Di daerah Braga hujan gerimis, Doyoung berhentiin mobilnya ke tepi, dia natap gumpalan awan-awan hitam yang kayaknya nggak ngerestuin date nya sama Valerie. Doyoung nyebut ini date karena apa lagi, kalau bukan karena dia tertarik sama Valerie.
Tapi, kayaknya Valerie ini cuma tertarik sama tampangnya aja. Bukan kegeeran, tapi jelas terbukti saat kuliah online kemarin, Valerie terang-terangan muji dirinya ganteng.
Tapi cewek ini banyak diam, mungkin, canggung kali, ya?
Doyoung mutar lagu di hapenya, ada rekamannya pas cover lagu "Let's go see the Stars" Dia natap Valerie lagi, tapi cewek itu dengan sengaja natap ke kaca di sampingnya.
Doyoung tersenyum. Dia harus bikin Valerie percaya diri, mau gimana pun caranya. Asal cara itu nggak nyakitin Valerie.
"Valerie, kamu ada rekomendasi lagu? Sambil nungguin hujan reda, kita di sini aja dulu, gapapa, kan?" Doyoung condongin badannya ke samping kiri.
"Ada, dok." Valerie kelihatan banget kikuknya.
"Nggak jadi, saya ada rekomedasi lagu."
Doyoung nyalain hapenya lagi terus nyari playlist Spotify-nya. Habis itu dia ngirim link ke kontaknya Valerie, sejak kemarin Doyoung memang udah save nomor Valerie. Tapi cewek itu nggak bikin status, kemungkinannya ada dua; dia nggak bikin status, atau statusnya di-hide darinya.
Valerie natap chat dari dokter Doyoung, dia ngunjungin link itu, lalu lagunya terputar.
Suara lembut terngiang di telinga Valerie.
"Valerie, coba tambahin volumenya." pinta dokter Doyoung.
Valerie nurut, lalu dia nambahin volume hapenya.
"Dan aku mencintaimu, sungguh-sungguh tanpa kau tahu."
"Tersimpan di dalam hatiku."
"Selamanya ini jadi rahasia cintaku."
Valerie langsung matiin lagu itu. Dia ngerasa tersindir. Sikap dokter Doyoung susah banget ditebak, tatapannya yang tenang itu kayak nyimpan maksud yang Valerie nggak tahu.
Dia masih sadar diri buat nggak pede, mana mungkin lagu ini buat dirinya? Nggak mungkin. Dokter Doyoung itu cerdik, Valerie harus waspada, kalau tiba-tiba dia dihakimi secara nggak langsung lewat lagu itu.
"Kemarin." Dokter Doyoung ngegantung ucapannya. Dia buka tutup botol air mineral yang ada di genggamannya. "Ada yang ngirim lagu itu ke saya, jam sembilan malam."
Valerie masih belum bisa merespons, soalnya dia bingung, harus respons apa.
"Saya sih nggak masalah, kalau ngirimnya cuma sekali, tapi ini sampai sepuluh kali, lagu yang sama. Menurut kamu, orang itu kenapa, ya, Val?"
"Menurut saya ... orang itu pengin dokter dengerin lagu itu."
Seumur hidup Valerie baru ngeluarin jawaban seenggak berguna kayak tadi. Emang ya kalau lagi sama crush bawaannya jadi kayak orang blah-bloh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Doctor
Fanfiction[SELESAI] "Kehilangan kakak adalah luka yang bisa sembuh setelah menempuh waktu yang lama." ©jaemicchan, 2020 | Hello Doctor