalau dia ngga pantas pergi bareng sama dokter Doyoung. Apalagi di undangan pernikahan. Valerie paling ngga suka menghadiri acara itu, soalnya dia suka ngerasa ndeso, dia gak bisa dandan, selera fashion-nya juga freak.

Dia suka merasa kecil, ciut, dan gak percaya diri kalau datang ke undangan pernikahan.

"Kenapa ngga mau?" Dokter Doyoung menaikkan sebelah alisnya, lalu natap Valerie dari atas sampai bawah sambil mengelilingi Valerie.

Kok, dia jadi ngerasa terintimidasi gini ya?

"Tau gak Val? Sebenernya kakak nunggu banget kamu pede. Buang kata insecure di kamus hidup kamu. Kenapa kamu selalu gini Val? Apa jangan-jangan alasan kamu mutusin kakak juga karena insecure?"

Tepat. Sangat tepat.

Karena Valerie bukan anak yang sangat berbakti ke orang tua. Ia bisa aja ngelanggar perintah Papa, ngelanjutin hubungannya dengan dokter Doyoung. Tapi Valerie seakan sembunyi, nutup fakta, kalau sebenernya ia insecure jadi pacar dokter Doyoung.

Hello Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang