52. Perjodohannya

402 33 3
                                    

Serangkaian kegiatan di kamp pelatihan sudah usai. Para atlet Rakuzan pun pulang menaiki bus dengan angka undian yang berbeda lagi. Kali ini, (Name) kedapatan duduk dengan Katsuki Kintaro di barisan paling belakang. Mayuzumi duduk di depan bersama Haruto, rekan lamanya di klub basket divisi tiga. Sedangkan Akashi sudah pulang lebih awal sejak semalam.

"Ehm." Katsuki berdeham, memancing (Name) untuk mengobrol. Dari tadi gadis itu hanya memakan irisan mangga sambil bermain game.

Katsuki yang memata-matai pergerakan Akashi sore itu masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Akashi mencium (Name) di bawah naungan langit senja.

Oleh karena itulah, Katsuki ingin membahasnya.

"Apa?" sahut (Name) dengan tidak santai. Dia tahu. Apa pun yang keluar dari mulut Katsuki, pastilah tidak berfaedah.

Katsuki menyengir ala kuda. "Bagaimana rasanya, (Name)-san?"

"Manis, manis sekali." (Name) mengira Katsuki menyinggung mangga yang dimakannya. Padahal bukan itu konteksnya.

"Apa kau mau lagi?"

"Iyaaa."

"Oh ... jadi, (Name)-san mau kissu dengan Akashi--"

"Diam kau." (Name) menatap tajam Katsuki dengan alis yang hampir menyatu, seolah hewan buas yang siap menerkam mangsanya kapan saja. "Atau aku akan membunuhmu. Lagi pula, kau tau dari mana, Bakatsuki?'

"Aku lihat, bahkan sempat kufoto." Katsuki mengaku dengan wajah tanpa dosa.

"HAAAHH???" (Name) terpekik kaget, hingga semua orang yang ada di bus menoleh padanya dengan tatapan sinis. (Name) pun merasa bersalah dan kontan meminta maaf. "G-gomen Minna-san. Hontou ni gomennasai."

(Name) berdecak kesal, Katsuki malah cekikikan tanpa rasa bersalah.

"Bodoh! Sini ponselmu! Kau terlaluan." Kali ini (Name) bicara dengan nada yang sangat pelan.

"Tidak."

(Name) menggelitiki perut Katsuki sampai cowok itu merasa tak berdaya. Katsuki menyerahkan ponselnya dan langsung disambar oleh (Name).

Kendati begitu, Katsuki tidak sebodoh ini. Dia sudah menyalin foto itu di tempat lain.

"Dasar, menyebalkan. Aku tak mau bicara denganmu lagi." (Name) mengembalikan ponsel itu dan cemberut sepanjang jalan. Suasana hatinya sudah buruk karena jaga jarak dengan Mayuzumi. Katsuki malah menambah-nambabi.

Adegan yang disinggung Katsuki itu kembali terlintas di kepala (Name).

"Sekarang, kau bisa simpulkan sendiri jawabannya."

Setelah mengucap itu, Akashi pun pergi, menyisakan (Name) yang masih melongo tak percaya.

Gadis itu menyimpulkan: Akashi melakukan ini karena menyukainya. Akan tetapi, apa itu valid? Mengapa bisa begini? Mengapa laki-laki yang selalu menolaknya mentah-mentah itu menyukainya? Apa yang sebenarnya terjadi?

(Name) mengembuskan napas panjang, lalu tertidur pulas.

Sementara di bangku Mayuzumi, pemuda itu hanya diam tanpa melakukan apa pun. Matanya terpejam, tapi sebenarnya ia tak tertidur.

Sama seperti (Name), hatinya tengah porak-poranda. Keputusan untuk menjaga jarak dengan (Name) sudah sangat menyakitkan. Sore harinya, ia malah menyaksikan apa yang dilakukan Akashi pada (Name) di pantai itu.

Sakit yang itu belumlah mereda, ada lagi tancapan tombak yang lain.

Pagi tadi ayahnya menelpon perihal pertemuan dengan keluarga Akashi. Mayuzumi berkilah tidak bisa hadir lantaran ada les untuk tes masuk kampus. Alasan sebenarnya sudah jelas karena ia sangat enggan pergi.

Rewatch - Kuroko no BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang