HAPPY 30K READERS💙💙💙
✨⭐✨
"Aku sudah jauh-jauh datang dari Kyoto, tapi aku malah melewatkan pertandingannya! Dasar Ahomine itu." Di dalam taksi, (Name) terus-terusan merutuki Aomine yang selalu mengulur-ulur waktu.
Aomine tadi beralasan ingin BAB dulu baru bisa datang ke pertandingan. (Name) yang enggan melewatkan pertandingan pun mengajak Kise untuk pergi duluan saja. Gadis itu kelewat jengkel.
"Tenanglah (Name)-cchi. Kurasa kuarter pertamanya belum selesai." Kise mencoba menenangkan (Name).
(Name) mengembuskan napas panjang lalu menolehkan kepalanya ke arah jendela.
Tiga menit kemudian, taksi terhenti di depan stadion. (Name) dan Kise lekas keluar lalu membayar ongkos.
Mengandalkan langkah cepatnya, (Name) berjalan mendahului Kise. Kise tak mau kalah, ia meniru (Name) sampai dapat menyamai langkahnya.
Karena tidak dapat tempat duduk, Kise dan (Name) mau tidak mau harus berdiri di tribune paling atas.
"Seirin tertinggal?" (Name) terkejut saat melihat papan skor. Lain halnya dengan Kise yang biasa saja.
Kedua muda-mudi itu menoleh ke depan. Mereka saling menatap saat melihat pemuda berambut hijau yang fokus menonton. Sosok dengan tangan berbalut plester dan kotak yang entah isinya apa itu terlihat sangat familier.
"Shintaro-kun?"
"Midorima-cchi?"
Yang disapa terlonjak kaget, sampai-sampai sebuah mainan emoticon—isi dalam kotak itu melompat keluar.
"Orang Kyoto? Kise? Kenapa kalian tahu kalau ini aku?" Midorima kira ia tak akan dikenali siapa-siapa karena menyamar dengan kacamata hitam. Padahal ia sudah pernah kepergok Takao sewaktu menonton Sprinter Cup dengan penyamaran yang sama.
(Name) menjawab Midorima, "Umm, gimana, ya? Satu-satunya cowok tinggi berambut hijau, pakai plester di tangan dan sering membawa barang aneh suruhan Aho-asa sudah pasti Midorima Shintaro."
"Oha-asa nanodayo!" ralat Midorima, (Name) tertawa kecil.
"Dan lepaslah kacamata hitammu itu. Kau terlihat memalukan," kritik Kise.
Tak mau tampil memalukan di depan (Name), Midorima segera melepas kacamata hitamnya dan berganti ke yang biasa. Kemudian, ia menatap (Name) dengan serius.
"Oi, orang Kyoto. Kenapa kau selalu datang jauh-jauh ke sini cuma untuk menonton inter-high nodayo? Pasti kau tidak sekolah, 'kan? Apa kau tidak takut kalau tinggal kelas? Sebenarnya aku tidak peduli, tapi akan sangat memalukan kalau pelari tenar sepertimu tidak naik kelas nanodayo." Midorima aslinya sangat khawatir. Namun, Midorima tetaplah Midorima.
(Name) membalasnya dengan santai saja, "Aku tetap sekolah, kok. Sekolahnya secara online. Guruku mengirimi materi dan tugasnya lewat email. Selama aku pergi atas dasar kepentingan sekolah, itu tidak masalah."
Midorima ber-oh ria. Ia juga mengerti kalau 'kepentingan' sekolah yang (Name) maksud sebenarnya adalah 'menjadi mata-mata sekolah'.
"Dari pada itu, kenapa kau berbohong pada timmu? Kau bilang tidak akan datang." Kise menyindir Midorima.
"Jangan bilang begitu. Aku cuma kebetulan lewat sini." Midorima berkilah lagi.
"Masa, sih? Rumahmu, 'kan, jauh dari sini." Kise tak percaya.
"Tsunderima, tsunderima. Dasar tsundere akut," timpal (Name) seraya tertawa geli. Di matanya, orang seperti Midorima sangat menyenangkan untuk jadi bahan penistaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewatch - Kuroko no Basket
Фанфик❝ Hidupku tak semulus track lari yang biasa kupijak.❞ 🏀🏀🏀 Akashi Seijuro hanyalah karakter dua dimensi yang tidak mungkin bisa diraih. (Name) tahu itu. Namun, bukankah kita tidak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta? Sebuah tragedi mem...