Aroma harum parfum Kise masih melekat di pakaian (Name), karena pemuda itu memeluk tubuhnya dengan erat saat akan berpamitan pulang ke Kanagawa. Sejak Jumat sore kemarin, Kise berada di Tokyo karena pekerjaan.
Setelah satu jam menghabiskan waktu bersama Kise, (Name) langsung ke penginapan dan check out. Gadis itu merasa sangat rugi, dirinya harus merogoh kocek banyak karena sewa kamar sudah terhitung tiga jam. Padahal dirinya cuma menumpang mandi sepuluh menit, setelah itu ditinggal keluyuran.
(Name) menuju ke apartemen Kagami dengan wajah lesu bak ayam mati, karena moodboosternya—Kise Ryouta sudah pulang. Dan kilas balik momen menyeramkan bersama Hanamiya mulai mengacaukan pikirannya lagi.
(Name) benar-benar tak habis pikir, mengapa dari berjuta jiwa manusia di Tokyo, dirinya justru terjebak dalam jaring Hanamiya Makoto? (Name) sejujurnya sudah mengambil ancang-ancang kabur, ucapan si bocah tadilah yang membuatnya terjebak. Tapi (Name) tak menyalahkan bocah itu. Toh, dirinya sendiri yang nekat ingin menghajar Hanamiya.
Walaupun bengis, Akashi versi Bokushi masihlah ada sisi baiknya. Buktinya, pemuda itu pernah menolong (Name). Sedangkan Hanamiya ini adalah antagonis paling mengerikan. (Name) juga sangat yakin, urusan dengan pemuda beralis tebal itu belum tuntas dan akan berkepanjangan.
Karena adik sepupunya adalah rivalnya nanti.
Ribuan pikiran negatif mulai berkecamuk mengusik. (Name) membayangkan kalau Hanamiya akan terus mengincarnya. Juga tak segan akan mencelakai kakinya karena menjadi pesaing terberat sang adik.
Mendadak (Name) jadi ngilu, berharap jangan sampai khayalannya itu jadi kenyataan. Sebab, kedua kakinya ini akan menanggung beban, jutaan warga Kyoto telah menaruh harapan padanya untuk menang.
Sembari berjalan dengan langkah gontai, (Name) membatin, "Rasanya, aku tidak jadi ikut."
"Ck. Bodoh! Pikiran macam apa itu? Aku tidak sepengecut itu."
(Name) selesai dengan pergulatan batinnya, gadis itu mencoba tersenyum tegar.
"Aku harus menang! Aku akan jadi pelari sprint terbaik di Jepang!" serunya.Wusshhh.
Terlihat seorang gadis bertopi putih, rambut hitam pendek dan berkaos hitam lari melesat dengan cepat. (Name) mengerjapkan matanya berkali-kali. Kecepatan itu ... mirip dengannya.
"Astaga! Cepat sekali larinya!"
"Jangan-jangan?!"
Bruak!
Gadis yang tengah lari itu ambruk mencium aspal.
"Eh?"
Dengan buru-buru, (Name) berlari menghampiri gadis itu.
Entah berujung baik atau buruk, (Name) tetap mengikuti instingnya.(Name) mengangkat tubuh gadis itu dan membantunya duduk. Sekarang wajah gadis itu terlihat. Alisnya normal dan tidak ada tanda-tanda mirip dengan Hanamiya Makoto—kecuali kulit putih pucat bersih dan surai hitamnya itu.
(Name) khawatir. Napas gadis itu tersengal-sengal, wajahnya pucat dan memegangi rongga dada. Ini mirip dengan kondisi dirinya kalau berlari sprint dengan tenaga super maksimal lebih dari satu menit. Atau bisa diumpamakan masuk zone.
Tanpa bertanya lagi, (Name) membuka ransel. Mencari botol air dua liter yang mungkin masih tersisa. Dan untungnya tersisa separuh.
"Minumlah. Maaf cuma tersisa dikit, habiskan saja," ujar (Name) seraya menyodorkan botol itu. Si gadis tersenyum lebar dan menerimanya. Menenggak minuman itu hingga tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewatch - Kuroko no Basket
Фанфик❝ Hidupku tak semulus track lari yang biasa kupijak.❞ 🏀🏀🏀 Akashi Seijuro hanyalah karakter dua dimensi yang tidak mungkin bisa diraih. (Name) tahu itu. Namun, bukankah kita tidak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta? Sebuah tragedi mem...