Jangan lupa ramein vote sama komentarnya biar aku semangat ngetik
Kalau chapter ini tembus 500 komentar, aku update lagi besok. ><
Ayo jujur dulu, kalian umur berapa??
Soalnya cerita ini tuh buat 15+
***
Valerie masih mematung saat dengar kabar duka yang diucapkan dosennya. Dia nggak nyangka—padahal tadi dokter Doyoung masih chatting sama dirinya. Tapi, kenapa sekarang—Valerie nggak bisa ngontrol deru napasnya lagi. Dadanya kembang-kempis. Matanya terasa panas. Menahan air mata yang sebentar lagi akan luruh di sana.
"Val, lo kenapa???" Ryujin yang mulai sadar dengan perubahan sikapnya, mendekat lalu memegangi kedua pundaknya lembut. Sementara Pak Jaehyun terlihat gusar sambil scroll grup yang memberi tahu keadaan dokter Doyoung sekarang.
"Mobilnya astagfirullah—sampe ringsek gini...."
Mendengar hal itu Valerie semakin gak bisa merasakan kakinya lagi. Dia sangat lemas membayangkan gimana keadaan dokter Doyoung sekarang. Tanpa sadar dia natap Pak Jaehyun lemas. Dia penasaran, ke mana dokter Doyoung dilarikan untuk segera dapat pengobatan.
"Ryujin, Valerie, kalian pulang duluan aja. Ini uangnya—" Pak Jaehyun mengeluarkan uang dua ratus tibu dari dompet hitamnya.
"Nanti kabarin bapak kalau kalian udah sampai di rumah masing-masing."
Ryujin mengagguk habis itu dia ngegandeng Valerie buat duduk dulu di kursi panjang berwarna biru muda yang udah mulai pudar. Di seberang kantor walikota dan taman media kota Bandung.
Ryujin natap temannya khawatir. Jujur dia juga sempet kaget pas denger dokter Doyoung kecelakaan—tapi dia gak sampai kayak Valerie yang sekarang pucat banget, bahkan pandangannya pun kosong.
Ryujin semakin yakin, ada sesuatu di antara Valerie sama dokter Doyoung. Tapi sekarang bukan saatnya dia berspekulasi. Dia pengin nenangin Valerie. Ngeyakinin Valerie kalau dokter Doyoung bakalan selamat dan bisa kembali seperti sedia kala.
"Val, mendingan lo berdoa deh, dari pada bengong gitu."
Valerie gak menggubris ucapannya. Perempuan itu cuma natap kosong ke arah jalan di hadapannya.
Tanpa Ryujin tau, sedari tadi Valerie udah berdoa di dalam hati. Tapi dia gak menyangkal kalau sekarang di pikirannya berkecamuk rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Doctor
Fiksi Penggemar[SELESAI] "Kehilangan kakak adalah luka yang bisa sembuh setelah menempuh waktu yang lama." ©jaemicchan, 2020 | Hello Doctor